Artikel/Kehamilan/Preeklamsia Penyebab Gejala Dan Pengobatannya

Preeklamsia: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Diterbitkan pada 15 Mei 2025
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan peningkatan tekanan darah disertai adanya protein dalam urine. Gejalanya berupa sakit kepala berat hingga nyeri ulu hati.
preeklamsia-penyebab-gejala-dan-pengobatannya

Ditulis oleh: Redaksi Hallobumil

Preeklamsia adalah salah satu komplikasi kehamilan yang bisa muncul secara tiba-tiba dan berdampak besar pada kesehatan Mama dan janin. Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele, karena jika tidak terdeteksi dan ditangani dengan baik, dapat menimbulkan risiko serius, bahkan setelah persalinan.

Artikel ini akan membantu Mama memahami apa itu preeklamsia, apa saja penyebab dan gejalanya, serta bagaimana cara mencegah dan mengobatinya.

Apa Itu Preeklamsia?

Mama mungkin bertanya-tanya, preeklamsia itu apa? Preeklamsia ialah kondisi medis yang muncul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine.

Pada beberapa kasus, preeklamsia juga bisa disertai gangguan pada organ lain seperti hati dan ginjal. Jika tidak segera ditangani, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklampsia, yaitu kondisi yang ditandai dengan kejang dan berpotensi membahayakan nyawa Mama dan janin.

Penyebab Preeklamsia

Penyebab pasti preeklamsia belum diketahui secara pasti, namun para peneliti percaya bahwa kondisi ini berawal dari masalah pada perkembangan plasenta. Plasenta yang tidak berkembang dengan baik dapat menyebabkan gangguan aliran darah, yang kemudian memicu kerusakan pada pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.

Faktor risiko Preeklamsia

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Mama mengalami preeklamsia antara lain:

  • Usia kehamilan di atas 35 tahun.
  • Riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.
  • Kehamilan pertama.
  • Kehamilan kembar atau lebih.
  • Riwayat penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit ginjal.
  • Obesitas.
  • Riwayat keluarga dengan preeklamsia.

Memahami faktor risiko ini penting agar Mama bisa lebih waspada sejak awal kehamilan.

Gejala Preeklamsia

Preeklamsia kadang tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Namun, beberapa ciri ciri preeklamsia yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg).
  • Adanya protein dalam urine.
  • Sakit kepala yang terus-menerus.
  • Gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau sensitif terhadap cahaya.
  • Nyeri di bagian atas perut (biasanya di bawah tulang rusuk sebelah kanan).
  • Pembengkakan yang tiba-tiba di wajah, tangan, atau kaki.
  • Penurunan frekuensi buang air kecil.
  • Jika Mama mengalami satu atau lebih dari gejala ini, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Dampak Preeklamsia bagi Mama dan Janin

Kondisi preeklamsia berat maupun ringan tentu akan berpengaruh pada tubuh ibu hamil dan janin. Beberapa risikonya ialah:

Risiko bagi ibu hamil

Preeklamsia dapat menimbulkan komplikasi serius bagi kesehatan Mama, seperti:

  • Kerusakan organ penting seperti ginjal dan hati.
  • Kejang (eklampsia).
  • Stroke akibat tekanan darah yang sangat tinggi.
  • HELLP syndrome (hemolisis, peningkatan enzim hati, dan penurunan jumlah trombosit).

Risiko bagi janin

Preeklamsia pada ibu hamil juga bisa berdampak negatif pada janin, di antaranya:

  • Pertumbuhan janin yang terhambat karena aliran darah ke plasenta tidak optimal.
  • Kelahiran prematur karena kondisi preeklamsia mengharuskan persalinan lebih cepat demi keselamatan Mama dan bayi.
  • Risiko kematian janin dalam kandungan jika tidak ditangani dengan baik.

Diagnosis Preeklamsia

Diagnosis preeklamsia biasanya dilakukan melalui pemeriksaan rutin selama kehamilan. Dokter akan mengukur tekanan darah dan memeriksa kadar protein dalam urine. Jika dicurigai ada preeklamsia, dokter bisa melakukan tes lanjutan seperti pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi hati dan ginjal, serta jumlah trombosit. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) juga bisa dilakukan untuk memantau pertumbuhan janin.

Pengobatan Preeklamsia

Penanganan preeklamsia tergantung pada tingkat keparahan dan usia kehamilan. Berikut beberapa langkah pengobatan yang umum dilakukan:

Perubahan gaya hidup

Untuk kasus preeklamsia ringan, dokter bisa menyarankan Mama untuk:

Tindakan medis

Jika tekanan darah terus meningkat atau kondisi janin memburuk, Mama mungkin perlu dirawat di rumah sakit agar bisa dipantau lebih intensif.

Operasi

Jika kondisi sudah membahayakan Mama atau janin, persalinan mungkin harus segera dilakukan meski usia kehamilan belum cukup bulan. Operasi caesar seringkali menjadi pilihan untuk menyelamatkan keduanya.

Penggunaan obat

Obat-obatan seperti antihipertensi akan diberikan untuk mengontrol tekanan darah. Selain itu, magnesium sulfat bisa diberikan untuk mencegah terjadinya kejang.

Pencegahan Preeklamsia

Supaya Mama dan janin tidak terkena penyakit ini, ada beberapa cara mencegah preeklamsia yang bisa Mama lakukan, antara lain:

  • Mengonsumsi aspirin dosis rendah sesuai anjuran dokter, terutama bila memiliki risiko tinggi preeklamsia.
  • Suplemen kalsium bagi Mama yang asupan kalsiumnya rendah.
  • Menjaga pola makan sehat dan seimbang, termasuk memperbanyak sayur dan buah.
  • Rutin berolahraga sesuai dengan kondisi kehamilan.
  • Menjalani pemeriksaan kehamilan secara teratur.

Komplikasi Preeklamsia

Jika tidak ditangani dengan baik, preeklamsia bisa berkembang menjadi komplikasi serius, seperti:

  • Eklampsia (kejang saat hamil)
  • Sindrom HELLP
  • Gagal ginjal akut
  • Edema paru
  • Solusio plasenta (lepasnya plasenta sebelum waktunya)
  • Gangguan pembekuan darah (DIC)

Artikel lainnya: Panduan Lengkap Trimester 3 Kehamilan

Obat Terkait Preeklamsia

Beberapa obat yang umum digunakan dalam pengobatan preeklamsia antara lain:

  • Antihipertensi: seperti metildopa, nifedipin, dan labetalol.
  • Magnesium sulfat: untuk mencegah atau mengobati kejang.
  • Aspirin dosis rendah: untuk pencegahan pada kehamilan berisiko tinggi.
  • Suplemen kalsium: untuk mendukung kesehatan Mama dan janin.

Semua obat harus digunakan sesuai anjuran dokter untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Kapan Harus ke Dokter?

Mama sebaiknya segera ke dokter jika mengalami:

  • Tekanan darah tinggi yang tidak membaik.
  • Sakit kepala berat yang tak kunjung hilang.
  • Gangguan penglihatan.
  • Nyeri hebat di perut bagian atas.
  • Penurunan gerakan janin.
  • Pembengkakan yang tidak biasa.

Lebih baik Mama memeriksakan diri lebih awal daripada menunggu gejala memburuk. Pemeriksaan rutin juga sangat penting, bahkan setelah persalinan, karena preeklamsia dapat tetap terjadi di masa nifas.

Preeklamsia adalah kondisi serius, namun bisa ditangani dengan baik jika dikenali sejak dini. Dengan memahami gejalanya, menjaga gaya hidup sehat, serta rutin berkonsultasi dengan tenaga medis, Mama bisa mengurangi risiko komplikasi dan menjaga kesehatan diri serta si kecil dalam kandungan!

Ingin tahu lebih banyak seputar preeklamsia dan topik penting lainnya selama kehamilan? Yuk, bergabung dengan komunitas Mama di aplikasi kehamilan Hallobumil. Di sana, Mama bisa mendapatkan edukasi terpercaya, berbagai tips kehamilan, dan dukungan dari sesama ibu hamil yang sedang menjalani perjalanan serupa.

Mama juga bisa mengikuti berbagai event seru dari Hallobumil, mulai dari kelas persiapan persalinan hingga seminar kesehatan bayi. Daftar sekarang dan temui para ahli serta Mama lainnya! Download aplikasinya di Google Play dan App Store sekarang

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
0
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Nikmati Perjalanan Kehamilan Bersama Bumil Lainnya

Gabung dan temui teman, tips, dan cerita inspiratif di komunitas Hallobumil untuk lewati masa hamil dengan penuh dukungan
image