Artikel/Kehamilan/Penyebab Gerakan Janin Berkurang Yang Perlu Diperhatikan

Penyebab Gerakan Janin Berkurang yang Perlu Diperhatikan

dr. Fiona Amelia | Diterbitkan pada 07 Juli 2025
Ditinjau oleh dr. Fiona Amelia
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan berbagai faktor, dari posisi tidur Mama hingga kondisi medis. Ketahui penyebabnya dan kapan harus segera periksa ke dokter demi keselamatan janin.
penyebab-gerakan-janin-berkurang-yang-perlu-diperhatikan

Selama kehamilan, merasakan tendangan atau gerakan dari si Kecil di dalam perut bisa menjadi pengalaman yang membuat hati hangat. Namun, jika gerakan janin tidak terasa atau tiba-tiba berkurang, tentu bisa membuat Mama khawatir.

Penting untuk memahami bahwa ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab gerakan janin berkurang, mulai dari yang normal hingga tanda adanya gangguan. Agar Mama bisa lebih tenang dan tahu apa yang harus dilakukan, yuk kenali penyebab-penyebabnya berikut ini beserta kapan harus khawatir jika janin tidak bergerak.

Mengapa Gerakan Janin Penting?

Gerakan janin bukan sekadar gerakan biasa. Keberadaan dan frekuensinya penting untuk dikenali. Ibu hamil yang sudah mengenali pola gerakan janinnya akan waspada ketika gerakan dirasa berkurang.

Umumnya gerakan Si Kecil dirasakan dalam bentuk tendangan, pukulan, getaran, desiran, atau sesuatu yang berguling di dalam perut. Sebagian besar ibu hamil mulai merasakannya pada usia kehamilan 18-20 minggu.

Namun, bila ini merupakan kehamilan yang pertama, gerakan Si Kecil bisa jadi baru dirasakan pada akhir minggu ke-20, atau bahkan baru terasa pada usia kehamilan 22 minggu. Sebaliknya, bila ini kehamilan yang kedua dan seterusnya, gerakan Si Kecil sudah dapat dirasakan sejak usia kehamilan 16 minggu.

Jumlah dan pola gerakan janin ini bisa menjadi indikator penting. Oleh karena itu, Mama disarankan untuk rutin memantau frekuensi gerakan janin normal, terutama memasuki trimester ketiga. Biasanya, janin akan bergerak sekitar 10 kali dalam 2 jam saat sedang aktif. Perubahan pada pola ini bisa menjadi sinyal yang tidak boleh diabaikan.

Penyebab Gerakan Janin Berkurang

Berkurangnya gerakan Si Kecil tidak selalu berarti kondisi Si Kecil tidak sehat. Pada beberapa kondisi berikut, wajar apabila gerakan Si Kecil dirasa berkurang.

1. Usia kehamilan yang masih muda

Pada trimester pertama atau awal trimester kedua, gerakan janin belum terasa secara konsisten. Ini wajar karena janin masih kecil dan gerakannya belum cukup kuat untuk dirasakan. Biasanya, gerakan akan terasa lebih jelas setelah 20 minggu, dan semakin sering saat memasuki minggu ke-28 ke atas.

2. Janin sedang tidur

Janin memiliki waktu tidur selama 20-40 menit, dan tidak lebih dari 90 menit. Pada periode ini, janin tidak akan bergerak. Saat tidur, janin akan lebih tenang dan minim gerakan. Kalau Mama tidak merasakan gerakan dalam satu waktu, bisa jadi ia sedang tidur.

3. Mama kurang sensitif terhadap gerakan Si Kecil

Gerakan Si Kecil kurang terasa pada kondisi-kondisi berikut: Mama tergolong obesitas, jumlah air ketuban berkurang atau bertambah, posisi Mama duduk atau berdiri, punggung Si Kecil berada di sisi depan perut, dan ari-ari berada di sisi depan rahim.

4. Mama sedang aktif atau sibuk

Saat Mama sibuk atau banyak bergerak, sering kali gerakan janin terabaikan karena perhatian Mama terbagi atau karena gerakan tubuh Mama sendiri membuat gerakan si Kecil tidak terasa. Cobalah berbaring miring ke kiri dan fokus beberapa saat untuk benar-benar merasakan gerakan janin.

5. Stres pada ibu hamil

Hormon yang keluar pada saat stres dapat menyebabkan Si Kecil kurang bergerak. Kondisi dehidrasi dan kurangnya asupan zat gizi juga mengurangi jumlah gerakan janin. Stres yang berlebihan atau kondisi medis seperti anemia berat, hipertensi, atau diabetes yang tidak terkontrol bisa memengaruhi sirkulasi darah ke janin.

Hal ini bisa membuat detak jantung janin dan gerakannya jadi lebih lambat. Pastikan Mama mengelola stres dan rutin periksa kehamilan untuk memantau kondisi secara menyeluruh.

6. Kurangnya asupan nutrisi atau energi

Jika Mama tidak cukup makan atau kadar gula darah sedang rendah, gerakan janin melemah bisa terjadi karena janin juga kekurangan energi. Cobalah konsumsi camilan sehat atau minuman manis alami seperti jus buah dan tunggu reaksi gerakannya.

7. Posisi plasenta di depan (Plasenta anterior)

Jika Mama memiliki plasenta anterior, yaitu posisi plasenta menempel di dinding depan rahim, Mama mungkin lebih sulit merasakan gerakan janin karena gerakan si Kecil tertahan oleh plasenta. Meskipun demikian, ini bukan kondisi berbahaya dan gerakan tetap bisa dirasakan seiring waktu.

8. Masalah Pertumbuhan Janin (IUGR)

Intrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah kondisi di mana janin tidak berkembang sesuai usia kehamilan. Salah satu gejalanya adalah tanda janin lemah, termasuk berkurangnya gerakan. Dokter biasanya akan melakukan pemantauan lebih lanjut melalui USG dan pemeriksaan aliran darah pada tali pusat.

9. Selaput ketuban pecah sebelum waktu melahirkan

Cairan ketuban menjaga kondisi Si Kecil tetap hangat, aman, dan terlindungi. Bila selaput ketuban bocor atau pecah sebelum waktunya, Si Kecil akan mengalami ‘stres’, gangguan nutrisi, dan rentan infeksi. Semua ini dapat mengurangi bahkan menghentikan gerakan Si Kecil.

Kondisi ini bisa dideteksi melalui USG saat janin kurang bergerak. Jika dicurigai adanya masalah ini, dokter biasanya akan memantau secara lebih intensif.

10. Ari-ari terlepas

Ari-ari atau plasenta merupakan organ yang memberi makan Si Kecil. Ari-ari yang normal akan terus menempel pada dinding rahim hingga waktunya melahirkan. Bila kemudian terlepas dari dinding rahim, aliran oksigen dan darah ke Si Kecil akan terganggu serta dapat menimbulkan kematian bila tak segera ditangani.

11. Si Kecil kekurangan oksigen atau hipoksia

Darah dan oksigen dialirkan ke Si Kecil melalui tali pusat. Bila tali pusat tertekuk atau terpelintir, aliran keduanya akan terhenti. Akibatnya, Si Kecil mengalami kondisi kekurangan oksigen yang disebut dengan hipoksia. Selanjutnya, gerakan Si Kecil akan berkurang atau bahkan terhenti.

Sesuai konsensus, jumlah gerakan Si Kecil dianggap normal apabila terdapat sepuluh gerakan atau lebih dalam waktu dua jam. Dengan catatan, Mama berbaring miring dan fokus dengan gerakan tersebut. Bila gerakan Si Kecil kurang dari jumlah minimum tersebut, segera konsultasikan dengan Dokter.

Meski tak selalu membahayakan, gerakan Si Kecil yang berkurang lebih baik dievaluasi sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

12. Komplikasi kehamilan yang serius

Dalam beberapa kasus, berkurangnya gerakan bisa menjadi tanda komplikasi serius, seperti infeksi dalam kandungan, gangguan plasenta, hingga janin yang tidak berkembang. Jika Mama merasa janin tidak bergerak dalam waktu lama, atau ada gejala lain seperti pendarahan atau nyeri perut, segera lakukan pemeriksaan.

Kapan Mama Harus Waspada?

Berikut tanda-tanda kapan harus khawatir jika janin tidak bergerak:

  • Tidak ada gerakan sama sekali dalam 2 jam setelah stimulasi atau istirahat.
  • Penurunan gerakan secara drastis dibanding hari-hari sebelumnya.
  • Kick count janin kurang dari 10 dalam 2 jam.
  • Mama merasa ada sesuatu yang “tidak biasa” atau berbeda dari pola sebelumnya

Jika Mama merasakan hal-hal di atas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter atau bidan. Dokter biasanya akan melakukan pemantauan melalui USG dan pemeriksaan detak jantung janin, serta mengecek kesehatan kehamilan secara menyeluruh.

Mengetahui penyebab gerakan janin berkurang bisa membantu Mama mengambil langkah yang tepat dan tidak panik berlebihan. Tidak semua penurunan gerakan berarti bahaya, tapi tetap penting untuk mendengarkan intuisi Mama dan tidak menunda pemeriksaan jika merasa ada yang tidak beres.

Gerakan janin adalah cara janin “berkomunikasi” bahwa ia sehat dan aktif. Yuk, jadikan momen monitoring gerakan janin sebagai bagian dari ikatan Mama dan si Kecil.

Kalau Mama merasa gerakan janin berkurang, jangan panik dulu ya. Download aplikasi HalloBumil untuk info lengkap, ikuti webinar bermanfaat mengenai kehamilan lewat halaman event, gabung komunitas WhatsApp sesuai usia kehamilan atau si Kecil, dan pakai health tools seperti kalender masa subur dan kalkulator HPL. Semua tersedia dalam satu aplikasi untuk bantu Mama jadi lebih siap dan tenang.

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
3
2
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
TA

usia janin 30 minggu tiba tiba pergerakannya berkurang

  • 1
Admin MIMA

Hai Mama, gerakan janin yang berkurang ini normal karena di usia kehamilan saat ini ukuran janin semakin besar sedangkan ukuran rahim yang kecil mengakibatkan janin tidak leluasa bergerak. Mama bisa ajak ngobrol Si Kecil atau minum susu ya :) ^sm

  • 0

Nikmati Perjalanan Kehamilan Bersama Bumil Lainnya

Gabung dan temui teman, tips, dan cerita inspiratif di komunitas Hallobumil untuk lewati masa hamil dengan penuh dukungan
image