Seluk-Beluk Seputar Kelahiran Prematur
:strip_icc():format(webp)/hb-article/DKf5c9bJlSZh4zz3v4KkD/original/631week-313-seluk-beluk-seputar-kelahiran-prematur.jpg)
dr. Indria Sari
Kelahiran prematur terjadi ketika bayi lahir di bawah 37 minggu. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, setiap tahun terdapat 15 juta bayi yang lahir prematur di seluruh dunia.
Laporan tersebut juga mencatat Indonesia menempati urutan kelima dalam jumlah kelahiran bayi prematur terbanyak, yaitu sebesar 675 ribu kelahiran prematur setiap tahun.
Selama kehamilan, Si Kecil mengalami perkembangan organ secara bertahap yang akan selesai ketika usia kehamilan mencapai aterm (di atas 37 minggu). Apabila Si Kecil lahir sebelum waktu tersebut, maka perkembangan organnya belum sempurna sehingga rentan terjadi berbagai masalah kesehatan hingga kematian.
Selain itu, banyak penyintas kelahiran prematur yang juga mengalami gangguan belajar, penglihatan, dan pendengaran. Tingginya angka kelahiran prematur di Indonesia merupakan ‘beban’ yang harus ditanggung bersama oleh masyarakat dan pemerintah, baik secara emosional maupun finansial.
Gejala
Tanda atau gejala berikut dapat terjadi pada Si Kecil yang dilahirkan secara prematur:
- Berukuran lebih kecil, dengan ukuran kepala yang besar, tampak kurang proporsional dengan ukuran tubuh yang lebih kecil
- Terlihat ‘ceking’ karena kurangnya cadangan lemak
- Seluruh tubuh ditutupi oleh rambut halus (lanugo)
- Suhu tubuh lebih rendah, karena kurangnya lemak tubuh
- Kesulitan bernapas (sesak napas)
- Refleks mengisap dan menelan yang belum sempurna sehingga menyebabkan kesulitan pemberian minum
Penyebab Kelahiran Prematur
Penyebab kelahiran prematur sering kali tidak diketahui pasti. Namun, beberapa hal di bawah dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur:
- Riwayat melahirkan prematur
- Kehamilan kembar
- Jarak antar kehamilan kurang dari 6 bulan
- Kehamilan bayi tabung
- Adanya masalah pada rahim, leher rahim, atau plasenta
- Merokok
- Infeksi, terutama infeksi cairan ketuban dan saluran kemih
- Masalah kesehatan kronis, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi
- Indeks massa tubuh (IMT) terlalu rendah atau overweight selama hamil
- Stres
- Riwayat keguguran atau aborsi berulang
- Trauma fisik
Meski demikian, banyak juga terjadi kelahiran prematur tanpa adanya faktor risiko apa pun.
Penanganan Kelahiran Prematur
Kelahiran prematur sering kali terjadi tiba-tiba tanpa gejala apa pun sebelumnya, sehingga dapat sulit diprediksi. Namun, beberapa poin berikut dapat Mama pelajari agar lebih siap jika sewaktu-waktu mengalami kelahiran prematur:
1. Kenali Tanda Akan Melahirkan
Umumnya, tanda melahirkan prematur sama dengan kelahiran normal seperti kontraksi yang makin sering dan teratur, keluar lendir darah dari jalan lahir, nyeri yang menjalar hingga ke punggung, merasa mulas, dll.
Apabila Mama merasakan tanda-tanda ini pada usia kehamilan berapapun, maka Mama harus segera mencari pertolongan medis.
2. Kenali Faktor Risiko Kelahiran Prematur
Meskipun penyebab kelahiran prematur belum dapat dipastikan, tidak ada salahnya Mama mempelajari faktor risikonya (seperti yang sudah disebutkan sebelumnya). Dengan begitu, Mama dapat lebih berhati-hati atau menghindari faktor risiko tersebut sebisa mungkin.
3. Cegah Kelahiran Prematur
Berikut hal-hal yang dapat Mama lakukan untuk mencegah kelahiran prematur:
- Tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang
- Segera memeriksakan diri ke dokter begitu Mama mengetahui bahwa Mama sedang hamil, dan lakukan kontrol kehamilan secara teratur
- Memberitahu dokter apabila Mama merasa memiliki faktor risiko kelahiran prematur
Hai Mama, jangan lupa untuk tetap menjaga pola hidup sehat, serta sehat selalu untuk Mama dan Si Kecil. Tetap semangat ya Ma :) ^aw
- 0
Hai Mama, tetap semangat ya dan semoga segera terwujud untuk impiannya. Jangan lupa untuk tetap menjaga pola hidup sehat, serta sehat selalu untuk Mama dan Si Kecil :) ^aw
- 0
Hai Mama, untuk hal ini jika darah berasal dari proses pembuangan feses maka kondisi ini normal. Selain itu bisa disebabkan karena sembelit, wasir dan radang usus. Untuk mengatasinya yaitu konsumsi serat, konsumsi air putih dan rutin olahraga ya Ma :) ^aw
- 0
semoga semua bunda" dan calon dd bayi sehat" yaaa sa tampilkan selengkapnya
Hai Mama, jangan lupa untuk tetap menjaga pola hidup sehat, serta sehat selalu untuk Mama dan Si Kecil. Tetap semangat ya Ma :) ^aw