Kelahiran Prematur: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/DKf5c9bJlSZh4zz3v4KkD/original/631week-313-seluk-beluk-seputar-kelahiran-prematur.jpg)
Kelahiran bayi adalah momen yang dinanti-nantikan setiap Mama. Namun, terkadang proses persalinan bisa terjadi lebih cepat dari yang diharapkan. Kelahiran prematur, atau kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu, bisa membawa tantangan tersendiri bagi Mama dan si Kecil. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai apa itu kelahiran prematur, penyebabnya, hingga bagaimana cara merawat dan mencegahnya.
Artikel lainnya: Bayi Lahir 7 Bulan Lebih Matang dari 8 Bulan, Benarkah?
Apa Itu Kelahiran Prematur?
Kelahiran prematur adalah kondisi ketika bayi lahir sebelum kehamilan mencapai usia 37 minggu. Bayi yang lahir terlalu dini belum memiliki organ tubuh yang berkembang secara sempurna, sehingga memerlukan perhatian medis yang lebih intensif.
Berdasarkan usia kehamilan saat lahir, kelahiran prematur dibagi menjadi beberapa kategori:
- Sangat prematur: Lahir sebelum 28 minggu.
- Prematur sedang: Lahir antara 28 hingga kurang dari 32 minggu.
- Prematur akhir: Lahir antara 32 hingga sebelum 37 minggu.
Semakin dini bayi lahir, semakin tinggi risiko gangguan kesehatan yang mungkin dialaminya. Namun dengan perawatan yang tepat, banyak bayi prematur dapat tumbuh sehat dan berkembang dengan baik.
Penyebab Kelahiran Prematur
Penyebab pasti kelahiran prematur sering kali tidak diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan persalinan dini. Kelahiran prematur bisa terjadi secara spontan atau direncanakan karena kondisi medis tertentu pada Mama atau janin.
Beberapa faktor yang menyebabkan bayi lahir prematur antara lain:
- Infeksi pada tubuh Mama, termasuk infeksi saluran kemih atau infeksi pada rahim.
- Kehamilan ganda (kembar dua atau lebih).
- Masalah pada rahim atau leher rahim, seperti serviks yang pendek.
- Kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit jantung.
- Riwayat kelahiran prematur sebelumnya.
- Stres yang berat atau trauma fisik.
- Kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau konsumsi alkohol selama kehamilan.
Selain penyebab di atas, ada juga faktor risiko bayi prematur yang mungkin bisa terjadi, antara lain:
- Pernah melahirkan prematur sebelumnya.
- Jarak kehamilan yang terlalu dekat, misalnya kurang dari 6 bulan dari kehamilan sebelumnya.
- Usia Mama saat hamil, terutama di bawah 17 tahun atau di atas 35 tahun.
- Kurangnya perawatan prenatal, seperti tidak rutin kontrol kehamilan.
- Masalah nutrisi, termasuk kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan saat hamil.
- Paparan zat berbahaya, baik dari lingkungan kerja maupun gaya hidup.
Gejala Kelahiran Prematur
Gejala kelahiran prematur bisa mirip dengan persalinan normal, hanya saja terjadi lebih awal. Beberapa tanda-tanda persalinan prematur yang perlu Mama waspadai antara lain:
- Kontraksi yang teratur, lebih dari 4 kali dalam satu jam.
- Nyeri punggung bagian bawah yang terus-menerus.
- Tekanan di area panggul, seperti ada dorongan ke bawah.
- Kram perut seperti nyeri haid.
- Perubahan cairan vagina, bisa berupa peningkatan jumlah atau cairan yang encer dan berair.
- Pendarahan ringan dari vagina.
- Pecahnya ketuban sebelum waktunya.
Jika Mama merasakan salah satu atau beberapa tanda tersebut sebelum usia kehamilan 37 minggu, segera konsultasikan ke dokter atau bidan.
Artikel lainnya: Infeksi Kehamilan yang Perlu Mama Waspadai
Diagnosis Kelahiran Prematur
Untuk memastikan apakah Mama mengalami ancaman persalinan prematur, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:
- Pemantauan kontraksi menggunakan alat bernama tocodynamometer.
- Pemeriksaan serviks untuk melihat apakah ada perubahan pada panjang atau pembukaan leher rahim.
- Tes fibronectin janin, yaitu protein yang muncul saat tubuh mulai bersiap untuk melahirkan.
- USG untuk memantau pertumbuhan janin dan jumlah air ketuban.
Pengobatan dan Penanganan Kelahiran Prematur
Jika Mama terdiagnosis mengalami ancaman kelahiran prematur, ada beberapa cara mengatasi prematur kontraksi, seperti:
- Obat tokolitik, yang membantu mengurangi atau menghentikan kontraksi sementara.
- Suntikan kortikosteroid, yang mempercepat pematangan paru-paru bayi.
- Antibiotik, jika ada infeksi atau ketuban pecah dini.
- Magnesium sulfat, untuk melindungi otak bayi dari risiko gangguan neurologis.
- Rawat inap, agar Mama bisa dipantau secara ketat.
Perawatan Bayi Prematur
Bayi yang lahir prematur umumnya akan dirawat di ruang perawatan khusus seperti NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Beberapa bentuk perawatan yang biasanya diberikan antara lain:
- Inkubator untuk menjaga suhu tubuh bayi tetap stabil.
- Dukungan pernapasan, baik melalui alat bantu napas atau oksigen.
- Pemberian nutrisi khusus, melalui infus atau selang makan jika bayi belum bisa menyusu langsung.
- Pemantauan ketat, termasuk pemeriksaan darah, jantung, dan pernapasan secara berkala.
Artikel lainnya: Berat Badan Kurang Saat Hamil Sebabkan Anemia, Mitos atau Fakta?
Cara Mencegah Kelahiran Prematur
Sebenarnya, pencegahan kelahiran prematur bisa dilakukan, tapi tidak untuk semua kelahiran. Namun ada beberapa langkah yang bisa Mama lakukan untuk menurunkan risikonya:
- Rutin periksa kehamilan sesuai jadwal.
- Menjaga pola makan sehat, dengan gizi seimbang dan cukup cairan.
- Menghindari rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang.
- Mengelola stres dengan istirahat cukup dan dukungan emosional.
- Menghindari aktivitas berat yang bisa memicu kontraksi.
- Mengatur jarak kehamilan idealnya lebih dari 18 bulan dari kehamilan sebelumnya.
Komplikasi Kelahiran Prematur
Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai komplikasi kesehatan, baik jangka pendek maupun panjang, seperti:
- Gangguan pernapasan, karena paru-paru belum berkembang sempurna
- Masalah jantung, seperti PDA (patent ductus arteriosus)
- Pendarahan otak
- Masalah pengaturan suhu tubuh
- Infeksi, karena sistem imun yang belum optimal
- Gangguan penglihatan dan pendengaran
- Risiko jangka panjang, seperti keterlambatan perkembangan atau kesulitan belajar
Artikel lainnya: Kenali Tanda Dan Gejala Hipokalsemia Selama Kehamilan
Kapan Harus ke Dokter?
Mama disarankan segera mencari pertolongan medis jika mengalami:
- Kontraksi teratur sebelum usia kehamilan 37 minggu.
- Nyeri punggung bagian bawah yang tidak hilang.
- Tekanan di area bawah perut atau panggul.
- Cairan ketuban keluar atau terasa bocor.
- Perubahan pada gerakan bayi, terutama jika menjadi lebih jarang.
- Pendarahan atau bercak dari vagina.
Kelahiran prematur memang bisa menjadi pengalaman yang penuh tantangan, namun bukan berarti tidak bisa dihadapi dengan baik. Dengan informasi yang cukup, dukungan dari tenaga medis, serta kesiapan mental dan fisik, Mama bisa melalui masa ini dengan lebih tenang.
Yuk, gabung dengan komunitas Hallobumil dan unduh aplikasinya sekarang. Dapatkan informasi seputar kehamilan, tips menjaga kehamilan tetap sehat, serta dukungan dari para ibu lainnya yang mungkin juga pernah mengalami kehamilan berisiko atau kelahiran prematur. Karena Mama tidak sendiri dalam perjalanan ini!
Ingin tahu perkiraan tanggal lahir si Kecil? Gunakan health tools hitung perkiraan lahir Hallobumil untuk menghitungnya dengan mudah dan akurat! Yuk, Ikuti berbagai event seru dari Hallobumil, mulai dari kelas persiapan persalinan hingga seminar kesehatan bayi. Daftar sekarang dan temui para ahli serta Mama lainnya!
Hai Mama, jangan lupa untuk tetap menjaga pola hidup sehat, serta sehat selalu untuk Mama dan Si Kecil. Tetap semangat ya Ma :) ^aw
- 0
Hai Mama, tetap semangat ya dan semoga segera terwujud untuk impiannya. Jangan lupa untuk tetap menjaga pola hidup sehat, serta sehat selalu untuk Mama dan Si Kecil :) ^aw
- 0
Hai Mama, untuk hal ini jika darah berasal dari proses pembuangan feses maka kondisi ini normal. Selain itu bisa disebabkan karena sembelit, wasir dan radang usus. Untuk mengatasinya yaitu konsumsi serat, konsumsi air putih dan rutin olahraga ya Ma :) ^aw
- 0
semoga semua bunda" dan calon dd bayi sehat" yaaa sa tampilkan selengkapnya
Hai Mama, jangan lupa untuk tetap menjaga pola hidup sehat, serta sehat selalu untuk Mama dan Si Kecil. Tetap semangat ya Ma :) ^aw