Muntah Berlebihan Saat Hamil? Waspada Hiperemesis Gravidarum
:strip_icc():format(webp)/hb-article/z6E0EJgp8BG2Ad8L__v9v/original/ajtyl93339vhwq9zi6m42qaa68n7i1oi.png)
Mual muntah pada trimester pertama memang umum terjadi, tetapi bagaimana jika muntah terasa tak terkendali hingga tubuh lemas, berat badan turun, dan tidak bisa menahan makanan atau minuman sama sekali?
Kondisi ini disebut muntah berlebihan saat hamil alias hiperemesis gravidarum. Muntah berlebihan ini bukan sekadar keluhan ringan, melainkan kondisi medis yang perlu perhatian khusus. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, keadaan ini juga bisa membawa risiko pada kesehatan Mama maupun perkembangan janin.
Artikel Lainnya: Mual Muntah Saat Hamil Muda? Ini Penyebab dan Solusinya
Perbedaan Morning Sickness Biasa vs. Muntah Berlebihan (Hiperemesis Gravidarum)
Mual dan muntah ringan di awal kehamilan (morning sickness) adalah keluhan mual dan muntah ringan yang umum terjadi pada awal kehamilan, terutama trimester pertama. Kondisi ini biasanya hanya muncul di pagi hari, masih dapat ditoleransi, dan tidak sampai mengganggu aktivitas harian.
Sebagian besar Mama tetap mampu makan dan minum, meski dengan rasa tidak nyaman, dan gejala biasanya berangsur membaik menjelang minggu ke-12 hingga ke-20 kehamilan.
Sebaliknya, hiperemesis gravidarum adalah kondisi yang jauh lebih berat dari sekadar morning sickness. Pada keadaan ini, Mama mengalami mual muntah parah saat hamil yang berlangsung terus-menerus sepanjang hari, bukan hanya di pagi hari.
Muntah bisa terjadi berkali-kali sehingga asupan makanan dan cairan sulit dipertahankan. Akibatnya, ibu hamil berisiko mengalami dehidrasi saat hamil, penurunan berat badan lebih dari 5 persen berat sebelum hamil, gangguan elektrolit, hingga lemas berlebihan. Kondisi ini jelas memerlukan perhatian medis karena dapat memengaruhi kesehatan Mama sekaligus tumbuh kembang janin.
Dengan kata lain, perbedaan utamanya terletak pada frekuensi dan dampaknya. Morning sickness biasa relatif ringan dan membaik dengan sendirinya, sedangkan muntah berlebihan saat hamil atau hiperemesis gravidarum bisa menyebabkan komplikasi serius bila tidak segera ditangani.
Gejala dan Tanda-Tanda Hiperemesis Gravidarum
Berikut adalah gejala dan tanda-tanda khas dari kondisi muntah berlebihan saat hamil:
- Rasa mual saat hamil yang terus-menerus dan intens, tidak hanya di pagi hari.
- Muntah berkali-kali dalam sehari, sering kali lebih dari 3–4 kali sehari.
- Tidak mampu mempertahankan asupan makanan atau cairan.
- Penurunan berat badan lebih dari 5 persen dibanding berat sebelum hamil.
- Muncul gejala dehidrasi saat hamil, rasa haus berlebihan, mulut kering, keluarnya sedikit urine, dan warna urine pekat.
- Ketonuria atau ketonemia, yakni bukti tubuh membakar lemak karena kurang asupan.
- Pusing, lemas, pingsan ringan.
- Gangguan elektrolit, misalnya natrium, serta kalium dan keseimbangan asam-basa.
- Kadang disertai gangguan fungsi hati ringan, misalnya peningkatan enzim hati.
- Rasa tidak nyaman psikologis, stres, penurunan kualitas hidup.
Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa muntahnya sudah jauh melampaui sekadar mual pagi, dan jika dibiarkan bisa memicu komplikasi serius.
Artikel Lainnya: Anyang-anyangan Saat Hamil? Ini Penyebab dan Solusinya
Penyebab Hiperemesis Gravidarum
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum sepenuhnya dipahami, karena terdapat beberapa faktor yang berperan. Beberapa penyebab hiperemesis gravidarum adalah:
- Hormon human chorionic gonadotropin (hCG): Level hCG sangat meningkat di trimester awal, terutama pada kehamilan kembar atau mola, dan diyakini menjadi salah satu pemicu munculnya mual-muntah berlebihan.
- Estrogen & progesteron: Hormon estrogen dan progesteron yang tinggi dapat memengaruhi motilitas lambung dan menyebabkan rasa mual.
- Faktor genetik: Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan hiperemesis gravidarum memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini.
- Faktor kehamilan ganda atau molar: Produksi hormon yang cenderung lebih tinggi pada kehamilan ganda atau kehamilan mola, menyebabkan kondisi muntah berlebihan lebih sering muncul.
- Gangguan pencernaan atau sensitivitas aroma: Beberapa Mama menjadi sangat sensitif terhadap bau atau aroma tertentu, yang memicu mual lebih kuat.
- Infeksi Helicobacter pylori (sebagai faktor pemicu): Ada penelitian yang menyebut hubungan antara infeksi H. pylori dengan kondisi mual muntah parah, walau belum pasti sebagai penyebab utama.
- Faktor psikologis atau stres: Meskipun bukan penyebab tunggal, cemas berlebih saat hamil, stres dan kondisi psikologis dapat memperberat persepsi mual atau memperpanjang episode muntah.
Jadi, hiperemesis gravidarum adalah sebuah kondisi multifaktorial, di mana hormon, genetika, sensitivitas tubuh, dan kemungkinan faktor medis lain saling berinteraksi.
Risiko dan Komplikasi pada Ibu dan Janin
Muntah berlebihan saat hamil bukan hanya soal rasa tidak nyaman, tetapi juga bisa menimbulkan dampak serius bila berlangsung terus-menerus tanpa penanganan. Risiko hiperemesis gravidarum bisa muncul pada Mama sekaligus janin dalam kandungan.
Komplikasi pada Mama
Jika muntah berlebihan saat hamil tidak mendapatkan penanganan, bisa muncul berbagai komplikasi serius, seperti:
- Dehidrasi berat dan gangguan keseimbangan elektrolit.
- Malnutrisi dan defisiensi mikronutrien, termasuk vitamin B1.
- Wernicke’s encephalopathy alias kerusakan neurologis akibat defisiensi tiamin.
- Fungsi ginjal menurun atau gagal ginjal akut.
- Risiko preeklamsia meningkat.
- Perdarahan dan abrupsio plasenta karena kekurangan gizi dan stres.
- Komplikasi psikologis, seperti stres, depresi, gangguan suasana hati pasca persalinan.
- Risiko tromboemboli atau pembekuan darah karena dehidrasi dan berkurangnya mobilitas.
Risiko pada janin
Kondisi muntah berlebihan yang dialami Mama juga bisa berdampak negatif pada janin. Berikut risikonya:
- Pertumbuhan janin terhambat (fetal growth restriction).
- Berat lahir rendah.
- Kelahiran prematur, jika kondisi Mama parah.
- Potensi gangguan perkembangan atau neurologis jika suplai nutrisi dan oksigen terganggu.
Karena risiko-risiko tersebut, muntah berlebihan saat hamil tidak boleh diabaikan, dan bila gejalanya sudah berat harus segera mendapat penanganan medis.
Artikel Lainnya: Heartburn Saat Hamil? Cek Penyebab dan Solusinya
Tips Mengelola Gejala di Rumah (Jika Kondisi Tidak Parah)
Jika kondisi Mama masih relatif ringan dan tidak menunjukkan tanda dehidrasi parah, ada beberapa cara cara mengatasi muntah berlebihan hamil di rumah:
Makan porsi kecil dan sering
Daripada makan tiga porsi besar sehari, cobalah makan dalam porsi kecil, misalnya camilan ringan setiap 1–2 jam. Pilih makanan ringan, rendah lemak, mudah dicerna, seperti biskuit tawar, roti panggang, nasi putih, atau makanan kering. Hindari makanan pedas, berminyak, atau beraroma kuat yang bisa memicu mual.
Memperbanyak minum air putih
Pastikan tubuh tetap terhidrasi. Minum sedikit demi sedikit secara berkala lebih aman daripada banyak sekaligus yang bisa memicu muntah. Gunakan juga larutan rehidrasi oral jika diperlukan (setelah konsultasi dokter) untuk membantu mengganti elektrolit.
Cukupi istirahat
Kelelahan dan stres dapat memperparah mual muntah. Berdasarkan American Pregnancy Association, istirahat cukup, tidur yang berkualitas, dan hindari kelelahan fisik berlebihan merupakan pengobatan muntah parah ibu hamil yang mudah dilakukan.
Selain itu, hindari pemicu seperti bau menyengat, asap, atau kondisi udara panas yang memperparah sensasi mual.
Kapan Harus Ke Dokter?
Mama harus segera mencari pertolongan medis bila mengalami:
- Muntah terus-menerus, tidak bisa menahan cairan atau makanan selama lebih dari 12 jam.
- Penurunan berat badan signifikan ( lebih dari 5 persen dari berat sebelum hamil.
- Gejala dehidrasi berat, yakni haus ekstrem, mulut kering, urin sedikit dan pekat, pusing atau ingin pingsan.
- Urine mengandung keton (berdasarkan uji urine) atau ada kelainan elektrolit.
- Muntah disertai darah atau cairan berwarna gelap.
- Nyeri perut hebat, demam, atau gejala lain yang tidak wajar.
- Kondisi semakin memburuk meski sudah mencoba perawatan di rumah.
Jangan ragu untuk ke rumah sakit atau berkonsultasi dengan dokter kandungan bila gejala sudah parah atau memburuk, ya, Ma!
Artikel Lainnya: Awal Kehamilan Tidak Nafsu Makan? Ini Solusinya!
Diagnosis dan Penanganan Medis Hiperemesis Gravidarum
Setelah konsultasi, dokter akan melakukan evaluasi dan menetapkan diagnosis serta penanganan medis yang tepat untuk kasus muntah berlebihan ibu hamil.
Rawat inap dan terapi cairan intravena
Jika Mama sudah mengalami dehidrasi berat atau tidak bisa mempertahankan asupan cairan secara oral, perlu rawat inap dengan administrasi cairan intravena (IV) untuk mengganti cairan dan elektrolit. Dalam kondisi parah, mungkin juga perlu pemberian nutrisi parenteral (TPN) jika asupan oral benar-benar tidak bisa dilakukan.
Obat anti-muntah
Dokter dapat meresepkan obat aman untuk kehamilan agar mual-muntah berkurang. Beberapa contoh obat yang sering digunakan:
- Vitamin B6 (piridoksin) dan doxylamine.
- Antiemetik seperti metoklopramid, ondansetron (jika diperlukan).
- Obat lain jika gejala berat dan tidak responsif dapat termasuk antihistamin, dopamine antagonist, atau kortikosteroid (dengan pertimbangan khusus).
Dokter juga akan memantau kondisi elektrolit, fungsi ginjal, dan status nutrisi selama perawatan. Umumnya, setelah kondisi tubuh stabil dan Mama bisa menerima asupan oral, pasien dapat dipulangkan dan melanjutkan pengobatan serta pemantauan di poliklinik.
Kehamilan adalah perjalanan penuh cinta, namun tantangan seperti muntah berlebihan bisa membuat Mama merasa lelah.
Untuk itu, jangan sungkan mencari dukungan. Mulailah dengan gabung ke grup WhatsApp HalloBumil, karena di sana ada para Mama hebat lain yang siap menyemangati. Agar lebih siap, ikuti webinar HalloBumil bersama para ahli yang membahas langsung seputar kesehatan ibu hamil.
Mama juga bisa download aplikasi HalloBumil agar informasi dan tips bermanfaat bisa hadir kapan pun dibutuhkan. Jangan lupa, gunakan health tools hitung HPL(Hari Perkiraan Lahir) supaya Mama bisa menantikan hari lahir si kecil dengan penuh harapan dan senyuman




muntah bener" ga berhentii smpe udah ranap ke rumahsakit tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, mual atau muntah saat hamil itu normal ya. Mama dapat tetap mengonsumsi makanan porsi kecil tapi sering, menghindari makanan berbumbu tajam dan merangsang. Namun jika dirasa sangat menganggu bisa segera konsultasi ke dokter ya. :) ^sm
- 1
udah 2 hari ini abis makan selalu dimuntahin lagi pagi smpai tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, mual dan muntal itu tanda normal saat hamil ya. Namun Mama dapat mengatasinya dengan tetap makan porsi kecil tapi sering, menghindari makanan yang merangsang, berbumbu tajam, konsumsi makanan gizi seimbang, dan mencukupi cairan harian ya. :) ^sm
- 0
tapi dok saya tiap nyium nasi muntah gak cuman itu saya ngak tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, hal ini disebabkan adanya perubahan hormonal selama hamil. Tipsnya: usahakan makan sedikit tapi sering, konsumsi buah, minum air jahe hangat, kunyah permen karet yang bebas gula, dan istirahat yang cukup, hindari makan berbau tajam. :) ^sr
- 1
klw saya muntah" sampai kluar cairan kuning yg bikin pai tampilkan selengkapnya
- 0
dok bagaimana jika didalam kondisi seperti ini saya justru t tampilkan selengkapnya
- 0


:strip_icc():format(webp)/hb-article/TmBwmXyvvc5fBmDgsYa09/original/0kram-saat-hamil-ini-solusinya.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/e9NZTASpd1tc42Z4Gx9iu/original/0makanan-pantangan-ibu-hamil.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/43Mtw78Lk1CKWAEEeYQRf/original/0kenaikan-berat-badan-selama-hamil-yang-normal.jpg)