Artikel/Kehamilan/Morning Sickness Pada Trimester Kedua Amankah

Morning Sickness pada Trimester Kedua, Amankah?

Tim Ahli Hallobumil | Diterbitkan pada 19 Mei 2025
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Morning sickness di trimester kedua bisa bikin khawatir. Yuk, cari tahu apakah ini normal, penyebabnya, dan cara mengatasinya, selengkapnya di sini.
morning-sickness-pada-trimester-kedua-amankah

Ditulis oleh: dr. Junita Tarigan

Mual dan muntah di pagi hari, atau yang dikenal dengan sebutan morning sickness, memang umum terjadi pada awal kehamilan. Tapi, bagaimana kalau keluhan ini masih Mama rasakan saat masuk trimester kedua kehamilan? Apakah ini normal, atau justru perlu dikhawatirkan? Yuk, cari tahu penjelasan lengkapnya di artikel ini!

Apa Itu Morning Sickness?

Morning sickness adalah kondisi mual dan muntah yang biasa terjadi di awal kehamilan, terutama pada trimester pertama. Meskipun disebut "morning", rasa mual ini bisa muncul kapan saja, tidak hanya di pagi hari. Penyebabnya umumnya dipicu oleh perubahan hormon, terutama hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dan estrogen.

Apakah Morning Sickness Bisa Terjadi di Trimester Kedua?

Idealnya, morning sickness mulai mereda saat Mama memasuki trimester kedua (minggu ke-13 ke atas). Namun, pada beberapa Mama hamil, keluhan ini bisa bertahan lebih lama, bahkan hingga trimester kedua atau ketiga. Ini masih tergolong normal, selama Mama tetap bisa makan, minum, dan beraktivitas.

Namun, jika mual muntah yang dialami sangat parah hingga Mama sulit makan dan berat badan turun drastis, bisa jadi ini adalah kondisi yang disebut hiperemesis gravidarum. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera.

Penyebab Morning Sickness Berlanjut ke Trimester Kedua

Morning sickness umumnya mereda saat Mama masuk trimester kedua, tapi pada beberapa kasus, gejalanya bisa tetap terasa. Nah, berikut beberapa penyebab kenapa mual muntah ini bisa berlanjut:

1. Perubahan hormonal yang terus berlangsung

Di awal kehamilan, kadar hormon kehamilan seperti hCG (human chorionic gonadotropin) dan estrogen meningkat cukup drastis. Kedua hormon ini diyakini berperan besar dalam menyebabkan mual dan muntah.

Nah, pada sebagian Mama, kadar hormon ini tidak langsung stabil di trimester kedua, tapi tetap tinggi atau menurun perlahan. Akibatnya, gejala morning sickness bisa bertahan lebih lama. Selain itu, peningkatan hormon progesteron juga dapat memperlambat kerja otot-otot di sistem pencernaan, termasuk lambung dan usus. Akibatnya, makanan jadi lebih lama dicerna dan perut terasa begah, yang bisa memicu rasa mual.

2. Sensitivitas lambung terhadap makanan atau bau tertentu

Mama pernah merasa tiba-tiba mual banget hanya karena mencium bau nasi panas atau wangi sabun tertentu? Itu bisa jadi karena hipersensitivitas sensorik yang meningkat selama hamil.

Di masa kehamilan, indra penciuman dan pengecap Mama cenderung jadi lebih tajam dari biasanya. Ini merupakan mekanisme alami tubuh untuk melindungi janin dari zat berbahaya, tapi sayangnya, hal ini juga bisa bikin Mama lebih mudah mual.

Sensitivitas ini juga berhubungan dengan kondisi lambung yang lebih rentan terhadap asam lambung, apalagi kalau Mama makan terlalu pedas, asam, atau berminyak. Kombinasi ini bisa memicu rasa tidak nyaman di perut Mama, mual, atau bahkan muntah, meskipun sudah masuk trimester kedua.

3. Stres atau kelelahan

Perubahan fisik selama kehamilan memang luar biasa, tapi jangan lupakan juga perubahan emosionalnya, ya Ma. Stres, cemas, dan kelelahan fisik bisa memperburuk gejala morning sickness.

Saat Mama mengalami stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang bisa memengaruhi sistem pencernaan dan memperkuat sensasi mual. Stres juga dapat membuat lambung memproduksi lebih banyak asam, yang bisa memicu iritasi.

Selain itu, kelelahan secara fisik karena kurang tidur atau terlalu banyak aktivitas juga bisa membuat tubuh lebih sensitif terhadap rasa tidak nyaman, termasuk mual. Jadi, penting banget buat Mama untuk tetap menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.

4. Kehamilan anak kembar

Kalau Mama sedang mengandung anak kembar atau lebih, kadar hormon hCG dalam tubuh biasanya lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal. Kadar hCG yang tinggi ini bisa menyebabkan morning sickness yang lebih berat dan lebih lama.

Selain itu, tubuh Mama juga bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan dua janin atau lebih, yang bisa meningkatkan beban pada sistem pencernaan dan hormonal. Alhasil, gejala mual bisa bertahan bahkan sampai akhir trimester kedua.

5. Riwayat morning sickness berat di kehamilan sebelumnya

Kalau di kehamilan sebelumnya Mama mengalami morning sickness berat atau bahkan hiperemesis gravidarum, risiko mengalami hal yang sama di kehamilan berikutnya bisa meningkat.

Ini bisa disebabkan oleh kecenderungan genetik, pola hormonal yang serupa, atau sensitivitas tubuh Mama terhadap perubahan kehamilan yang berulang. Jadi, meskipun tidak selalu, riwayat kehamilan sebelumnya bisa jadi indikator bagi morning sickness di kehamilan saat ini.

Jika Mama pernah mengalami morning sickness berat sebelumnya, ada baiknya sejak awal kehamilan sudah mempersiapkan diri dengan nutrisi yang tepat, istirahat cukup, dan konsultasi rutin ke dokter.

Apakah Morning Sickness Trimester Kedua Berbahaya?

Pada sebagian besar kasus, morning sickness di trimester kedua tidak membahayakan janin. Namun, jika disertai gejala seperti:

  • Muntah lebih dari 3–4 kali sehari.
  • Tidak bisa makan atau minum sama sekali.
  • Berat badan turun drastis.
  • Dehidrasi (mulut kering, jarang buang air kecil, pusing).

Jika gejala-gejala di atas Mama rasakan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter kandungan.

Cara Mengatasi Morning Sickness di Trimester Kedua

Berikut beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk mengurangi gejala:

  1. Konsumsi makanan ringan: Sediakan camilan seperti biskuit atau roti tawar untuk dikonsumsi di pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur.
  2. Makan dalam porsi kecil tapi sering: Jangan biarkan perut Mama kosong terlalu lama. Makanlah sedikit-sedikit tapi sering, agar lambung tetap terisi.
  3. Hindari makanan pemicu mual: Misalnya makanan yang terlalu pedas, berminyak, atau berbau menyengat.
  4. Minum jahe hangat: Jahe terbukti dapat membantu meredakan mual pada ibu hamil.
  5. Cukupi kebutuhan cairan: Minumlah air putih sedikit demi sedikit, tetapi sering. Hindari minum langsung dalam jumlah besar.
  6. Coba aromaterapi: Aroma lemon, peppermint, atau lavender bisa membantu menenangkan rasa mual.
  7. Istirahat yang cukup: Tubuh yang kelelahan cenderung lebih mudah merasakan mual.
  8. Konsultasi dokter: Jika gejala sangat mengganggu, dokter bisa meresepkan obat antimual yang aman untuk kehamilan.

Pentingnya Asupan Nutrisi Saat Mual Muntah

Meski Mama merasa mual, tubuh tetap butuh asupan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan janin. Beberapa nutrisi penting seperti:

Jika Mama masih merasa mual, kebutuhan asupan nutrisi harus tetap dipenuhi. Mama bisa mengakalinya dengan memilih makanan bernutrisi dalam porsi kecil yang mudah dicerna.

Kapan Harus Khawatir?

Segera hubungi dokter bila Mama mengalami:

  • Muntah terus menerus selama lebih dari satu hari.
  • Tidak bisa menahan makanan atau minuman sama sekali.
  • Tanda-tanda dehidrasi (keringat dingin, tidak buang air kecil).
  • Berat badan turun drastis.
  • Pusing hingga pingsan.

Jangan menunggu hingga gejala memburuk, ya, Ma.

Morning Sickness vs Hiperemesis Gravidarum

Gejala Morning Sickness Hiperemesis Gravidarum
Mual & muntah Ringan hingga sedang Parah dan terus-menerus
Makan & minum Masih bisa walau terbatas Tidak bisa sama sekali
Berat badan Stabil atau turun sedikit Turun drastis
Dehidrasi Jarang Sering dan berat
Perlu rawat inap Tidak Bisa iya


Gunakan Aplikasi Kehamilan untuk Pemantauan

Di tengah rasa mual yang kadang bikin khawatir, Mama tetap bisa tenang karena sekarang ada aplikasi kehamilan seperti HalloBumil yang siap bantu Mama memantau tumbuh kembang janin dari minggu ke minggu. Di dalam aplikasi, Mama juga bisa melihat panduan makan sehat, cek kesehatan, dan reminder untuk periksa ke dokter.

Morning sickness di trimester kedua memang bisa bikin Mama bertanya-tanya, "Ini normal nggak, ya?" Selama Mama masih bisa makan, minum, dan tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat, kondisi ini biasanya tidak membahayakan. Tapi, tetap perhatikan tubuh Mama dan segera hubungi dokter kalau gejalanya semakin berat ya.

Bingung cari tempat curhat atau tanya-tanya seputar kehamilan? Gabung aja di grup WhatsApp sesuai tahap kehamilan Mama! Ada grup untuk program hamil, trimester 1–3, newborn sampai 6 bulan, hingga bayi 6 bulan ke atas. Yuk, ngobrol bareng Mama lainnya!

Mama juga bisa mengikuti kelas laktasi hingga prenatal yoga, ada banyak event seru dan informatif buat Mama. Cek event mengenai kehamilan terbaru di website HalloBumil sekarang juga! Yuk, jadikan perjalanan kehamilan lebih tenang dan terarah.

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
1
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Nikmati Perjalanan Kehamilan Bersama Bumil Lainnya

Gabung dan temui teman, tips, dan cerita inspiratif di komunitas Hallobumil untuk lewati masa hamil dengan penuh dukungan
image