Hiperemesis Gravidarum: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/aUinUmGX1nR3s0Up0xnjK/original/ylpll0x8pha886qycb2rqr5cp0sbn840.jpeg)
Apakah Mama pernah merasa mual di pagi hari, mengira itu hal biasa dalam kehamilan, tapi lama-kelamaan, rasa mual itu tak kunjung mereda, bahkan semakin parah hingga sulit makan, minum, atau sekadar bangun dari tempat tidur?
Jika Mama mengalami hal seperti ini, bisa jadi Mama sedang menghadapi kondisi yang disebut hiperemesis gravidarum. Bukan sekadar morning sickness, kondisi ini bisa berdampak serius pada kesehatan Mama dan janin.
Lewat artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat apa itu hiperemesis gravidarum, penyebabnya, gejalanya, serta cara menghadapinya agar Mama bisa melalui masa kehamilan dengan lebih tenang dan sehat.
Apa Itu Hiperemesis Gravidarum?
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah parah saat hamil, terutama di trimester pertama kehamilan. Gejalanya jauh lebih berat dibandingkan mual-mual biasa atau morning sickness. Pada kasus hiperemesis gravidarum, Mama bisa mengalami muntah berkali-kali dalam sehari, kesulitan makan dan minum, hingga kehilangan berat badan dan mengalami dehidrasi.
Artikel lainnya: Morning Sickness pada Trimester Kedua, Amankah?
Penyebab Hiperemesis Gravidarum
Penyebab pasti dari hiperemesis gravidarum belum sepenuhnya diketahui, namun para ahli meyakini bahwa kondisi ini berkaitan erat dengan perubahan hormon selama kehamilan, khususnya hormon hCG (human chorionic gonadotropin) dan estrogen.
Selain itu, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa hormon GDF15 yang diproduksi oleh plasenta dan janin dapat memicu mual dan muntah parah. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Mama mengalami hiperemesis gravidarum antara lain:
- Pernah mengalami hiperemesis gravidarum di kehamilan sebelumnya.
- Kehamilan kembar atau lebih.
- Riwayat keluarga yang juga mengalami kondisi serupa.
- Hamil untuk pertama kali.
- Mengidap penyakit tertentu, seperti penyakit trofoblastik gestasional.
Gejala Hiperemesis Gravidarum
Gejala utama dari hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang sangat parah dan terus-menerus. Selain itu, Mama mungkin juga mengalami:
- Penurunan berat badan secara signifikan (lebih dari 5% dari berat badan sebelum hamil).
- Dehidrasi (ditandai dengan urin berwarna gelap, pusing, dan kelelahan).
- Tidak bisa makan atau minum tanpa muntah.
- Nyeri kepala dan detak jantung cepat.
- Pingsan atau merasa hampir pingsan.
Jika Mama mengalami gejala-gejala tersebut, penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
Dampak Hiperemesis Gravidarum bagi Ibu dan Janin
Hiperemesis gravidarum tidak hanya berdampak pada kenyamanan Mama selama kehamilan, tetapi juga bisa memengaruhi kesehatan Mama dan janin. Bagi Mama, risiko dehidrasi, kekurangan nutrisi, dan gangguan keseimbangan elektrolit bisa terjadi. Dalam kasus yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi neurologis seperti ensefalopati Wernicke.
Untuk janin, risiko utamanya adalah berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur. Namun, jika kondisi Mama ditangani dengan baik, banyak bayi yang tetap lahir sehat.
Artikel lainnya: 10 Tanda Bahaya Saat Kehamilan
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
Dokter biasanya akan mendiagnosis hiperemesis gravidarum berdasarkan riwayat kesehatan Mama dan pemeriksaan fisik. Tes tambahan mungkin dilakukan, seperti:
- Tes darah untuk mengecek kadar elektrolit dan fungsi ginjal.
- Tes urin untuk melihat tanda dehidrasi (seperti adanya keton).
- USG untuk memeriksa kehamilan ganda atau kondisi lain seperti mola hidatidosa.
Pengobatan Hiperemesis Gravidarum
Pengobatan untuk hiperemesis gravidarum tergantung pada tingkat keparahannya. Tujuannya adalah menjaga hidrasi, nutrisi, dan kesehatan Mama secara keseluruhan.
Perubahan gaya hidup
Untuk kasus yang masih ringan, Mama bisa mencoba beberapa langkah berikut:
- Makan dalam porsi kecil namun sering.
- Menghindari makanan yang berbau tajam atau terlalu berbumbu.
- Mengonsumsi makanan kering seperti biskuit atau roti tawar sebelum bangun dari tempat tidur.
- Menggunakan gelang akupresur atau jahe sebagai pengurang rasa mual.
Tindakan
Jika perubahan gaya hidup tidak cukup membantu, Mama mungkin perlu perawatan medis lebih lanjut, seperti:
- Pemberian cairan infus untuk mengatasi dehidrasi.
- Terapi nutrisi, baik secara oral, lewat selang, atau melalui infus.
Operasi
Operasi sangat jarang dilakukan untuk kasus hiperemesis gravidarum. Namun, jika ada kondisi medis lain yang menyertai dan membutuhkan tindakan bedah, dokter akan mempertimbangkannya secara hati-hati.
Penggunaan Obat
Dokter bisa meresepkan obat anti mual seperti:
- Kombinasi doxylamine dan vitamin B6.
- Metoclopramide.
- Ondansetron (meskipun penggunaannya masih kontroversial di beberapa negara).
Pemberian obat akan disesuaikan dengan kondisi Mama dan usia kehamilan.
Pencegahan Hiperemesis Gravidarum
Tidak ada cara pasti untuk mencegah hiperemesis gravidarum, namun jika Mama sudah pernah mengalaminya sebelumnya, langkah pencegahan dini sangat disarankan. Misalnya, mulai mengonsumsi vitamin kehamilan dan memperhatikan pola makan sejak awal kehamilan bisa membantu meringankan gejala.
Artikel lainnya: Bahaya Berat Badan Kurang Saat Hamil untuk Mama dan Janin
Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
Jika tidak ditangani dengan tepat, hiperemesis gravidarum bisa menimbulkan komplikasi, seperti:
- Gangguan keseimbangan elektrolit.
- Malnutrisi.
- Kerusakan organ seperti hati dan ginjal.
- Ensefalopati Wernicke akibat kekurangan vitamin B1.
- Stres emosional dan depresi.
Karena itu, penting bagi Mama untuk segera mendapatkan penanganan medis jika mengalami gejala-gejala yang mengarah ke hiperemesis gravidarum.
Obat Terkait Hiperemesis Gravidarum
Beberapa obat yang umum digunakan sebagai penanganan hiperemesis gravidarum antara lain:
- Doxylamine-pyridoxine: Kombinasi antihistamin dan vitamin B6.
- Metoclopramide: Membantu mempercepat pengosongan lambung
- Ondansetron: Antiemetik kuat, digunakan dengan pertimbangan risiko dan manfaat
Penggunaan obat-obatan tersebut harus dengan resep dan pengawasan dokter.
Kapan Harus ke Dokter?
Mama sebaiknya segera menghubungi dokter jika:
- Mual dan muntah tidak kunjung reda.
- Tidak bisa makan atau minum sama sekali.
- Mengalami penurunan berat badan yang drastis.
- Mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti urin berwarna gelap, pusing, atau lemah.
- Merasa cemas atau tertekan akibat kondisi yang dialami.
Hiperemesis gravidarum memang bisa membuat masa kehamilan terasa berat, namun dengan penanganan yang tepat dan dukungan dari lingkungan sekitar, Mama bisa melalui masa ini dengan lebih baik.
Yuk, jalani kehamilan dengan lebih tenang dan terinformasi! Unduh aplikasi Hallobumil dan bergabunglah dengan komunitas kehamilan yang siap mendukung Mama, terutama saat menghadapi tantangan seperti hiperemesis gravidarum. Dapatkan edukasi, tips kehamilan, dan semangat dari sesama ibu hamil yang memahami perjalanan Mama.
Ingin tahu kapan si Kecil akan lahir? Yuk, gunakan health tools Hitung Hari Perkiraan Lahir di Hallobumil sekarang! Praktis dan mudah, cukup isi tanggal terakhir haid Mama.
Mama juga bisa mengikut Ikuti event seru dari HalloBumil dari seminar kehamilan, kelas laktasi hingga prenatal yoga, ada banyak event seru dan informatif buat Mama. Cek event online dan offline terbaru di website HalloBumil sekarang juga!