Artikel/Kehamilan/Misoprostol untuk Induksi Persalinan: Dosis & Efek Samping

Misoprostol untuk Induksi Persalinan: Dosis & Efek Samping

Siti Nurmayani Putri | Diterbitkan pada 04 November 2025
Ditinjau oleh Tim Ahli Hallobumil
Bagikan
Facebook
Twitter
WhatsApp
copylink
Misoprostol adalah obat untuk mencegah dan mengobati tukak lambung yang disebabkan oleh penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid. Penggunaannya harus dengan resep dan di bawah pengawasan dokter.
misoprostol-untuk-induksi-persalinan-dosis-efek-samping

Bagi sebagian ibu hamil, menunggu datangnya kontraksi bisa menjadi momen penuh harapan sekaligus kekhawatiran. Ketika tanda-tanda persalinan tak kunjung muncul, dokter mungkin menyarankan prosedur induksi persalinan.

Salah satu obat yang kerap digunakan dalam prosedur ini adalah Misoprostol, yang bekerja membantu rahim berkontraksi.

Meski terdengar sederhana, penggunaan obat Misoprostol untuk induksi persalinan perlu dipahami dengan baik karena memiliki manfaat sekaligus risiko yang harus diperhatikan.

Mengenal Apa Itu Misoprostol

Misoprostol adalah senyawa sintetis analog prostaglandin E1 yang awalnya dikembangkan sebagai obat untuk mengatasi tukak lambung (ulkus) dan komplikasi dari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).

Karena sifatnya yang dapat merangsang kontraksi rahim (efek uterotonika) dan membantu pelunakan serta pembukaan leher rahim (serviks), Misoprostol kemudian digunakan dalam bidang obstetri untuk obat induksi rahim dalam persalinan, penanganan keguguran, dan kontrol perdarahan pasca persalinan.

Meskipun bisa digunakan untuk induksi persalinan, dalam banyak negara penggunaan Misoprostol untuk tujuan tersebut dianggap sebagai penggunaan off-label alias di luar indikasi resmi dan harus dilakukan berdasarkan pedoman klinis serta dengan pengawasan ketat.

Manfaat Misoprostol

Misoprostol memiliki beberapa manfaat medis, tergantung dosis, cara pemberian, dan kondisi pasien. Berikut manfaat-manfaat utamanya:

1. Mencegah dan mengobati tukak lambung

Sebelum digunakan dalam bidang obstetri, fungsi utama misoprostol adalah sebagai obat perlindungan lambung.

Penggunaan obat antiinflamasi (OAINS) jangka panjang bisa menimbulkan iritasi dan tukak lambung atau duodenum. Misoprostol dapat digunakan untuk pencegahan tukak lambung dan pengobatan tukak lambung.

2. Membantu induksi persalinan

Salah satu manfaat yang lebih kontroversial namun digunakan secara klinis adalah induksi persalinan dengan misoprostol.

Cara kerja obat induksi ini dengan memicu kontraksi dan mematangkan serviks, sehingga proses persalinan dapat dimulai dengan lebih terkontrol dibandingkan menunggu persalinan spontan.

3. Penanganan keguguran

Misoprostol juga digunakan dalam manajemen keguguran (abortus), terutama dalam kasus keguguran spontan atau janin yang tidak berkembang. Dalam prosedur ini, misoprostol membantu tubuh mengeluarkan jaringan kandungan yang tersisa.

Pedoman nasional pasca keguguran menyebutkan bahwa misoprostol dapat diberikan dalam dosis 600 µg oral tunggal atau 400 µg sublingual atau pervaginam, tergantung kondisi dan apakah ada perdarahan.

Oleh karena itu, meskipun di masyarakat sering dikenal sebagai obat aborsi, fungsi medisnya dalam keguguran harus di bawah pengawasan dokter agar keamanan Mama tetap terjaga.

Peringatan sebelum Mengonsumsi Misoprostol

Sebelum menggunakan misoprostol, terutama dalam kehamilan dan induksi persalinan, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yakni:

  1. Penggunaan harus berdasarkan resep dan pengawasan dokter obstetri: Karena risiko efek samping serius, seperti kontraksi berlebihan dan gangguan aliran darah ke janin, serta sifat penggunaan off-label untuk induksi, setiap pemberian harus melalui evaluasi medis.
  2. Kontraindikasi: Beberapa kondisi yang menjadikan Misoprostol tidak aman atau perlu sangat hati-hati antara lain, seperti riwayat operasi caesar sebelumnya (risiko ruptur uterus), kehamilan multiple, plasenta previa, abnormalitas janin berat, dan kondisi jantung Mama.
  3. Risiko hiperstimulasi uterus: Pemberian dosis yang terlalu tinggi atau terlalu rapat bisa membuat rahim kontraksi terlalu kuat atau terlalu sering, yang bisa mengganggu suplai oksigen ke janin dan berpotensi menyebabkan ruptur rahim.
  4. Pemantauan ketat selama pemberian: Pemantauan kontraksi, denyut jantung janin, dan respons Mama sangatlah krusial. Jika terjadi tanda stres janin atau kontraksi berlebihan, pemberian harus dihentikan atau ditangani segera.
  5. Risiko efek sistemik dan komplikasi langka: Meskipun umumnya efek samping ringan, ada laporan kasus kematian maternal akibat toksisitas Misoprostol yang disalahgunakan.

Oleh karena itu, selalu pastikan keputusan induksi persalinan dengan Misoprostol dilakukan di fasilitas yang memiliki tenaga medis dan peralatan untuk menangani komplikasi.

Indikasi Penggunaan Misoprostol untuk Induksi Persalinan

Mungkin banyak Mama yang penasaran, kapan induksi persalinan dilakukan? Pada konteks induksi persalinan, indikasi penggunaan Misoprostol biasanya muncul apabila ada alasan medis untuk tidak menunggu persalinan spontan atau kondisi kehamilan yang memerlukan percepatan kelahiran. Beberapa indikasi tersebut antara lain:

  • Kehamilan postterm alias melewati tanggal perkiraan lahir.
  • Darah tinggi atau preeklamsia.
  • Gangguan pertumbuhan janin (IUGR).
  • Ketuban pecah dini (PROM) tanpa tanda persalinan.
  • Kematian janin intrauterin
  • Kondisi medis Mama seperti diabetes berat, penyakit ginjal, atau masalah plasenta.

Penggunaan Misoprostol sebagai induksi persalinan harus dipertimbangkan bila serviks belum matang, karena Misoprostol dapat membantu pematangan serviks dan memicu kontraksi rahim yang efektif.

Namun, tidak semua kehamilan bisa diinduksi dengan Misoprostol. Jika ada kontraindikasi seperti riwayat operasi besar rahim, plasenta previa, atau posisi janin abnormal, dokter mungkin memilih metode induksi lain, misalnya oksitosin, kateter serviks, atau prostaglandin lain.

Prosedur dan Dosis Misoprostol untuk Induksi

Prosedur induksi persalinan dengan misoprostol dilakukan dengan sangat hati-hati karena obat ini memiliki efek langsung terhadap kontraksi rahim.

Sebelum diberikan, dokter akan menilai kondisi serviks menggunakan Bishop score untuk menentukan kesiapan Mama menjalani persalinan.

Jika serviks belum matang, Misoprostol dapat membantu melunakkan dan membuka leher rahim. Obat ini bisa diberikan melalui beberapa cara, seperti lewat vagina (pervaginam), diminum (oral), atau diletakkan di bawah lidah (sublingual).

Rute vaginal umumnya lebih sering digunakan karena efeknya lebih stabil, sedangkan pemberian oral atau sublingual bekerja lebih cepat namun berisiko menimbulkan kontraksi berlebihan.

Selama prosedur, tenaga medis akan memantau kondisi Mama dan janin secara ketat untuk mencegah komplikasi seperti hiperstimulasi rahim atau gangguan detak jantung janin.

Dosis Misoprostol untuk induksi persalinan bervariasi tergantung kondisi Mama dan kebijakan rumah sakit. Umumnya, dokter memberikan dosis rendah seperti 25 mikrogram pervaginam setiap 4–6 jam untuk menstimulasi kontraksi secara bertahap.

Dalam beberapa protokol, dosis 50 mikrogram dapat digunakan dengan interval 4 jam, tetapi tetap memerlukan pengawasan ketat karena risikonya lebih tinggi.

Jika kontraksi menjadi terlalu kuat atau janin menunjukkan tanda stres, pemberian obat akan segera dihentikan.

Dengan dosis yang tepat, pemantauan intensif, dan prosedur yang sesuai, Misoprostol aman untuk induksi dan dapat membantu memperlancar proses kelahiran Mama dan bayi.

Potensi Efek Samping Misoprostol

Meskipun bermanfaat, penggunaan misoprostol untuk induksi persalinan membawa risiko efek samping yang perlu Mama pahami. Berikut sejumlah efek samping Misoprostol induksi:

  • Kontraksi berlebihan (hiperstimulasi uterus)
  • Sakit perut, kram perut, diare kehamilan
  • Mual, muntah
  • Demam atau menggigil
  • Perdarahan vagina
  • Gangguan detak jantung janin atau tanda distres
  • Ruptur uterus
  • Toksisitas akibat penggunaan tidak terkendali

Karena itu, efektivitas dan keamanan induksi persalinan dengan misoprostol tergantung pada dosis yang tepat, interval yang aman, dan pemantauan klinis yang ketat. Persiapan melahirkan jadi lebih tenang kalau Mama tahu apa yang dihadapi.

Yuk, ikuti event hallobumil dengan para ahli untuk belajar langsung seputar induksi persalinan dan perawatan pasca melahirkan. Selain itu, jangan lupa akses tools hitung HPL agar Mama bisa tahu kapan si kecil siap lahir.

Biar makin terhubung, gabung ke komunitas hallobumil di WhatsApp dan temukan dukungan dari sesama ibu hamil. Tentu saja, download aplikasi hallobumil supaya semua fitur dan artikel bermanfaat bisa Mama akses kapan pun!

Jadilah orang tua super! Panduan 1000 Hari Pertama Kehidupan si kecil ada di sini. GRATIS.
image
image
image
image
0
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Belum ada komentar.
Login atau daftar dulu yuk ma biar bisa komen

Login/daftar yuk Ma

Nikmati Perjalanan Kehamilan Bersama Bumil Lainnya

Gabung dan temui teman, tips, dan cerita inspiratif di komunitas Hallobumil untuk lewati masa hamil dengan penuh dukungan
image