Mengenal Membrane Sweep, Metode Induksi dalam Persalinan
:strip_icc():format(webp)/hb-article/kcxuz1DO1_TFzAhpNVCvp/original/639week-422-mengenal-membrane-sweep-metode-induksi-dalam-persalinan.jpg)
dr. Junita Tarigan
Bagaimana jika hari perkiraan lahir (HPL) buah hati sudah sampai pada waktunya, tetapi belum ada tanda persalinan yang tampak pada Mama? Mungkin bidan atau dokter akan menyarankan tindakan membrane sweep.
Bagaimanakah prosedurnya? Lalu, apa manfaat dan risikonya? Mari simak selengkapnya dalam artikel berikut.
Apa Itu Membrane Sweep?
Membrane sweep atau membrane stripping adalah prosedur yang sering dilakukan untuk menginduksi proses persalinan pada wanita yang sudah mendekati atau melewati taksiran HPL.
Tindakan ini dilakukan dengan mengusap mulut rahim, sehingga akan memicu keluarnya bahan kimia yang dikenal dengan prostaglandin. Hal ini kemudian akan melunakkan otot pada mulut rahim dan menstimulus kontraksi rahim.
Pada umumnya, prosedur membrane sweep aman dan dapat dilakukan pada semua wanita.
Manfaat Membrane Sweep
Tindakan membrane sweep pada usia kehamilan 38-40 minggu akan memberikan beberapa manfaat, yaitu:
- Meningkatkan peluang untuk persalinan spontan.
- Mengurangi peluang dilakukannya induksi melalui metode lain.
- Mengurangi kemungkinan persalinan postmature (persalinan lebih dari 41 minggu).
Persiapan Tindakan Membrane Sweep
Pada umumnya, Mama tidak perlu mempersiapkan apa pun untuk menjalani membrane sweep. Tindakan ini biasanya dilakukan setelah prosedur pemeriksaan rutin oleh dokter.
Sebelum menjalani membrane sweep, dokter mungkin akan melakukan stimulus pada mulut rahim agar rahim dapat melebar. Jika tindakan ini berhasil, mungkin tindakan membrane sweep tidak perlu dilakukan.
Prosedur ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada Mama. Kebanyakan Mama akan mengeluhkan sedikit nyeri setelah tindakan, bahkan dapat mencetuskan perdarahan minimal. Jika Mama merasakan nyeri yang berat dan perdarahan terus berlanjut, sebaiknya Mama segera menyampaikan kepada dokter.
Risiko dari Membrane Sweep
Pada umumnya, tindakan ini cukup aman untuk Mama dengan kehamilan tanpa komplikasi. Namun, beberapa risiko kecil dapat terjadi akibat prosedur ini, yaitu:
- Rasa tidak nyaman setelah prosedur selesai dilakukan.
- Perdarahan minimal.
- Kontraksi rahim yang tidak teratur.
Kapan Membrane Sweep Tidak Boleh Dilakukan?
Jika kehamilan Mama saat ini membutuhkan tindakan operasi Caesar, umumnya dokter tidak akan menyarankan membrane sweep.
Beberapa kondisi lain yang tidak membutuhkan tindakan membrane sweep adalah:
- Memiliki riwayat persalinan preterm.
- Sedang mengalami infeksi bakteri pada mulut rahim.
- Mama mengalami plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir).
- Mama sedang menderita infeksi herpes.
- Mama mengalami vasa previa (kantong amnion menutupi pembuluh darah yang menghubungkan janin dan plasenta serta menutupi jalan lahir).
- Terdapat abnormalitas pada janin.
- Abnormalitas duktus Mullerian.
- Abnormalitas posisi janin.
- Abnormalitas struktur rongga panggul.
- Sebelumnya Mama mengalami ruptur uteri.
Efektivitas Membrane Sweep
Membrane sweep sangat efektif dan dapat menginduksi proses persalinan sampai tujuh hari setelah tindakan.
Biasanya prosedur ini hanya satu kali saja dilakukan oleh dokter. Namun, pada beberapa wanita mungkin membutuhkan tindakan membrane sweep berulang.
Penelitian pada tahun 2014 membandingkan wanita yang menjalani prosedur membrane sweep dan mereka yang tidak melakukan membrane sweep.
Hasilnya, pada 90 persen wanita yang menjalani tindakan membrane sweep dapat menjalani persalinan spontan. Sedangkan pada kelompok wanita yang tidak menjalani prosedur ini hanya 75 persen yang menjalani persalinan spontan.





:strip_icc():format(webp)/hb-article/TmBwmXyvvc5fBmDgsYa09/original/0kram-saat-hamil-ini-solusinya.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/e9NZTASpd1tc42Z4Gx9iu/original/0makanan-pantangan-ibu-hamil.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/43Mtw78Lk1CKWAEEeYQRf/original/0kenaikan-berat-badan-selama-hamil-yang-normal.jpg)
