Artikel/Kehamilan/Ketuban Pecah Dini

Ketuban Pecah Dini: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Tim Ahli Hallobumil | Diterbitkan pada 03 Juni 2025
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Ketuban pecah dini terjadi sebelum waktunya dan bisa membahayakan janin. Kenali penyebab, gejala, risiko, serta langkah penanganan yang aman agar Mama dan janin tetap sehat dan terlindungi.
ketuban-pecah-dini

Kehamilan merupakan masa yang penuh harapan sekaligus tantangan. Di tengah kebahagiaan menanti kelahiran buah hati, penting bagi Mama untuk mengetahui berbagai kondisi yang bisa terjadi selama kehamilan, salah satunya adalah ketuban pecah dini.

Kondisi ini perlu dikenali sejak awal agar Mama bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari risiko yang mungkin terjadi. Yuk, kenali apa itu ketuban pecah dini, ketuban pecah dini berbahaya atau tidak, ketuban pecah dini berapa jam, dan cara mencegah serta mengatasinya.

Apa Itu Ketuban Pecah Dini?

Ketuban pecah dini atau sering disingkat KPD adalah kondisi di mana selaput ketuban pecah sebelum waktunya, yaitu sebelum proses persalinan dimulai. Ketubahan pecah dini menurut WHO (World Health Organization) sebagai kondisi ketika selaput ketuban pecah sebelum proses persalinan dimulai, tanpa memperhatikan usia kehamilan.

Normalnya, ketuban pecah saat Mama sudah mengalami kontraksi yang teratur dan serviks mulai membuka. Namun, pada kasus KPD, cairan ketuban bisa keluar lebih awal, bahkan sebelum usia kehamilan cukup bulan.

KPD dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

  1. Ketuban pecah dini pada kehamilan cukup bulan, yaitu setelah usia kehamilan mencapai 37 minggu.
  2. Ketuban pecah dini sebelum cukup bulan (preterm premature rupture of membranes atau PPROM), yaitu sebelum kehamilan mencapai 37 minggu.

Berapa lama bayi bertahan setelah ketuban pecah? Setelah ketuban pecah, biasanya persalinan terjadi dalam 24–48 jam. Jika kehamilan sudah cukup bulan (≥37 minggu), persalinan biasanya segera dilakukan untuk menghindari infeksi.

Jika ketuban pecah sebelum cukup bulan, dokter akan berusaha menunda persalinan selama mungkin sambil memantau kondisi Mama dan bayi agar paru-paru bayi sempat matang.

Penyebab Ketuban Pecah Dini

Penyebab pasti ketuban pecah dini belum sepenuhnya diketahui. Namun, beberapa kondisi medis dan faktor kebiasaan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya KPD. Infeksi menjadi salah satu penyebab yang paling umum.

Infeksi pada saluran reproduksi, seperti infeksi serviks, vagina, atau rahim, dapat melemahkan membran ketuban. Selain itu, tekanan berlebih pada rahim, misalnya akibat kehamilan kembar atau cairan ketuban yang terlalu banyak (polihidramnion), juga bisa menyebabkan kantung ketuban pecah lebih awal.

Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini

Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan Mama mengalami ketuban pecah dini, di antaranya:

  • Riwayat ketuban pecah dini sebelumnya: Bila Mama pernah mengalami KPD pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan mengalaminya kembali akan lebih tinggi.
  • Infeksi saluran kemih atau organ reproduksi: Infeksi bisa menyebabkan peradangan dan melemahkan membran ketuban.
  • Kebiasaan merokok atau terpapar asap rokok: Zat kimia dalam rokok dapat merusak jaringan tubuh, termasuk selaput ketuban.
  • Berat badan rendah atau kekurangan gizi: Asupan nutrisi yang kurang dapat memengaruhi kekuatan jaringan tubuh.
  • Jarak kehamilan yang terlalu dekat: terutama kurang dari enam bulan dari kehamilan sebelumnya.
  • Peningkatan tekanan pada rahim: misalnya akibat kehamilan kembar atau polihidramnion.
  • Riwayat prosedur medis pada rahim atau leher rahim: Seperti biopsi atau operasi sebelumnya.

Gejala Ketuban Pecah Dini

Kapan dikatakan ketuban pecah dini? Gejala utama dari ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan dari vagina yang tidak bisa ditahan. Cairan ini umumnya tidak berwarna, tidak berbau pesing, dan jumlahnya bisa sedikit atau banyak. Mama mungkin akan merasakan aliran yang terus-menerus atau basah di celana dalam.

Selain itu, beberapa ciri-ciri ketuban pecah dini lain yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Demam
  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian bawah
  • Keputihan yang berbeda dari biasanya, terutama jika berbau
  • Gerakan janin berkurang

Jika Mama mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.

Diagnosis Ketuban Pecah Dini

Untuk memastikan apakah benar terjadi ketuban pecah dini, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Proses diagnosis umumnya mencakup:

  1. Wawancara medis: Dokter akan menanyakan riwayat kehamilan Mama dan gejala yang dirasakan.
  2. Pemeriksaan fisik: Terutama pemeriksaan vagina dengan spekulum untuk melihat adanya cairan ketuban.
  3. Tes pH: Cairan ketuban memiliki tingkat keasaman (pH) yang berbeda dari cairan vagina biasa, sehingga bisa dibedakan melalui tes ini.
  4. Tes laboratorium: jika diperlukan, untuk memastikan apakah cairan yang keluar benar cairan ketuban.
  5. Ultrasonografi (USG): Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat jumlah cairan ketuban yang tersisa dan memantau kondisi janin.

Pengobatan dan Penanganan Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini apakah bisa lahir normal? Bisa, jika segera ditangani dengan tepat, ya, Ma. Penanganan KPD bergantung pada usia kehamilan saat ketuban pecah serta kondisi Mama dan janin. Berikut beberapa cara mengatasi ketuban pecah dini yang umum dilakukan:

Kehamilan ≥37 minggu

Jika ketuban sudah pecah dan kehamilan sudah cukup bulan, biasanya dokter akan menyarankan agar persalinan segera dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko infeksi pada Mama dan bayi.

Kehamilan 34–36 minggu

Pada usia kehamilan ini, dokter akan mempertimbangkan antara menunggu atau mempercepat persalinan. Keputusan akan diambil berdasarkan penilaian risiko dan manfaat bagi Mama dan janin.

Kehamilan <34 minggu

Jika ketuban pecah terjadi saat kehamilan masih terlalu dini, dokter akan mencoba menunda persalinan selama mungkin untuk memberi waktu agar paru-paru janin berkembang sempurna. Penanganan ketuban pecah dini yang bisa dilakukan antara lain:

  • Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi.
  • Pemberian kortikosteroid untuk membantu pematangan paru-paru janin.
  • Pemantauan ketat terhadap kondisi Mama dan bayi, baik melalui pemeriksaan fisik maupun USG secara berkala.

Cara Mencegah Ketuban Pecah Dini

Mencegah KPD memang tidak selalu bisa dilakukan secara mutlak, tetapi ada beberapa langkah yang bisa membantu mengurangi risikonya:

  • Rutin memeriksakan kehamilan. Pemeriksaan teratur membantu mendeteksi masalah sejak dini.
  • Menjaga kebersihan area kewanitaan untuk mencegah infeksi.
  • Menghindari kebiasaan merokok atau paparan asap rokok.
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh selama kehamilan.
  • Mengelola stres dengan baik karena stres berlebihan bisa berdampak pada kesehatan kehamilan.
  • Menghindari hubungan seksual jika ada risiko tinggi KPD, sesuai saran dokter.

Komplikasi Ketuban Pecah Dini

Jika tidak ditangani dengan baik, KPD bisa menimbulkan beberapa komplikasi, antara lain:

  • Infeksi pada rahim dan janin (chorioamnionitis), yang bisa membahayakan keduanya.
  • Kelahiran prematur, terutama jika KPD terjadi pada usia kehamilan di bawah 37 minggu.
  • Prolaps tali pusat, yaitu kondisi di mana tali pusat turun ke vagina sebelum bayi lahir, yang bisa mengganggu aliran oksigen ke janin.
  • Abrupsi plasenta, yaitu lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum waktunya.
  • Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir, karena organ paru-parunya belum matang.

Artikel lainnya: Kenali Penyebab Air Ketuban Berwarna Hijau dan Dampaknya

Kapan Harus ke Dokter?

Mama perlu segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit jika mengalami:

  • Cairan keluar dari vagina yang tidak bisa ditahan.
  • Demam atau nyeri di perut bagian bawah.
  • Keputihan berbau atau berubah warna.
  • Gerakan janin terasa berkurang atau tidak aktif.

Ketuban pecah dini memang bisa menimbulkan kekhawatiran, tapi dengan informasi yang cukup dan penanganan tepat, Mama bisa menjalani kehamilan dengan lebih tenang. Tetaplah rutin memeriksakan kehamilan dan jaga gaya hidup sehat agar kesehatan Mama dan si kecil tetap optimal hingga waktu persalinan tiba.

Yuk, bergabung dengan komunitas Hallobumil dan unduh aplikasinya sekarang! Dapatkan informasi terpercaya, tips penanganan kehamilan risiko seperti ketuban pecah dini, serta dukungan dari sesama Mama agar Mama lebih siap dan tenang menjalani kehamilan.

Yuk, cari tahu kapan si Kecil akan lahir! Gunakan Kalkulator Hari Perkiraan Lahir Hallobumil agar Mama bisa lebih siap menyambut buah hati tercinta. Ikuti juga berbagai event seru dan bermanfaat dari Hallobumil, mulai dari kelas online, webinar hingga kegiatan offline untuk Mama dan keluarga. Cek jadwalnya di sini, ya!

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
4
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Nikmati Perjalanan Kehamilan Bersama Bumil Lainnya

Gabung dan temui teman, tips, dan cerita inspiratif di komunitas Hallobumil untuk lewati masa hamil dengan penuh dukungan
image