Artikel/Pra Kehamilan/Pentingnya Vitamin D Dalam Program Hamil

Manfaat Vitamin D untuk Promil dan Cara Memperolehnya

Siti Nurmayani Putri | Diterbitkan pada 18 September 2025
Ditinjau oleh dr. Tammy Nurhardini
Vitamin D memiliki peran untuk kesuburan wanita dan kehamilan sehat. Ketahui sumber vitamin D seperti sinar matahari dan makanan, dan kapan suplemen dibutuhkan agar program hamil Mama berjalan optimal
pentingnya-vitamin-d-dalam-program-hamil

Ketika membicarakan vitamin yang penting sebelum hamil, kebanyakan orang akan langsung menyebut asam folat atau zat besi. Jarang yang sadar bahwa vitamin D juga punya peranan besar dalam promil.

Padahal, vitamin D berperan dalam banyak aspek kesuburan, mulai dari menjaga keseimbangan hormon, mendukung fungsi ovarium, sampai menciptakan kondisi rahim yang ideal untuk menempelkan embrio. Jadi, kalau Mama sedang merencanakan kehamilan, jangan abaikan asupan vitamin D untuk program hamil.

Mengenal Apa Itu Vitamin D

Vitamin D adalah salah satu vitamin larut lemak yang punya fungsi mirip hormon karena terlibat dalam banyak proses penting di tubuh. Selain terkenal sebagai vitamin untuk kesehatan tulang karena membantu penyerapan kalsium dan fosfor, vitamin D juga berperan dalam sistem imun, metabolisme, hingga kesehatan reproduksi.

Bentuk aktif vitamin D bekerja dengan menempel pada reseptor khusus (Vitamin D Receptor) yang tersebar di berbagai jaringan tubuh, termasuk ovarium dan rahim. Inilah sebabnya kadar vitamin D yang cukup tidak hanya penting untuk tulang, tetapi juga untuk mendukung kesuburan dan keberhasilan program hamil.

Manfaat Vitamin D untuk Program Kehamilan

Vitamin D bukan hanya vitamin sebelum hamil untuk tulang, tapi memang memiliki manfaat vitamin D untuk kesuburan dan promil. Berikut beberapa cara vitamin D dapat membantu di tahap pra-kehamilan dan kehamilan awal.

1. Memengaruhi hormon reproduksi

Vitamin D membantu mengatur hormon reproduksi seperti estrogen, progesteron, hormon-perangsang folikel (FSH), hormon LH, dan hormon antibodi seperti AMH. Kekurangan vitamin D dapat mengganggu keseimbangan hormon tersebut, yang kemudian berdampak pada ovulasi atau siklus menstruasi yang tidak teratur.

Wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang memiliki kadar vitamin D rendah, cenderung memiliki masalah ovulasi. Dengan suplemen vitamin D program hamil, ini dapat membantu memperbaiki siklus.

2. Mendukung kesehatan ovarium dan kualitas sel telur

Kualitas sel telur (oosit) adalah salah satu faktor penentu keberhasilan kehamilan, baik alami maupun lewat program bantuan reproduksi, misalnya IVF. Vitamin D juga tampak membantu dalam pematangan folikel dan perkembangan jaringan ovarium, termasuk melalui pengaturan ekspresi gen di ovarium.

3. Berkontribusi pada keberhasilan implantasi

Setelah pembuahan, embrio perlu menempel di dinding rahim agar kehamilan bisa berlanjut. Proses ini disebut implantasi, dan keberhasilannya dipengaruhi oleh kondisi rahim.

Manfaat vitamin D untuk kesuburan berperan penting karena dapat membantu membuat lapisan rahim lebih “ramah” bagi embrio, mendukung sistem imun agar tidak menolak embrio, serta membantu pembentukan pembuluh darah baru untuk memberi nutrisi. Jadi, kadar vitamin D yang cukup bisa meningkatkan peluang embrio berhasil menempel dan berkembang menjadi kehamilan yang sehat.

Risiko Kekurangan Vitamin D pada Program Hamil & Kehamilan

Ketika tubuh kekurangan vitamin D dan promil sedang berlangsung, ini bisa menimbulkan risiko terhadap kehamilan dan menimbulkan risiko komplikasi. Berikut risiko yang bisa terjadi:

Dampak pada peluang kehamilan

  • Wanita dengan kadar vitamin D rendah cenderung memiliki tingkat kesuburan yang lebih rendah, gangguan ovulasi, atau siklus yang tidak teratur.
  • Program bantuan reproduksi (IVF atau ART) menunjukkan bahwa wanita yang mendapatkan kadar vitamin D cukup memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami kehamilan klinis dan bayi lahir hidup, dibanding yang defisiensi alias kekurangan vitamin D.
  • Implantasi embrio bisa gagal lebih sering bila kondisi lokal di rahim tidak optimal dan vitamin D menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kesiapan lapisan rahim.

Risiko Komplikasi Kehamilan (Jika Terjadi Kekurangan Parah)

  • Preeklamsia: Ibu hamil dengan defisiensi vitamin D memiliki risiko lebih tinggi mengalami preeklamsia atau tekanan darah tinggi kehamilan yang bisa berbahaya.
  • Diabetes gestasional: Kadar vitamin D yang rendah juga dikaitkan dengan gangguan toleransi glukosa kehamilan serta peningkatan risiko diabetes gestasional.
  • Berat badan lahir rendah, prematuritas: Bayi dari Mama dengan kadar vitamin D yang rendah lebih berisiko lahir prematur atau lahir dengan berat lahir rendah. 
  • Gangguan pertumbuhan janin (misalnya IUGR / Intrauterine Growth Restriction) serta masalah perkembangan tulang bayi.
  • Risiko infeksi: Sistem imun yang kurang optimal karena vitamin D rendah dapat meningkatkan risiko infeksi maternal serta komplikasi karena infeksi.

Artikel Lainnya: Berbagai Masalah Reproduksi yang Bisa Hambat Kehamilan

Berapa Asupan Vitamin D yang Direkomendasikan?

Kebutuhan vitamin D pada wanita yang sedang program hamil umumnya sama dengan ibu hamil, yaitu sekitar 600 IU (15 mikrogram) per hari. Angka ini sudah cukup untuk mendukung kesehatan tulang, fungsi imun, dan sistem reproduksi. Namun, kebutuhan setiap orang bisa berbeda karena kadar vitamin D dalam darah dipengaruhi banyak faktor, seperti paparan sinar matahari, pola makan, serta kondisi kesehatan tertentu.

Bila hasil tes kadar vitamin D menunjukkan kekurangan, dokter bisa menyarankan dosis lebih tinggi, misalnya 1000–2000 IU per hari, bahkan sampai 4000 IU pada kasus tertentu, tentunya dengan pengawasan medis agar tetap aman. Yang terpenting, jangan sembarangan meningkatkan dosis tanpa anjuran dokter, karena kelebihan vitamin D juga bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Cara Memenuhi Kebutuhan Vitamin D

Untuk mendapatkan manfaat vitamin D selama program hamil dan menghindari kekurangan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Berikut di antaranya:

1. Paparan sinar matahari

Sinar UVB dari sinar matahari adalah sumber vitamin D alami. Paparan sinar matahari pagi (misalnya pukul 07.00-09.00) beberapa menit setiap hari membantu tubuh memproduksi vitamin D. Lama dan intensitas cukup tergantung warna kulit, lokasi geografi, musim, pakaian, dan jumlah kulit yang terpapar.

Namun perlu berhati-hati, jangan sampai mengalami kulit terbakar dan hindari berjemur terlalu lama saat sinar UV sangat kuat (siang hari), serta gunakan pelindung jika diperlukan.

2. Sumber makanan (ikan berlemak, kuning telur, susu fortifikasi)

  • Ikan berlemak seperti salmon, tuna, sarden atau ikan laut lainnya yang kaya lemak adalah sumber vitamin D alami yang baik.
  • Kuning telur juga mengandung vitamin D, meskipun jumlahnya lebih rendah.
  • Produk susu yang difortifikasi (susu sapi atau susu nabati jika ada) sangat membantu jika makanan alami kurang mencukupi.
  • Beberapa minyak ikan dan makanan laut lainnya juga membantu.

3. Suplemen vitamin D (kapan diperlukan?)

Jika asupan dari makanan dan sinar matahari belum cukup, suplemen bisa dipertimbangkan. Terutama jika Mama berada pada kelompok risiko, misalnya tinggal di daerah dengan intensitas sinar matahari rendah, kulit gelap, sering memakai penutup tubuh dan berjilbab, atau kondisi medis tertentu.

Pilih suplemen yang bentuknya vitamin D3 (cholecalciferol) karena lebih efektif dibanding bentuk D2. Dianjurkan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui dosis yang tepat, dan jika perlu lakukan tes kadar vitamin D terlebih dahulu agar dosisnya sesuai.

Kapan Sebaiknya Melakukan Tes Kadar Vitamin D?

Tes kadar vitamin D sebaiknya dilakukan sebelum memulai program hamil, terutama jika Mama termasuk kelompok yang berisiko mengalami kekurangan. Misalnya, jarang terpapar sinar matahari, sering menggunakan pakaian tertutup, tinggal di daerah dengan sinar matahari minim, memiliki kulit lebih gelap, atau mengalami kelebihan berat badan.

Pemeriksaan ini juga penting bila Mama punya riwayat gangguan hormon, PCOS, atau sudah lama mencoba program hamil namun belum berhasil. Dengan begitu, dokter bisa menilai apakah perlu diberikan suplemen vitamin D program hamil dalam dosis khusus.

Selain itu, tes kadar vitamin D juga bisa dilakukan saat kehamilan berlangsung, terutama di trimester awal. Pemeriksaan ini bermanfaat jika ibu hamil berisiko mengalami komplikasi seperti preeklamsia, diabetes gestasional, atau memiliki riwayat bayi lahir prematur.

Hasil tes akan membantu dokter menentukan apakah suplementasi vitamin D perlu ditingkatkan agar kehamilan tetap sehat dan bayi mendapat dukungan nutrisi yang optimal.

Langkah kecil bisa membawa dampak besar untuk promil yang Mama jalani. Mulailah dengan download aplikasi HalloBumil, agar Mama bisa mendapatkan panduan lengkap seputar nutrisi dan vitamin sebelum hamil, termasuk cara menjaga kadar vitamin D tetap optimal.

Setelah itu, jangan ragu untuk bergabung dengan komunitas HalloBumil, tempat berbagi cerita dan mendapat dukungan dari sesama calon orang tua.

Mama juga bisa memanfaatkan health tools Cek Masa Subur, untuk memahami siklus haid sekaligus mendukung program hamil. Terakhir, ikuti webinar HalloBumil bersama para ahli agar semakin percaya diri dalam menyiapkan diri menuju kehamilan yang sehat.

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
1
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Saling Dukung dan Berbagi Cerita di Komunitas Program Hamil

Gabung komunitas Hallobumil dan temukan support, edukasi dan inspirasi di setiap langkah perjuanganmu
image