Penyebab Hasil Tes Ovulasi Terus-Terusan Garis 2 Samar
Ovulasi adalah masa ketika indung telur melepaskan sel telur. Setelah sel telur dilepaskan, biasanya akan berdiam di tuba fallopi selama 24 jam untuk menunggu sperma membuahi. Kalau gak ada sperma yang membuahi, maka sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mengalami disintegrasi. Periode ovulasi adalah periode dengan peluang terbesar memperoleh kehamilan saat Mama melakukan hubungan seksual. Biasanya ovulasi terjadi 14 hari (+- 2-3 hari) sebelum hari pertama periode menstruasi berikutnya.
Misalnya seperti ini, Maa:
- Haid di bulan September tanggal 1-5 September.
- Siklus menstruasi Mama rata-rata misalnya 30 hari.
- Berarti periode ovulasi Mama adalah tanggal 16 September, bisa juga dimulai dari tanggal 13 hingga 18 September.
- Selama periode ovulasi ini disarankan buat melakukan hubungan seksual setiap 2-3 hari sekali. Sperma dapat bertahan hidup selama 3 hari di dalam vagina dan rahim, beberapa sperma hingga 5 hari.
Alat pemeriksaan kesuburan mendeteksi peningkatan Luteinizing Hormone (LH) yang terjadi i periode ovulasi. Ada gejala atau tanda ovulasi yang bisa Mama amati selain menggunakan alat pemeriksaan kesuburan tersebut, seperti:
1. Kenaikan suhu tubuh basal, yang diukur dengan termometer.
2. Lendir serviks dan vagina lebih jernih, banyak, tipis mirip kayak putih telur mentah.
3. Payudara terasa kencang dan agak nyeri.
4. Perut kembung.
5. Rasa nyeri minimal di perut bawah kiri/kanan.
6. Spotting (tidak selalu ada)
LH adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari anterior di otak. Peningkatan mendadak LH akan memicu terjadinya ovulasi. Naik turun kadar LH yang teratur diperlukan untuk pengaturan siklus menstruasi yang normal.
Kondisi yang menyebabkan LH kadarnya selalu tinggi yaitu:
1. Polycystic ovary syndrome
2. Menopause dini
3. Disgenesis gonad
4. Hiperplasia adrenal kongenital
Referensi: