Artikel/Pra Kehamilan/Pentingnya Zat Besi Dalam Program Hamil

Manfaat Zat Besi untuk Program Hamil & Sumber Makanannya

Siti Nurmayani Putri | Diterbitkan pada 15 September 2025
Ditinjau oleh dr. Maria Dewi
Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia, yang berdampak buruk pada kesuburan dan kehamilan. Temukan sumber makanan kaya zat besi, dosis yang direkomendasikan, serta tips meningkatkan penyerapannya
pentingnya-zat-besi-dalam-program-hamil

Merencanakan kehamilan bukan hanya soal menghitung masa subur, tetapi juga bagaimana calon ibu mempersiapkan tubuhnya agar tetap sehat dan kuat. Salah satu nutrisi yang perlu mendapat perhatian khusus adalah zat besi untuk program hamil.

Mineral ini punya peran besar dalam menjaga energi, mendukung kesuburan, hingga memastikan kondisi rahim siap menampung janin. Sayangnya, banyak wanita yang baru sadar pentingnya zat besi ketika sudah hamil, padahal manfaat zat besi sebelum hamil tak kalah penting.

Dengan asupan yang cukup sejak promil, risiko anemia bisa ditekan, pertumbuhan janin lebih optimal, dan peluang menjalani kehamilan sehat semakin besar.

Manfaat Zat Besi untuk Program Hamil

Sebelum hamil, tubuh wanita membutuhkan persiapan yang matang agar siap menyambut proses kehamilan. Salah satu nutrisi yang berperan besar adalah zat besi. Mineral ini bukan hanya mencegah kelelahan, tetapi juga mendukung kesuburan dan perkembangan janin sejak awal pembuahan. Berikut sejumlah manfaat zat besi sebelum hamil yang perlu Mama ketahui:

1. Meningkatkan kesuburan

Zat besi berperan dalam pembentukan sel darah merah yang optimal, sehingga aliran oksigen ke organ reproduksi lancar dan mendukung ovulasi teratur.

2. Mencegah anemia sejak dini

Dengan mencukupi kebutuhan zat besi sebelum hamil, risiko anemia program hamil bisa ditekan. Hal ini penting agar calon ibu tetap bertenaga dan tidak mudah lelah.

3. Mendukung kualitas sel telur dan pembuahan

Tercukupinya kebutuhan zat besi berkaitan dengan kesehatan ovarium dan kualitas sel telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan lebih tinggi.

4. Menyiapkan tubuh menghadapi peningkatan kebutuhan zat besi saat hamil

Saat hamil, kebutuhan zat besi meningkat hampir dua kali lipat. Dengan cadangan zat besi yang cukup sejak promil, tubuh lebih siap menghadapi perubahan ini.

5. Mengurangi risiko komplikasi kehamilan

Kekurangan zat besi dikaitkan dengan risiko bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah. Memenuhi kebutuhan zat besi sejak promil membantu menurunkan risiko tersebut.

Risiko Kekurangan Zat Besi (Anemia) Sebelum dan Saat Hamil

Kekurangan zat besi sebelum hamil sering kali dianggap sepele, padahal dampaknya bisa berlanjut hingga masa kehamilan. Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling sering terjadi pada ibu hamil, dan bila tidak ditangani, dapat memengaruhi kesehatan Mama maupun perkembangan janin.

Berikut adalah beberapa risiko kekurangan zat besi sebelum dan saat hamil:

  • Kelelahan kronis dan mudah lemah: Rendahnya kadar hemoglobin membuat oksigen tidak tersebar maksimal, sehingga Mama cepat merasa lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
  • Gangguan kesuburan: Kekurangan zat besi dapat memengaruhi ovulasi dan kualitas sel telur, yang berakibat menurunnya peluang keberhasilan program hamil.
  • Meningkatkan risiko persalinan prematur: Anemia berat sebelum dan saat hamil dapat memicu kelahiran sebelum waktunya, yang berisiko pada kesehatan bayi.
  • Berat badan lahir rendah (BBLR): Kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi akibat anemia bisa mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan.
  • Gangguan perkembangan otak dan sistem imun janin: Kekurangan zat besi di trimester awal berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang terhadap fungsi kognitif dan daya tahan tubuh anak.
  • Risiko komplikasi pada Mama: Mulai dari preeklamsia, perdarahan pascapersalinan, hingga depresi postpartum, semuanya lebih berisiko jika Mama mengalami anemia selama kehamilan.

Artikel Lainnya: 7 Pantangan untuk calon Ibu dalam Program Hamil

Sumber Makanan Kaya Zat Besi untuk Calon Ibu

Mencukupi kebutuhan zat besi sejak masa program hamil tidak harus selalu bergantung pada suplemen. Sebenarnya, banyak pilihan makanan penambah zat besi yang bisa dikonsumsi sehari-hari. Dengan pola makan seimbang, calon Mama dapat memperoleh zat besi dalam bentuk heme (dari sumber hewani) maupun non-heme (dari sumber nabati).

Perbedaan keduanya terletak pada tingkat penyerapannya. Pada zat besi heme lebih mudah diserap tubuh, sementara zat besi non-heme membutuhkan bantuan, misalnya vitamin C, agar penyerapannya optimal.

Sumber zat besi heme (hewani)

Zat besi heme berasal dari produk hewani yang penyerapannya lebih tinggi dibanding nabati. Beberapa pilihan terbaik untuk calon ibu antara lain:

  • Daging merah seperti sapi tanpa lemak, yang kaya zat besi sekaligus protein untuk mendukung energi.
  • Hati ayam atau sapi, salah satu sumber zat besi tertinggi yang baik untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
  • Seafood seperti ikan salmon, tuna, sarden, kerang, dan tiram, yang selain tinggi zat besi juga kaya omega-3 penting untuk kesuburan dan perkembangan janin.

Sumber zat besi non-heme (nabati)

Bagi calon Mama yang jarang mengonsumsi daging, sumber zat besi nabati bisa menjadi pilihan sehat, meski perlu dikombinasikan dengan vitamin C agar penyerapannya maksimal. Pilihan terbaiknya adalah:

  • Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, brokoli, dan daun kelor, yang kaya zat besi sekaligus asam folat.
  • Kacang-kacangan seperti kacang merah, buncis, almond, serta produk olahannya seperti tahu dan tempe.
  • Biji-bijian misalnya biji labu, biji bunga matahari, dan produk gandum utuh.
  • Buah-buahan seperti kurma, kismis, alpukat, pisang, dan buah bit, yang membantu menambah cadangan zat besi alami.

Artikel Lainnya: Ingin Cepat Hamil? Konsumsi 7 Makanan Kaya Zat Besi Ini!

Kapan Diperlukan & Dosis Zat Besi

Tidak sedikit calon ibu yang penasaran apakah perlu mengonsumsi suplemen zat besi untuk promil? Jawabannya, tergantung dengan kondisi tubuh Mama. Pada dasarnya, zat besi bisa didapat dari makanan sehari-hari. Namun, ada kalanya tubuh membutuhkan tambahan melalui suplemen, terutama bila cadangan zat besi rendah atau sudah terdeteksi anemia.

Perlu Mama ketahui, kebutuhan konsumsi zat besi akan berbeda-beda pada setiap orang, baik pada remaja, calon ibu hamil, maupun wanita dewasa. Berikut dosis harian zat besi yang direkomendasikan:

  • Remaja: Membutuhkan asupan zat besi sebanyak 15 mg per hari. Fungsinya untuk mendukung masa pertumbuhan dan mencegah anemia.
  • Wanita usia subur yang sedang promil: Dosis zat besi sebelum hamil disarankan sebanyak 18-27 mg per hari. Ada baiknya untukmencukupi asupan zat besi melalui makanan, dan bila diperlukan, dokter dapat memberikan vitamin sebelum hamil atau suplemen zat besi dalam dosis ringan.
  • Kebutuhan harian ibu hamil: Pada ibu hamil, umumnya membutuhkan sekitar 27 mg zat besi per hari yang berasal dari makanan atau suplemen.

Sebelum memulai program hamil, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah. Hal ini dapat menentukan dosis zat besi yang dibutuhkan oleh calon ibu hamil.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan anemia atau cadangan zat besi rendah, dokter biasanya meresepkan suplemen dalam bentuk ferrosulfat, feroglukonat, atau ferofumarat dengan dosis yang disesuaikan. Jangan mengonsumsi sembarangan tanpa anjuran medis, karena overdosis zat besi juga bisa berbahaya.

Saat mengonsumsi suplemen zat besi, penting untuk memantau kadar hemoglobin dan feritin secara berkala. Ini membantu memastikan dosis yang diberikan efektif sekaligus aman bagi Mama dan calon bayi.

Tips Meningkatkan Penyerapan Zat Besi

Tidak semua zat besi yang kita konsumsi bisa langsung diserap tubuh dengan optimal. Ada faktor makanan dan kebiasaan sehari-hari yang bisa mempercepat atau justru menghambat penyerapan zat besi. Ini dia beberapa tips yang bisa diterapkan:

  • Kombinasikan dengan vitamin C: Vitamin C dapat membantu mengubah zat besi non-heme dari tumbuhan menjadi bentuk yang lebih mudah diserap tubuh. Misalnya, makan sayur bayam bersama perasan jeruk atau tomat.
  • Batasi konsumsi teh dan kopi saat makan: Kandungan tanin dan kafein bisa menghambat penyerapan zat besi. Sebaiknya, konsumsi teh atau kopi dengan jeda minimal 1–2 jam setelah makan.
  • Perhatikan interaksi dengan kalsium: Produk susu, keju, atau suplemen kalsium dapat mengurangi penyerapan zat besi bila dikonsumsi bersamaan. Disarankan memberi jarak konsumsi sekitar 2 jam.
  • Pilih cara masak yang tepat: Memasak menggunakan wajan besi bisa menambah kandungan zat besi pada makanan. Selain itu, hindari memasak sayuran terlalu lama agar kandungan nutrisinya tidak banyak hilang.
  • Konsumsi sumber protein hewani: Zat besi heme dari daging merah, ayam, dan ikan lebih mudah diserap tubuh dibanding zat besi nabati. Mengombinasikan keduanya dapat meningkatkan efektivitas penyerapan.
  • Ikuti aturan minum suplemen zat besi: Jika dokter meresepkan suplemen, sebaiknya diminum saat perut kosong dengan air putih. Namun, bila menimbulkan mual, boleh diminum setelah makan ringan.

Nah, itu dia pentingnya zat besi untuk program hamil. Sekarang saatnya Mama lebih terarah dalam mempersiapkan diri. Unduh aplikasi HalloBumil untuk mendapatkan panduan lengkap seputar promil, hamil, hingga tumbuh kembang anak.

Mama juga bisa gabung ke komunitas HalloBumil agar bisa saling berbagi pengalaman dengan calon Mama lainnya. Mau dapat info terbaru soal program kehamilan? Ikut event Hallobumil, ada kelas online sampai acara offline buat Mama dan Papa.

Jangan lupa manfaatkan berbagai health tools, seperti hitung masa subur yang akan memudahkan perjalanan kehamilanmu. Yuk, persiapkan momen terindah jadi Mama dengan lebih percaya diri bersama Hallobumil!

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
1
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Saling Dukung dan Berbagi Cerita di Komunitas Program Hamil

Gabung komunitas Hallobumil dan temukan support, edukasi dan inspirasi di setiap langkah perjuanganmu
image