Diabetes Gestasional: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/S3qweIREZ2YlbINu5ZO-3/original/wxd9wp5rulje5a7f7gi6ayda5w6sydeg.png)
Ditulis oleh: Redaksi Hallobumil
Kehamilan adalah fase istimewa dalam kehidupan seorang wanita, termasuk bagi Mama. Namun, tak jarang muncul tantangan kesehatan yang perlu diperhatikan dengan serius, salah satunya adalah diabetes gestasional. Kondisi ini terjadi saat kadar gula darah meningkat selama kehamilan dan bisa berdampak pada kesehatan Mama dan janin. Artikel ini akan membantu Mama memahami lebih dalam tentang penyebab, gejala, dampak, hingga pencegahan diabetes gestasional.
Apa Itu Diabetes Gestasional?
Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang pertama kali terdeteksi saat kehamilan. Umumnya, kondisi ini muncul pada trimester kedua atau ketiga, dan biasanya menghilang setelah persalinan. Meski bersifat sementara, diabetes gestasional perlu ditangani dengan tepat karena bisa meningkatkan risiko komplikasi selama dan setelah kehamilan, baik untuk Mama maupun bayi.
Penyebab Diabetes Gestasional
Penyebab utama diabetes gestasional adalah perubahan hormon selama kehamilan yang menyebabkan tubuh Mama menjadi kurang responsif terhadap insulin. Hormon-hormon dari plasenta dapat mengganggu kerja insulin, yaitu hormon yang berperan dalam mengatur kadar gula darah. Akibatnya, kadar gula darah dalam tubuh bisa meningkat.
Faktor Risiko Diabetes Gestasional
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Mama mengalami diabetes gestasional antara lain:
- Usia kehamilan di atas 30 tahun.
- Indeks massa tubuh (IMT) sebelum hamil lebih dari 24 kg/m².
- Riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2.
- Riwayat diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya.
- Riwayat melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg.
- Berasal dari etnis tertentu yang cenderung memiliki risiko lebih tinggi, termasuk Asia.
Gejala Diabetes Gestasional
Sebagian besar Mama dengan diabetes gestasional tidak mengalami gejala yang khas. Namun, dalam beberapa kasus, gejala yang mungkin muncul antara lain:
- Mudah merasa haus.
- Sering buang air kecil.
- Kelelahan berlebihan.
- Penglihatan kabur.
Gejala-gejala ini sering kali juga dialami oleh Mama yang tidak memiliki diabetes, sehingga penting untuk menjalani pemeriksaan rutin selama kehamilan.
Artikel lainnya: Panduan Diet untuk Ibu Hamil yang Mengalami Obesitas
Dampak Diabetes Gestasional bagi Mama dan Janin
Risiko diabetes gestasional bisa berdampak secara jangka pendek maupun panjang, dan tidak hanya untuk ibu hamil, namun juga untuk janin.
Bagi ibu hamil
- Meningkatkan risiko tekanan darah tinggi (preeklamsia).
- Risiko lebih besar untuk menjalani persalinan caesar.
- Berisiko mengalami diabetes tipe 2 di masa mendatang.
Bagi janin
- Bayi bisa lahir dengan berat badan berlebih (makrosomia).
- Risiko bayi mengalami hipoglikemia (gula darah rendah) setelah lahir.
- Kemungkinan bayi mengalami gangguan pernapasan saat lahir.
- Risiko jangka panjang terkena obesitas dan diabetes tipe 2.
Diagnosis Diabetes Gestasional
Biasanya, diagnosis dilakukan pada usia kehamilan 24–28 minggu melalui dua tahap:
- Tes skrining glukosa: Mama akan diminta minum larutan glukosa, lalu kadar gula darah diperiksa setelah satu jam.
- Tes toleransi glukosa oral (TTGO): Jika hasil tes pertama menunjukkan kadar gula tinggi, Mama akan menjalani tes lanjutan dengan puasa dan pengukuran gula darah setelah mengonsumsi larutan glukosa.
Pemeriksaan ini penting, terutama jika Mama memiliki faktor risiko.
Pengobatan Diabetes Gestasional
Mama mungkin bertanya, apakah diabetes gestasional bisa sembuh? Jawabannya adalah ya, tapi dengan beberapa catatan. Diabetes gestasional biasanya akan hilang setelah Mama melahirkan, karena perubahan hormon kehamilan yang menyebabkan gangguan kerja insulin juga akan berkurang. Mama bisa melakukan beberapa hal ini untuk membantu pengobatan diabetes gestasional:
Perubahan gaya hidup
Langkah pertama adalah perubahan gaya hidup, seperti:
- Mengatur pola makan seimbang dan menghindari makanan tinggi gula.
- Melakukan aktivitas fisik ringan secara rutin, seperti berjalan kaki.
- Memantau kadar gula darah secara berkala.
Tindakan medis
Jika perubahan gaya hidup belum cukup, dokter mungkin akan merekomendasikan pemantauan lebih intensif, seperti konsultasi rutin dengan ahli gizi atau dokter spesialis kandungan.
Operasi
Diabetes gestasional tidak selalu memerlukan tindakan operasi. Namun, jika bayi berisiko lahir terlalu besar, dokter mungkin menyarankan persalinan caesar untuk menghindari komplikasi saat melahirkan.
Penggunaan obat
Jika kadar gula darah tidak bisa dikendalikan hanya dengan pola makan dan olahraga, dokter bisa meresepkan:
- Insulin: Obat utama yang aman digunakan selama kehamilan.
- Metformin atau glibenklamid: Obat oral yang bisa digunakan dalam kondisi tertentu.
Artikel lainnya: Menu Sehat Ibu Hamil Penyandang Diabetes
Pencegahan Diabetes Gestasional
Walaupun tidak semua kasus bisa dicegah, Mama bisa mengurangi risiko dengan:
- Menjaga berat badan ideal sebelum hamil.
- Mengadopsi pola makan sehat dan seimbang.
- Aktif bergerak dan berolahraga secara rutin.
- Berkonsultasi sebelum hamil jika memiliki riwayat GDM atau diabetes dalam keluarga.
Komplikasi Diabetes Gestasional
Jika tidak ditangani dengan baik, diabetes gestasional bisa menyebabkan:
- Preeklamsia
- Persalinan prematur
- Bayi lahir besar (makrosomia)
- Risiko lahir mati
- Diabetes tipe 2 setelah melahirkan (pada Mama)
- Risiko obesitas dan diabetes pada anak di masa depan
Obat Terkait Diabetes Gestasional
Obat yang umum digunakan untuk menangani GDM antara lain:
- Insulin: Paling aman dan efektif.
- Metformin: Bisa digunakan jika Mama tidak bisa menggunakan insulin.
- Glibenklamid: Alternatif oral yang jarang digunakan karena risiko hipoglikemia pada bayi.
Pemilihan obat akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing Mama oleh tenaga medis profesional.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika:
- Mama memiliki faktor risiko diabetes gestasional.
- Merasakan gejala yang mencurigakan.
- Ingin mempersiapkan kehamilan dengan kondisi kesehatan optimal.
Setelah melahirkan, Mama juga perlu menjalani tes gula darah untuk memastikan apakah kadar gula kembali normal.
Tantangan seperti diabetes gestasional memang bisa membuat kehamilan terasa lebih menegangkan, Ma. Tapi dengan informasi yang tepat dan dukungan medis yang sesuai, Mama tetap bisa menikmati masa kehamilan dengan tenang dan sehat. Ingat, langkah kecil seperti memerhatikan pola makan, rutin kontrol ke dokter, dan menjaga gaya hidup aktif bisa membawa dampak besar bagi kesehatan Mama dan si kecil.
Jangan hadapi diabetes gestasional sendirian, Ma! Dapatkan panduan lengkap, tips pengelolaan gula darah, serta dukungan dari sesama ibu hamil yang mengalami hal serupa di aplikasi Hallobumil. Ikuti berbagai event seru dari Hallobumil, mulai dari kelas persiapan persalinan hingga seminar kesehatan saat kehamilan. Daftar sekarang dan temui para ahli serta Mama lainnya! Yuk, unduh aplikasinya di Google Play dan App Store sekarang