Lakukan Ini Bila Jumlah Gerakan Janin Berkurang
:strip_icc():format(webp)/hb-article/WgOjnodyj4DdmqsbCNqas/original/256alasan-gerakan-janin-berkurang.png)
Saat kehamilan semakin membesar, merasakan tendangan dan pergerakan janin adalah salah satu momen yang paling menyenangkan bagi Mama. Tapi bagaimana kalau tiba-tiba gerakan janin berkurang atau terasa lebih lemah dari biasanya? Wajar kalau Mama langsung merasa khawatir.
Sebenarnya, perubahan frekuensi gerak janin bisa disebabkan berbagai hal, mulai dari yang normal sampai kondisi medis yang butuh perhatian. Nah, di artikel ini kita akan bahas apa saja yang bisa Mama lakukan ketika gerakan janin berkurang dan kapan harus ke dokter jika janin tidak bergerak. Yuk, simak bersama ya, Ma!
Artikel lainnya: Kupas Tuntas Soal Gerakan Janin dalam Kandungan
Apa yang Bisa Mama Lakukan Saat Gerakan Janin Berkurang?
Menurut data Healthy Newborn Network tahun 2018, angka kejadian bayi lahir mati di Indonesia berjumlah 13 dari 1.000 kelahiran. Di samping itu, angka kelahiran prematur (lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu) berjumlah 10 dari 100 kelahiran hidup. Meski lahir hidup, kondisi prematur membuat bayi-bayi lebih rentan mengalami komplikasi pasca lahir yang juga dapat berujung pada kematian.
Kedua kondisi ini sebetulnya dapat dicegah dengan menghitung gerakan Si Kecil, mengenali polanya, dan selalu waspada. Berikut yang perlu Mama lakukan bila gerakan janin berkurang:
1. Tetap tenang dan berbaring ke sisi kiri
Jika Mama merasa gerakan janin tidak terasa atau menjadi lebih lemah dari biasanya, langkah pertama adalah berbaring miring ke kiri dan fokus merasakan gerakan bayi selama 1–2 jam. Posisi ini membantu meningkatkan aliran darah ke janin dan bisa memancing gerakannya.
2. Hitung kick count
Cara sederhana untuk mengevaluasi frekuensi gerakan janin adalah dengan melakukan kick count janin. Caranya, catat berapa lama waktu yang dibutuhkan janin untuk bergerak sebanyak 10 kali. Idealnya, janin bergerak 10 kali dalam waktu 2 jam. Bila gerakannya kurang dari itu, Mama bisa mencoba kembali setelah makan atau minum sesuatu yang dingin untuk merangsang gerakan.
3. Perhatikan waktu dan pola gerak
Biasanya janin paling aktif di waktu-waktu tertentu, misalnya malam hari atau setelah Mama makan. Jika Mama tidak merasakan gerakan di waktu-waktu yang biasanya aktif, bisa jadi itu tanda bahwa janin sedang tidak aktif di perut karena tidur. Tapi jika setelah beberapa jam tetap tidak terasa, ini bisa jadi sinyal untuk memeriksakan diri ke dokter.
Artikel lainnya: Mengenal Pola Gerakan Janin dan Cara Menstimulasinya
4. Cek asupan makanan dan gula darah
Gerakan janin lemah kadang terjadi karena kadar gula darah Mama menurun. Cobalah konsumsi camilan manis seperti buah atau yogurt, lalu tunggu dan rasakan apakah ada pergerakan.
5. Hindari stres berlebih
Stres berlebihan dapat memengaruhi hormon tubuh dan kadang berpengaruh terhadap persepsi Mama terhadap gerakan janin. Meskipun belum ada bukti kuat bahwa stres bisa langsung membuat janin kurang bergerak, kondisi emosional Mama tetap penting untuk diperhatikan.
Diagnosis dan Pemeriksaan Medis
Kalau setelah kick count dan stimulasi gerakan janin tetap terasa lemah atau tidak ada gerakan sama sekali, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter. Dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya.
1. Pemeriksaan detak jantung janin
Langkah awal yang dilakukan dokter adalah memeriksa detak jantung janin normal atau tidak. Ini bisa dilakukan menggunakan alat Doppler atau CTG (Cardiotocography). Detak jantung janin yang normal berada di kisaran 110–160 kali per menit. Jika detaknya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur, ini bisa menandakan gangguan pada janin.
2. USG untuk memantau gerakan dan cairan ketuban
USG digunakan untuk memantau gerakan janin saat hamil trimester 3, mengukur volume cairan ketuban, serta mengevaluasi aliran darah melalui plasenta. Pemeriksaan ini bisa membantu memastikan apakah janin tumbuh dengan baik dan tidak mengalami gangguan.
3. Pemeriksaan tambahan
Jika perlu, dokter bisa melakukan pemeriksaan lanjutan seperti NST (Non-Stress Test) atau BPP (Biophysical Profile) untuk melihat tanda janin sehat dalam kandungan secara lebih menyeluruh, termasuk gerakan tubuh, pernapasan, tonus otot, dan jumlah cairan ketuban.
Artikel lainnya: Ketuban Pecah Dini: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Kapan Harus ke Dokter?
Mama sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter jika:
- Tidak merasakan gerakan janin selama 2 jam dalam kondisi rileks dan berbaring.
- Gerakan janin tiba-tiba jauh berkurang dari biasanya.
- Merasa cemas berlebihan dan tidak yakin dengan jumlah gerakan janin.
- Mengalami gejala lain seperti pusing, pendarahan, atau kontraksi.
Bila di lain waktu gerakan janin kembali berkurang, segera hubungi Dokter atau Bidan. Tak perlu segan untuk menghubungi mereka sekalipun hal ini sering terjadi. Untuk kasus seperti ini, jauh lebih baik waspada berlebihan daripada menyesal pada kemudian hari.
Pentingnya Memahami Pola Gerakan Janin
Setiap janin memiliki pola gerakan yang unik. Ada yang aktif di pagi hari, ada yang lebih sering menendang saat Mama sedang beristirahat. Mengenali pola ini membantu Mama menyadari bila ada perubahan yang tidak biasa.
Mulai usia 28 minggu, penting untuk melakukan kick count secara rutin setiap hari, terutama di malam hari saat janin biasanya lebih aktif. Ini adalah cara sederhana tapi efektif untuk memantau tanda janin sehat dalam kandungan.
Gerakan janin adalah salah satu indikator penting bahwa si Kecil sehat dan aktif di dalam kandungan. Jadi, yuk, jadikan ini sebagai momen untuk lebih dekat dan terhubung dengan si Kecil sejak dini.
Kalau Mama merasa gerakan janin berkurang, jangan panik dulu ya. Yuk, cari info terpercaya di aplikasi HalloBumil, ikuti webinar kehamilan lewat halaman event, gabung komunitas WhatsApp sesuai trimester atau usia anak, dan manfaatkan tools pintar seperti kalender masa subur & kalkulator HPL. Semua ada di satu aplikasi yang bantu Mama #JadiLebihSiap.