Air Ketuban Merembes, Bagaimana Cirinya dan Apa Bahayanya?
:strip_icc():format(webp)/hb-article/NZHEDRiAqrb8llJ4LHQwu/original/711air-ketuban-merembes-bagaimana-cirinya-dan-apa-bahayanya-by-topotishka-shutterstock.jpg)
dr. Indira Dewi Iriani
Ketuban merupakan cairan yang berada di dalam rahim dan kantong ketuban. Air ketuban berfungsi untuk melindungi Si Kecil, terutama dari luar seperti benturan atau infeksi. Selain itu, air ketuban memungkinkan Si Kecil untuk bergerak sekaligus menjaga kestabilan suhu rahim sehingga janin merasa nyaman.
Air ketuban yang seharusnya menjaga Si Kecil sampai saat persalinan, bisa bocor sebelum masuk usia janin matang.
Setelah usia kehamilan 37 minggu, bocornya air ketuban ini terjadi sekitar 8-15 persen dari kehamilan. Pada usia di bawah itu, air ketuban bocor hanya terjadi sekitar 3 persen dari kehamilan, tetapi dampaknya lebih serius karena janin masih berusia prematur.
Penyebab Air Ketuban Merembes
Berikut beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami air ketuban merembes terlalu awal:
- Riwayat menjalani tindakan medis atau operasi pada leher rahim
- Mengandung bayi kembar atau bayi besar
- Riwayat melahirkan prematur pada persalinan sebelumnya
- Mengalami infeksi, terutama di rahim, mulut rahim, atau vagina
- Memiliki kelainan bentuk rahim atau leher rahim pendek
- Perdarahan vagina pada trimester kedua dan ketiga
Mama juga berisiko tinggi mengalami air ketuban merembes atau bocor jika pola hidupnya tidak sehat, seperti minum alkohol, merokok, jarang mengonsumsi makanan yang bergizi, dan kurang berolahraga.
Ciri-Ciri Air Ketuban Merembes
Sering kali ibu hamil tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami air ketuban bocor. Oleh sebab itu, Mama perlu tahu terlebih dahulu perbedaan antara urine, cairan vagina, dan air ketuban.
Air ketuban yang normal berwarna bening, terkadang juga terlihat kekuningan. Air ketuban juga sering meninggalkan bercak bintik putih di pakaian dalam, serta tidak berbau.
Selain itu, air ketuban yang merembes bisa disertai lendir atau sedikit darah. Air ketuban bisa merembes dari vagina dalam kondisi apapun tanpa bisa diprediksi, seperti saat Mama sedang berbaring, duduk, atau bahkan berjalan.
Cairan ini akan keluar merembes secara terus-menerus tanpa bisa ditahan. Mama hanya merasakan sensasi basah di alat kelamin atau mendapati celana dalam Mama basah.
Sementara, cairan urine memiliki bau yang khas. Cairan vagina lainnya, misalnya keputihan, biasanya berwarna putih atau kekuningan dan kental.
Bahaya Air Ketuban Merembes
Merembesnya air ketuban dapat berbahaya bagi Mama maupun Si Kecil pada trimester berapapun. Walau terkadang air ketuban bisa merembes sedikit selama kehamilan, kehilangan air ketuban secara terus-menerus ataupun langsung banyak merupakan kondisi yang berisiko.
Air ketuban yang merembes pada trimester pertama dan/atau kedua bisa menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
- Keguguran
- Bayi cacat lahir
- Bayi lahir prematur
- Kematian janin/bayi lahir mati
Sedangkan pada trimester ketiga, kondisi air ketuban yang sedikit akibat bocor bisa menyebabkan:
- Kesulitan saat persalinan, termasuk menekan tali pusat, yang dapat mempengaruhi aliran oksigen ke janin
- Meningkatkan risiko untuk dilakukannya persalinan secara caesar
- Terlambatnya tumbuh kembang bayi
Hal-Hal Lain yang Harus Diwaspadai
Air ketuban yang merembes dalam jumlah sedikit dan jarang biasanya dianggap normal. Namun, sebagian besar mama sering kali tidak menyadari bahwa mereka mengalami air ketuban yang merembes sehingga terlambat memeriksakan diri ke Dokter.
Mama tetap harus waspada dan segera memeriksakan diri ke Dokter, terutama jika kondisinya:
- Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
- Disertai keputihan dan demam
- Cairan yang keluar berwarna kehijauan atau kecoklatan
- Cairan yang keluar banyak hingga membasahi pakaian dalam, atau keluar terus-menerus
Jika Mama tidak yakin dengan apa yang sedang terjadi, atau malah jika Mama berpikir bahwa cairan yang keluar adalah air ketuban, maka segeralah pergi ke Dokter untuk penanganan lebih lanjut.