Keputihan yang Normal dan yang Tidak Normal
:strip_icc():format(webp)/hb-article/5ho-sEcjNDQ0Rwch15i07/original/805shutterstock521629273.jpg)
Penulis: Indira Dewi Iriani
Keputihan merupakan sesuatu yang normal terjadi pada wanita, tak terkecuali Mama. Tapi jika ada keluhan lain yang muncul saat mengalami keputihan, maka keluhan ini perlu diwaspadai karena bisa jadi pertanda keputihan yang tidak normal. Lalu apa bedanya keputihan normal dan keputihan tidak normal?
Keputihan yang Normal
Vagina mulai memproduksi cairan keputihan saat memasuki usia pubertas. Cairan keputihan ini merupakan sesuatu yang normal, dan secara alami berguna dalam menjaga area genital tetap bersih dan sehat dengan cara membuang sel-sel mati dari dalam saluran vagina.
Warna, tekstur, dan jumlah keputihan yang normal mengikuti siklus menstruasi. Keputihan yang normal biasanya berwarna jernih hingga putih, dengan tekstur cair hingga berserat seperti putih telur. Keputihan yang normal tidak memiliki bau tak sedap. Jumlahnya pun bervariasi dari sedikit hingga cukup banyak. Produksi keputihan yang normal juga bisa meningkat pada keadaan ovulasi atau menyusui, atau saat terangsang.
Keputihan yang Tidak Normal
Terjadinya perubahan warna, tekstur, bau, dan jumlah keputihan yang berbeda dari biasanya, bisa jadi merupakan tanda-tanda dari keputihan yang tidak normal. Misalnya, warna yang berubah menjadi kuning, abu-abu, atau kehijauan. Tekstur yang kental atau seperti gumpalan susu.
Bau tak sedap seperti bau busuk atau bau ikan asin. Dan jumlah keputihan yang lebih banyak dari biasanya. Selain itu, keputihan juga bisa disertai dengan adanya rasa gatal atau panas di sekitar vulva, keluar darah, sampai nyeri panggul. Hal-hal seperti ini membutuhkan terapi supaya kondisi keputihan tidak bertambah parah dan sampai mengganggu saluran reproduksi.
Penyebab terjadinya perubahan keputihan yang tadinya normal menjadi tidak normal, biasanya adalah karena ketidakseimbangan flora normal di vagina. Beberapa hal yang menyebabkan ketidakseimbangan tersebut, misalnya adalah vaginal douching (membersihkan vagina dengan bahan kimia), pembersih kewanitaan, sabun atau bubble bath, dalam pengobatan antibiotic, diabetes, masa kehamilan, atau infeksi.
Beberapa contoh penyebab keputihan, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Non-infeksi
- Fisiologis, yaitu keputihan normal sesuai siklus menstruasi.
- Ektopik serviks, berupa keputihan yang kental.
- Benda asing, misalnya karena penggunaan tampon yang terlalu lama atau tertinggal di dalam vagina.
- Dermatitis vulva, yaitu peradangan di area vulva (bagian luar dari saluran reproduksi).
2. Infeksi bukan dari menular seksual, biasanya penyebabnya adalah ketidakseimbangan antara bakteri dan jamur yang merupakan flora normal di vagina. Karena bukan infeksi menular seksual, maka pasangan tidak perlu ikut diterapi.
- Bacterial vaginosis, yaitu keputihan akibat bakteri vagina yang berkembang biak terlalu banyak. Keputihannya berupa cairan putih keabuan atau kuning, kental, banyak, serta berbau seperti ikan asin. Terdapat juga rasa gatal dan panas, serta kemerahan pada vulva. Pada ibu hamil, bacterial vaginosis bisa memengaruhi kehamilan.
- Candidiasis, yaitu keputihan akibat jamur (Candida) di vagina yang berkembang biak terlalu banyak. Gejalanya berupa rasa gatal dan nyeri dengan keputihan yang berwarna putih tebal bergumpal-gumpal. Nyeri saat bersenggama juga bisa terjadi.
3. Infeksi menular seksual, yang penyebabnya adalah bakteri dari penularan seksual.
- Chlamydia trachomatis, dengan gejala keputihan yang seperti nanah, walau Sebagian perempuan yang mengalami infeksi ini terkadang tidak bergejala. Infeksi Chlamydia yang tidak diobati bisa menyebabkan radang panggul.
- Neisseria gonorrhoeae, menyebabkan keputihan yang seperti nanah, dan bisa menyebabkan radang panggul.
- Trichomonas vaginalis, yaitu parasite yang menyebabkan keputihan yang berwarna kuning kehijauan, sedikit berbusa, jumlahnya banyak, berbau, dengan rasa gatal dan panas, nyeri saat berkemih, dan nyeri saat bersenggama. Pada ibu hamil, infeksi ini bisa menyebabkan kelahiran prematur.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika keputihan yang tadinya normal menunjukkan perubahan gejala dan tanda menjadi tidak normal. Gejala lain yang bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan reproduksi, misalnya nyeri panggul dan demam, atau rasa nyeri saat berkemih, juga bisa jadi merupakan gejala lanjutan dari keputihan yang sudah parah. Dokter akan memeriksa kondisi keputihan serta kondisi kesehatan secara umum agar bisa diberikan pengobatan sesuai dengan penyebabnya.
keputihan warna kuning kehijauan cuma sekali berbahaya nggk
Hai Mama, jika demikian sebaiknya silakan periksa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ya Mama, agar Mama bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai :) ^sr