Artikel/Pra Kehamilan/Keputihan yang Normal dan yang Tidak Normal

Keputihan yang Normal dan yang Tidak Normal

Tim Ahli Hallobumil | Diterbitkan pada 01 Desember 2021
Bagikan
Facebook
Twitter
WhatsApp
copylink
Vagina mulai memproduksi cairan keputihan saat memasuki usia pubertas. Cairan keputihan ini merupakan sesuatu yang normal. Lalu apa bedanya keputihan tidak normal?
keputihan-yang-normal-dan-yang-tidak-normal

Penulis: Indira Dewi Iriani

Keputihan merupakan sesuatu yang normal terjadi pada wanita, tak terkecuali Mama. Tapi jika ada keluhan lain yang muncul saat mengalami keputihan, maka keluhan ini perlu diwaspadai karena bisa jadi pertanda keputihan yang tidak normal. Lalu apa bedanya keputihan normal dan keputihan tidak normal?

Ciri-Ciri Keputihan Normal dan Abnormal

Sebagaimana telah disebutkan di awal kalau keputihan sebenarnya hal yang normal. Namun untuk lebih mengenal mana yang normal dan yang tidak, Mama bisa lihat dari ciri-ciri berikut:

Ciri-Ciri Keputihan Normal

Vagina mulai memproduksi cairan keputihan saat memasuki usia pubertas. Cairan keputihan ini merupakan sesuatu yang normal, dan secara alami berguna dalam menjaga area genital tetap bersih dan sehat dengan cara membuang sel-sel mati dari dalam saluran vagina. Keputihan normal biasanya memiliki ciri sebagai berikut:

  • Warna: bening hingga putih susu
  • Tekstur: cair, lengket, atau seperti putih telur saat masa ovulasi
  • Bau: tidak berbau atau hanya sedikit beraroma ringan
  • Jumlah: bervariasi, bisa meningkat saat ovulasi, menyusui, stres, atau terangsang

Produksi keputihan normal dapat berubah-ubah sesuai siklus menstruasi dan kondisi hormonal Mama. Selama tidak disertai gejala lain, kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan.

Ciri-Ciri Keputihan Abnormal

Keputihan dikatakan tidak normal apabila terjadi perubahan warna, tekstur, bau, atau jumlah yang berbeda dari kebiasaan Mama. Keputihan abnormal dapat disertai keluhan tambahan seperti:

  • Warna kuning, abu-abu, atau hijauTekstur kental, menggumpal, atau seperti nanah
  • Bau tidak sedap, seperti bau busuk atau ikan asin
  • Jumlah lebih banyak dari biasanya
  • Disertai rasa gatal, panas, perih, nyeri berhubungan seksual, atau nyeri saat berkemih
  • Kadang disertai bercak darah

Kondisi ini dapat mengganggu kenyamanan dan, bila tidak ditangani, dapat menyebabkan masalah kesehatan reproduksi yang lebih serius.

Penyebab Keputihan Abnormal

Penyebab terjadinya perubahan keputihan yang tadinya normal menjadi tidak normal, biasanya adalah karena ketidakseimbangan flora normal di vagina.

Beberapa hal yang menyebabkan ketidakseimbangan tersebut, misalnya adalah vaginal douching (membersihkan vagina dengan bahan kimia), pembersih kewanitaan, sabun atau bubble bath, dalam pengobatan antibiotic, diabetes, masa kehamilan, atau infeksi. 

Beberapa contoh penyebab keputihan, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Non-Infeksi

  • Fisiologis: produksi keputihan normal yang meningkat mengikuti siklus menstruasi.
  • Ektopik serviks: menghasilkan keputihan lebih kental.
  • Benda asing: misalnya penggunaan tampon yang terlalu lama atau tertinggal.
  • Dermatitis vulva: peradangan pada kulit vulva akibat sabun, deterjen, bubble bath, atau produk kewanitaan.

2. Infeksi Non-Menular Seksual (Ketidakseimbangan Flora Vagina)

  • Bacterial vaginosis (BV): keputihan putih keabuan atau kuning, berbau amis kuat, jumlah banyak, disertai gatal dan panas. Pada ibu hamil, BV dapat meningkatkan risiko komplikasi.
  • Candidiasis (jamur Candida): keputihan putih pekat menggumpal seperti susu, gatal hebat, nyeri berhubungan seksual, dan nyeri saat berkemih.

Karena bukan infeksi menular seksual, pasangan tidak perlu ikut diterapi.

3. Infeksi Menular Seksual (IMS)

  • Chlamydia trachomatis: keputihan seperti nanah, tetapi sebagian perempuan tidak bergejala. Bila tidak diobati dapat menyebabkan radang panggul.
  • Neisseria gonorrhoeae (gonore): keputihan seperti nanah dan dapat menyebabkan radang panggul.
  • Trichomonas vaginalis: keputihan kuning kehijauan, berbusa, banyak, bau menyengat, disertai gatal, panas, dan nyeri saat berkemih. Pada ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur

Artikel lainnya: Panduan Perawatan Luka Perineum Usai Melahirkan Agar Mama Cepat Pulih

Kapan Harus ke Dokter?

Jika keputihan yang tadinya normal menunjukkan perubahan gejala dan tanda menjadi tidak normal. Gejala lain yang bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan reproduksi, misalnya nyeri panggul dan demam, atau rasa nyeri saat berkemih, juga bisa jadi merupakan gejala lanjutan dari keputihan yang sudah parah.

Dokter akan memeriksa kondisi keputihan serta kondisi kesehatan secara umum agar bisa diberikan pengobatan sesuai dengan penyebabnya.

Ingin lebih memahami perubahan tubuh selama masa kehamilan, termasuk soal keputihan? Yuk, gabung dengan grup whatsapp kehamilan dan unduh aplikasi Hallobumil sekarang. Dapatkan edukasi seputar kehamilan, tips bermanfaat, serta dukungan dari sesama Mama yang sedang menanti buah hati.

Ikuti juga berbagai event menarik dari Hallobumil, baik online maupun offline. Dari kelas persiapan kehamilan hingga seminar kesehatan ibu dan anak. Cek jadwalnya sekarang!

Jadilah orang tua super! Panduan 1000 Hari Pertama Kehidupan si kecil ada di sini. GRATIS.
image
image
image
image
1
4
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
A

keputihan warna kuning kehijauan cuma sekali berbahaya nggk

  • 0
Admin MIMA

Hai Mama, jika demikian sebaiknya silakan periksa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ya Mama, agar Mama bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai :) ^sr

  • 1
E

kalau putih kental bahaya pa enggak kak

  • 0
Admin MIMA

Hai Mama, jika keputihan ini disertai dengan bau yang tidak sedap, warna yang berubah menjadi kuning kehijauan serta adanya rasa gatal daerah vagiana bisa konsultasikan ke dokter obgyn ya Ma :) ^sm

  • 0

Saling Dukung dan Berbagi Cerita di Komunitas Program Hamil

Gabung komunitas Hallobumil dan temukan support, edukasi dan inspirasi di setiap langkah perjuanganmu
image