Bolehkah Konsumsi Obat Gatal Saat Hamil? Ini Penjelasannya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/ii4um1OB-JnW6lwHmt_Aq/original/g5z7aeo0obs47pqzxafqmzpol4yjxncl.png)
Rasa gatal saat hamil memang sering muncul dan kerap dianggap hal yang “biasa.” Padahal, tidak semua gatal bisa disepelekan, apalagi jika sampai mengganggu kenyamanan dan tidur.
Banyak ibu hamil ragu untuk mengonsumsi obat karena khawatir terhadap keamanan janin. Lalu, bolehkah konsumsi obat gatal saat hamil? Jawabannya tidak sesederhana “ya” atau “tidak.” Ada kondisi tertentu yang aman, ada pula yang memerlukan pengawasan ketat dari tenaga medis. Yuk, kenali penyebabnya dan cara penanganan yang tepat di sini.
Artikel Lainnya: Kenali Bagaimana Alergi Pada Ibu Hamil
Mengapa Gatal Sering Terjadi Saat Hamil?
Gatal selama kehamilan bukan hal langka. Perubahan fisik, hormonal, dan kondisi khusus kehamilan dapat memicu iritasi atau reaksi di kulit. Berikut beberapa penyebab gatal saat hamil:
Perubahan hormon dan kulit kering
Mengutip dari American College of Obstetrician and Gynecologist, kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat drastis selama kehamilan. Fluktuasi hormon ini bisa mempengaruhi kelembapan kulit dan keseimbangan lapisan pelindung kulit. Nantinya, kulit jadi lebih sensitif, mudah kering, dan rentan terhadap iritasi, sehingga memicu timbulnya rasa gatal.
Selain itu, kulit yang meregang mengikuti pertumbuhan janin, terutama di perut dan payudara juga bisa mengalami tekanan mekanis yang memperlemah integritas kulit, yang memicu rasa gatal.
Pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy (PUPPP)
Salah satu kondisi khas kehamilan yang sering dikaitkan dengan rasa gatal adalah PUPPP (Pruritic Urticarial Papules and Plaques of Pregnancy), juga dikenal sebagai polimorfik eruptif kehamilan. Ciri-ciri PUPPP antara lain:
- Biasanya muncul di trimester ketiga, sering di masa akhir kehamilan.
- Ruam berupa papula kemerahan (bintik merah) muncul di area kulit yang meregang (stretch mark) di perut, lalu bisa menyebar ke paha, bokong, lengan.
PUPPP bersifat jinak (tidak membahayakan Mama atau janin) dan biasanya hilang dalam beberapa minggu setelah persalinan. Penanganannya lebih ke pereda simptom (krim pelembap, krim topikal, antihistamin ringan) daripada terapi agresif.
Kolestasis intrahepatik kehamilan (kondisi serius)
Selain kondisi kulit biasa, ada satu kondisi yang lebih serius, yakni kolestasis intrahepatik kehamilan (Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy, ICP). Kondisi ini bukan kelainan kulit primer, melainkan gangguan aliran empedu di hati yang menyebabkan penumpukan asam empedu dalam darah, yang kemudian menimbulkan rasa gatal intens, terutama di telapak tangan dan kaki.
Ciri khas kolestasis kehamilan di antaranya:
- Gatal intens tanpa disertai ruam (atau hanya karena garukan).
- Gatal sering pertama muncul di tangan dan kaki, sering memburuk di malam hari.
- Bisa disertai gejala lain seperti kuning pada kulit atau mata (jaundice), perubahan warna urine, dan peningkatan enzim hati.
Karena risiko komplikasi janin (preterm, distress janin, risiko kematian janin), penanganan ketat dan pemantauan diperlukan. Obat utama yang sering dipakai adalah ursodeoksikolat (ursodeoxycholic acid) untuk menurunkan kadar asam empedu, bersama dengan pengobatan suportif.
Karena adanya kondisi seperti ini, tidak semua rasa gatal saat hamil bisa dianggap ringan. Oleh karenanya, penting untuk membedakan gatal biasa dari tanda kondisi serius.
Artikel Lainnya: Bolehkah Ibu Hamil Minum Obat Pereda Mual?
Bolehkah Konsumsi Obat Gatal Saat Hamil?
Setelah mengetahui penyebab gatal saat hamil, mungkin beberapa orang, termasuk Mama juga penasaran, bolehkah konsumsi obat gatal saat hamil? Menurut dr. Melyarna Putri, obat gatal boleh digunakan selama kehamilan asalkan harus dengan rekomendasi dan pengawasan dari dokter.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih obat gatal aman untuk ibu hamil, seperti:
1. Prinsip kehati-hatian
Selama kehamilan, setiap penggunaan obat (termasuk topikal) harus mengutamakan keamanan janin dan Mama. Obat harus dipilih berdasarkan bukti keamanan (kategori kehamilan, pengalaman klinis). Sebaiknya gunakan obat ringan terlebih dahulu, dan konsultasi ke dokter kandungan atau dokter kulit bila diperlukan.
2. Obat topikal (oles) lebih aman dibanding obat minum
Penggunaan salep gatal untuk bumil, krim, dan losiom umumnya lebih aman karena diserap sistemik dalam jumlah kecil. Namun, salep kuat atau penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan sebaiknya dihindari.
3. Antihistamin atau obat minum, pilih yang relatif aman
Beberapa antihistamin generasi kedua seperti loratadin atau cetirizin dianggap sebagai pilihan yang lebih aman di kehamilan. Obat antihistamin aman bumil asalkan digunakan sesuai dosis dan aturan pakai, serta di bawah pengawasan medis.
4. Kondisi spesifik (ICP, PUPPP berat) memerlukan resep dan pengawasan dokter
Bila gatal merupakan gejala ICP, penggunaan obat khusus, seperti ursodeoksikolat menjadi bagian dari terapi, bukan sekadar antihistamin biasa. Begitu juga pada PUPPP yang berat, dokter mungkin meresepkan kortikosteroid sistemik atau terapi suportif lainnya.
Terdapat beberapa obat gatal aman yang banyak direkomendasikan oleh dokter, salah satunya losion calamine ibu hamil yang bisa Mama oleskan langsung ke kulit yang terasa gatal sesuai dengan aturan pakai.
Selain itu, bisa juga mengoleskan kortikosteroid topikal ringan, misalnya hidrokortison rendah yang digunakan terbatas di area kecil. Jika rasa gatal sangat mengganggu, Mama juga bisa mengonsumsi antihistamin loratadin atau cetirizin. Pastikan untuk konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Tips Tambahan untuk Meredakan Gatal
Meskipun obat gatal dapat membantu, keluhan gatal saat hamil sering kali juga bisa dikurangi dengan langkah perawatan sederhana di rumah. Berikut beberapa tips tambahan untuk meredakan gatal yang aman dan mudah dilakukan oleh Bumil:
- Gunakan pelembap (emolien) secara rutin: Kulit kering memperburuk gatal, jadi memakai pelembap tanpa parfum beberapa kali sehari bisa membantu menjaga kelembapan kulit.
- Kompres dingin atau mandi air hangat suam-suam kuku: Kompres area yang gatal dengan kain bersih dan dingin atau mandi dengan air hangat ringan (bukan air panas) bisa memberikan efek menenangkan kulit.
- Pilih sabun lembut dan hindari yang mengiritasi: Hindari sabun yang keras, pewangi kuat, atau scrub kasar yang bisa memperparah iritasi.
- Kenakan pakaian yang longgar dan berbahan lembut (katun): Pakaian ketat dan bahan sintetis bisa menimbulkan gesekan dan iritasi. Pakaian katun longgar lebih “ramah kulit”.
- Hindari menggaruk: Bila kulit gatal, usahakan menepuk lembut atau tekan dengan kain dingin daripada menggaruk, agar tidak menimbulkan luka atau infeksi.
- Diet dan hidrasi: Minum air yang cukup, konsumsi asupan yang mengandung asam lemak omega-3 atau antioksidan, sesuai rekomendasi dokter untuk membantu kesehatan kulit.
- Gunakan bahan alami yang menenangkan: Beberapa bahan alami seperti oatmeal (colloidal oatmeal), lidah buaya (aloe vera), dan chamomile sering direkomendasikan sebagai bahan tambahan untuk meredakan gatal.
- Batasi paparan iritan: Hindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu lama, bahan kimia iritan, atau zat alergen baru.
Dengan kombinasi perawatan non-obat dan penggunaan obat yang aman dengan pengawasan, banyak keluhan gatal bisa dikendalikan.
Artikel Lainnya: Tips Mengatasi Penyakit yang Sering Menyertai Ibu Hamil
Kapan Gatal Perlu Diwaspadai dan Segera Periksa Dokter?
Meski gatal sering dianggap hal yang normal dalam kehamilan, ada tanda-tanda bahwa gatal bisa menjadi sinyal kondisi serius. Dianjurkan untuk segera periksa dokter bila muncul tanda-tanda berikut:
- Gatal sangat hebat dan mengganggu tidur ibu hamil atau aktivitas sehari-hari.
- Gatal terjadi terutama di tangan dan kaki, makin parah di malam hari, tanpa ruam, ini bisa menjadi tanda kolestasis kehamilan.
- Gatal yang disertai gejala lain seperti kulit atau mata menguning (jaundice), urine gelap, nyeri perut kanan atas. Ini perlu evaluasi fungsi hati.
- Gatal disertai perubahan kulit yang tampak luar biasa, lepuhan, borok, ruam menyebar cepat, atau lesi yang memburuk meskipun sudah diberi perawatan.
- Bila Mama memiliki riwayat penyakit hati atau gangguan kulit sebelumnya, gatal baru muncul perlu dicek lebih cermat.
- Bila gatal tak kunjung reda setelah menggunakan obat topikal ringan dan langkah non-obat selama beberapa hari.
Penanganan lebih dini dapat membantu mencegah komplikasi, terutama pada kasus kolestasis yang bisa berdampak pada janin. Pastikan segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.
Ingin dapat informasi terpercaya seputar kehamilan langsung dari ahlinya? Ikuti webinar HalloBumil yang membahas berbagai keluhan umum Bumil, termasuk cara aman mengatasi gatal.
Supaya makin lengkap, unduh aplikasi HalloBumil untuk akses tools kehamilan seperti hitung HPL (Hari Perkiraan Lahir) dan artikel kesehatan harian. Jangan ketinggalan, gabung juga ke komunitas HalloBumil di WhatsApp agar Mama bisa saling dukung dengan para ibu hamil lainnya.




KLO ibu hamil mau minum obat gatal2 yg baik di konsumsi itu tampilkan selengkapnya
- 0

:strip_icc():format(webp)/hb-article/TmBwmXyvvc5fBmDgsYa09/original/0kram-saat-hamil-ini-solusinya.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/e9NZTASpd1tc42Z4Gx9iu/original/0makanan-pantangan-ibu-hamil.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/43Mtw78Lk1CKWAEEeYQRf/original/0kenaikan-berat-badan-selama-hamil-yang-normal.jpg)