Panduan MPASI Sesuai Usia dan Tahapan Bayi
:strip_icc():format(webp)/hb-article/UWsNGI89yUTPN33JF4YFM/original/pmeoj23goyndxyntbfvugwlx4lxhrp4q.png)
Memasuki usia 6 bulan, bayi mulai membutuhkan asupan tambahan selain ASI. Di sinilah peran MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) menjadi penting. MPASI bukan sekadar soal makan, tetapi juga bagian dari proses belajar si Kecil mengenal rasa, tekstur, dan kebiasaan makan sehat. Lewat panduan MPASI ini, Mama bisa memahami kapan waktu yang tepat memulai MPASI, bagaimana tahapan MPASI sesuai usia, serta tips aman dalam menyajikannya.
Artikel lainnya: Kebutuhan Susu Anak setelah MPASI
Apa Itu MPASI dan Kapan Dimulai?
MPASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang diberikan kepada bayi ketika kebutuhan nutrisinya tidak lagi cukup dipenuhi oleh ASI saja. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan pemberian MPASI dimulai saat bayi berusia 6 bulan.
Bayi usia 6 bulan sudah mulai membutuhkan energi, protein, serta zat besi dalam jumlah yang lebih tinggi. Pada usia ini, sistem pencernaan bayi pun telah cukup matang untuk menerima makanan padat. Selain itu, kemampuan motorik bayi seperti duduk dengan bantuan dan refleks menjulurkan lidah yang mulai berkurang juga menjadi tanda kesiapan menerima MPASI.
Memberikan MPASI sebelum usia 6 bulan berisiko menimbulkan masalah pencernaan karena sistem cerna bayi belum siap. Selain itu, makanan padat yang terlalu dini bisa meningkatkan risiko alergi, mengganggu penyerapan nutrisi dari ASI, dan menyebabkan tersedak.
Artikel lainnya: Si Kecil Sembelit Ketika MPASI? 7 Cara Ini Bisa Bantu Mengatasinya
Tahapan MPASI Sesuai Usia
Kebutuhan dan kemampuan bayi berubah seiring bertambahnya usia. Karena itu, penting bagi Mama untuk menyesuaikan jenis dan tekstur makanan MPASI sesuai dengan perkembangan si Kecil.
Berikut ini tahapan MPASI bayi sesuai usia:
Usia Bayi | Jenis Makanan | Tekstur Makanan | Frekuensi Makan |
6–8 bulan | Bubur, pure buah dan sayur, protein hewani lumat | Halus atau lumat | 2–3 kali makan utama + 1–2 kali camilan |
9–11 bulan | Nasi tim, lauk cincang, finger food | Cincang kasar, lunak | 3–4 kali makan utama + 1–2 kali camilan |
12 bulan ke atas | Makanan keluarga | Potongan kecil, makanan utuh | 3–4 kali makan utama + 2 kali camilan |
Usia 6–8 Bulan
Pada MPASI 6 bulan pertama, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk bubur halus atau pure. Mama bisa mulai mengenalkan satu jenis makanan dalam satu waktu, agar lebih mudah mengenali kemungkinan alergi. Pastikan teksturnya benar-benar halus, terutama pada minggu-minggu pertama.
Contoh makanan:
- Bubur beras
- Puree labu kuning
- Daging ayam yang dilumatkan
Usia 9–11 Bulan
Bayi sudah mulai belajar menggigit dan mengunyah. Makanan bisa disajikan dalam bentuk cincang halus atau makanan lunak yang mudah dipegang. Mama juga sudah bisa memperkenalkan makanan keluarga yang disesuaikan teksturnya.
Contoh makanan:
- Nasi tim dengan sayur cincang
- Tahu kukus
- Potongan pisang atau roti lembut
Usia 12 Bulan ke Atas
Bayi biasanya sudah bisa makan makanan yang sama dengan keluarga. Tekstur makanan bisa lebih kasar dan disesuaikan dengan kemampuan makan anak. Pada tahap ini, anak juga bisa mulai belajar makan sendiri.
Contoh makanan:
- Nasi dengan lauk dan sayur
- Telur dadar
- Buah potong
Artikel lainnya: Si Kecil Suka Pilih-Pilih Makanan? Ini Penyebab dan Tips mengatasinya
Tekstur dan Frekuensi MPASI
Tekstur MPASI sebaiknya disesuaikan secara bertahap, agar bayi terbiasa mengunyah dan tidak menolak makanan baru. Perubahan tekstur MPASI sesuai usia nantinya akan membantu perkembangan otot mulut dan kemampuan menelan bayi. Untuk frekuensi, semakin besar usia bayi, semakin sering juga ia perlu makan. Meski begitu, ASI tetap diberikan sebagai sumber nutrisi utama hingga bayi berusia 12 bulan.
Contoh Menu MPASI Harian
Berikut ini beberapa contoh menu MPASI yang bisa Mama jadikan referensi:
Usia 6–8 Bulan
- Pagi: Bubur beras putih + ayam lumat
- Siang: Puree wortel + tahu kukus
- Sore: Pisang lumat
- Camilan: Biskuit bayi larut atau ASI
Usia 9–11 Bulan
- Pagi: Nasi tim + daging cincang + wortel kukus
- Siang: Nasi tim + tempe + bayam cincang
- Sore: Buah potong (pisang, pepaya)
- Camilan: Roti lembut atau biskuit bayi
Usia 12 Bulan ke Atas
- Pagi: Nasi + telur orak-arik + sayur sop
- Siang: Nasi + ayam goreng tanpa tulang + tumis brokoli
- Sore: Buah segar atau puding susu
- Camilan: Kentang kukus atau roti isi
Pastikan semua makanan diolah tanpa tambahan garam dan gula sebelum anak berusia 1 tahun, ya, Ma.
Sebagai gambaran, Mama bisa ikuti contoh jadwal MPASI bayi ini. Jadwal bisa diubah sesuai kebutuhan bayi, ya, Ma.
Waktu | Usia 6–8 Bulan | Usia 9–11 Bulan | Usia ≥12 Bulan |
06.00 | Bangun + menyusu | Bangun + menyusu | Bangun + menyusu |
07.30 | MPASI pagi (bubur beras + ayam lumat) | MPASI pagi (nasi tim + telur + sayur) | Sarapan keluarga (nasi + telur + sayur sop) |
10.00 | Camilan (pisang lumat) | Camilan (buah potong, roti lembut) | Camilan (roti isi, buah segar) |
12.00 | Menyusu + MPASI siang (puree wortel + tahu) | MPASI siang (nasi tim + tempe + sayur) | Makan siang (nasi + ayam + sayur tumis) |
14.00 | Tidur siang | Menyusu + tidur siang | Tidur siang |
15.30 | Camilan (biskuit bayi larut) | Camilan (biskuit bayi, puding lembut) | Camilan (kentang kukus, puding susu) |
17.30 | MPASI sore ringan (opsional) | Makan malam (nasi tim + ikan kukus + labu) | Makan malam (menu keluarga, porsi kecil) |
19.30 | Menyusu sebelum tidur | Menyusu sebelum tidur | Menyusu sebelum tidur |
Tanda MPASI Sukses dan yang Harus Diwaspadai
Jika pemberian MPASI sesuai dengan tahapan, Mama akan melihat anak tumbuh dengan baik, dengan tanda:
- Bayi tertarik pada makanan dan mau membuka mulut saat disuapi.
- Berat badan naik secara teratur.
- Bayi mampu menelan dan mengunyah makanan.
- Tidak ada gangguan seperti sembelit atau diare.
Namun, jika pemberian MPASI tidak berhasil, biasanya ditandai dengan beberapa hal berikut:
- Bayi selalu menolak makan meski dicoba berulang kali.
- Muncul reaksi alergi seperti ruam, muntah, atau diare setelah makan.
- Berat badan tidak bertambah sesuai kurva pertumbuhan.
- Bayi tampak kesulitan mengunyah atau tersedak.
Jika Mama menemukan hal-hal yang tidak biasa, sebaiknya segera konsultasi ke tenaga medis, ya!
Artikel lainnya: Tips Membuat MPASI di Rumah
Tips Memberikan MPASI yang Aman dan Sehat
Agar proses pemberian MPASI berjalan lancar dan aman, Mama bisa mencoba beberapa tips berikut ini:
- Jaga kebersihan: Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan pastikan semua peralatan makan bersih.
- Perhatikan tekstur: Sesuaikan tekstur dengan usia dan kemampuan anak.
- Tidak pakai bumbu berlebihan: Hindari tambahan garam, gula, atau penyedap rasa sebelum usia 1 tahun.
- Gunakan bahan segar: Pilih bahan makanan yang alami dan minim proses.
- Ikuti aturan 3 hari: Perkenalkan satu jenis makanan baru setiap 3 hari untuk memantau reaksi alergi:
- Ciptakan suasana makan yang menyenangkan: Jangan paksa bayi makan. Biarkan ia belajar mengenali rasa dan kenyang.
Artikel lainnya: Alergi pada Bayi, Pahami Penyebab dan Cara Mengobatinya
Kapan Harus Konsultasi dengan Dokter atau Ahli Gizi?
Konsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi diperlukan jika Mama menghadapi kondisi berikut:
- Bayi menolak makan terus-menerus hingga mengganggu pertumbuhan.
- Muncul reaksi alergi serius setelah makan.
- Pertumbuhan bayi tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan.
- Mama ragu dalam menentukan menu, porsi, atau tekstur makanan.
- Anak memiliki kondisi medis tertentu yang butuh perhatian khusus.
Tumbuh kembang anak yang optimal dimulai dari asupan yang seimbang sejak dini. MPASI menjadi jembatan penting dari ASI menuju pola makan keluarga. Jika Mama memahami kebutuhan gizi anak sesuai usianya, maka asupan hariannya pun bisa lebih terarah dan bervariasi.
Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar lebih dalam melalui aplikasi Hallobumil, tempat Mama bisa menemukan berbagai panduan, inspirasi menu, dan akses konsultasi ahli dengan mudah. Lagi cari teman curhat soal MPASI atau jadwal makan bayi? Gabung ke grup WhatsApp HalloBumil sesuai usia anak kamu. Bisa tanya-tanya dan saling support! Bingung soal MPASI atau mau tanya langsung ke dokter anak? Yuk ikutan webinar seputar MPASI dari HalloBumil. Gratis dan seru banget, lho!