Artikel/Pasca Kehamilan/Alergi Pada Bayi Pahami Penyebab Dan Cara Mengobatinya

Alergi pada Bayi, Pahami Penyebab dan Cara Mengobatinya

Diterbitkan pada 15 April 2021
Sama halnya orang dewasa, bayi juga dapat mengalami alergi. Salah satu penyebab umum alergi pada bayi adalah makanan.
alergi-pada-bayi-pahami-penyebab-dan-cara-mengobatinya

dr. Venny Beauty

Apakah si Kecil tiba-tiba bersin terus? Lalu muncul bintik-bintik kemerahan pada kulitnya? Atau, ia terlihat menggaruk-garuk atau menggosok-gosokkan badannya ke alas tidur? Bisa jadi itu pertanda kalau si Kecil mengalami alergi.

Seperti halnya orang dewasa, bayi juga dapat mengalami reaksi alergi terhadap benda yang dipegang, dihirup atau dimakan, baik di dalam maupun di luar rumah. Dan karena bayi belum dapat menjelaskan gejala yang dialaminya, tentunya Mama akan lebih sulit mengetahui apa yang terjadi pada bayi.

Mari kenali lebih dalam mengenai alergi pada bayi berikut ini.

Apa Itu Alergi?
Alergi adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh kita yang berlebihan terhadap zat atau bahan (biasanya disebut alergen), yang pada keadaan normal tidak membahayakan tubuh.

Tanda dan gejala dari reaksi alergi berbeda-beda bergantung pada tiap individu serta jenis alergi tersebut. Namun, karena seseorang harus terpapar alergen untuk pertama kali sebelum muncul reaksi alergi pada paparan selanjutnya, maka umumnya bayi lebih jarang mengalami reaksi alergi.

Reaksi alergi terhadap zat tertentu dapat terjadi pada beberapa bayi. Walaupun belum jelas kenapa hal tersebut dapat terjadi, riwayat keluarga biasanya menjadi faktor yang berperan. Jika di dalam keluarga ada anggota keluarga yang sering alergi, maka bayi juga memiliki kemungkinan untuk mengalami alergi.

Apa Penyebab Alergi pada Bayi?
Makanan adalah salah satu penyebab alergi pada bayi. Ketika bayi berusia enam bulan dan sudah mulai diberikan makanan pendamping ASI, Mama bisa mengenalkan beberapa jenis makanan. Nah, sebagian makanan ini biasanya dapat memicu alergi pada si Kecil.

Mama dapat memberikan satu per satu jenis makanan dalam jumlah sedikit, lalu memperhatikan apakah ada reaksi alergi yang timbul.

Adapun makanan yang dapat diberikan, antara lain:

  • Kacang-kacangan.
  • Susu sapi dan produk yang berbahan susu seperti keju.
  • Telur.
  • Makanan laut seperti udang, kerang, kepiting, cumi-cumi.
  • Kedelai.
  • Tepung dan biji-bijian.
  • Bahan makanan yang mengandung gluten.

Jika si Kecil dapat menoleransi makanan-makanan yang mengandung bahan di atas dan tidak menimbulkan reaksi alergi, Mama bisa menggunakan bahan-bahan ini sebagai bagian dari makanan bayi. Hal ini dapat memperkecil kemungkinan bayi mengalami alergi.

Alergi terhadap telur dan susu akan berkurang seiring dengan bertumbuhnya bayi. Namun, alergi terhadap kacang-kacangan biasanya akan bertahan seumur hidup.

Dengan menunda pemberian makanan yang mengandung kacang-kacangan dan susu dalam tahun pertama bayi, dapat meningkatkan risiko si Kecil mengalami alergi terhadap bahan ini.

Walaupun jarang terjadi pada bayi, alergi terhadap bahan-bahan di lingkungan sekitar seperti debu, gigitan serangga, bulu binatang, detergen, dapat mencetuskan gejala-gejala yang tidak dapat dianggap remeh.

Gejala yang dapat timbul mulai dari bersin, mata merah dan berair, batuk-batuk, hidung berair, hingga sesak napas. Pada kulit bayi, reaksi alergi bisa berupa kemerahan dan gatal hingga bintik-bintik berair. Keadaan ini umumnya disebut dengan dermatitis kontak.

Kapan Harus ke Dokter?
Gejala-gejala ringan seperti kemerahan, gatal, dan bersin-bersin tidak selalu harus dibawa ke dokter. Hal utama yang perlu Mama lakukan adalah dengan menghentikan paparan bahan alergen terhadap bayi. Dengan cara ini, reaksi alergi pada bayi akan berhenti secara perlahan.

Namun, jika gejala tersebut tidak berkurang dalam beberapa hari atau bahkan memberat setelah paparan bahan alergen dihentikan, Mama dapat membawa si Kecil ke dokter. Dokter akan memberikan obat yang sesuai untuk menghentikan reaksi alergi.

Apabila si Kecil tampak sesak napas dan sulit bernapas, hal ini dapat disebabkan oleh keadaan anafilaksis, di mana saluran napas bayi tersumbat akibat pembengkakan. Keadaan ini berbahaya dan bahkan bisa menyebabkan kematian, karena itu harus segera dibawa ke unit gawat darurat.

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
0
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Tumbuh Bersama di 1000 Hari Pertama Si Kecil

Komunitas hangat untuk dapatkan tips, cerita inspiratif, dan teman baru pada 1000 hari pertama si kecil bersama Hallobumil
image