Alergi Makanan pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/6OicGuRUEUHonplQ4ZU87/original/43866.jpg)
AAP (American Academy of Pediatrics)mengelompokkan gejala alergi ini menjadi gejala kulit (bentol, merah dan gatal, bengkak), gejala pernapasan (bersin, asma, tenggorok terasa ketat), gejala saluran cerna (mual, muntah, diare), dan gejala sirkulasi/peredaran darah (pucat, pusing, pingsan).
Apabila Si Kecil mengalami satu atau beberapa gejala ini setelah makan makanan tertentu, ada kemungkinan Si Kecil mengalami alergi makanan.
Meski demikian, ada juga penyakit lain yang memiliki gejala seperti alergi makanan seperti keracunan makanan (mual, muntah), efek samping obat (kafein pada permen atau soda dapat menyebabkan gelisah), iritasi kulit (karena asam pada jus jeruk), dan diare (karena mengonsumsi terlalu banyak gula seperti jus buah).
Apa Itu Alergi Makanan pada Anak?
Alergi makanan pada anak adalah reaksi sistem imun terhadap zat tertentu dalam makanan yang dianggap berbahaya oleh tubuh, padahal sebenarnya tidak. Reaksi ini bisa muncul segera atau beberapa jam setelah makanan dikonsumsi, dan bisa bersifat ringan hingga berat.
Alergi makanan adalah suatu kondisi di mana tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein tertentu di dalam makanan yang sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh. Tubuh kemudian memproduksi antibodi imunoglobulin E (IgE) yang memicu pelepasan histamin dan zat kimia lain yang menyebabkan gejala alergi. Inilah yang disebut sebagai reaksi alergi makanan pada anak.
Mama perlu tahu bahwa alergi makanan berbeda dengan intoleransi makanan. Alergi makanan melibatkan sistem imun dan bisa berakibat serius, seperti kesulitan bernapas atau anafilaksis. Sementara intoleransi makanan biasanya hanya menimbulkan gangguan pencernaan seperti perut kembung atau diare, dan tidak melibatkan sistem imun.
Artikel lainnya: Anak Alergi Bisa Berisiko Badan Pendek dan Stunting?
Penyebab Alergi Makanan pada Anak
Dalam hal ini Mama harus jeli memperhatikan asupan Si Kecil agar tidak salah mengartikan gejalanya. Makanan apa saja yang dapat menimbulkan alergi? Pada dasarnya semua makanan dapat menyebabkan alergi.
- Susu sapi
- Telur
- Kacang (termasuk walnut, pistachio, pecan, mete)
- Kedelai
- Seafood (tuna, salmon, udang, lobster, cod)
- Gandum
Selain itu beberapa jenis makanan lain seperti daging, buah dan sayur, serta biji-bijian (misalnya wijen) juga dilaporkan dapat menyebabkan alergi. Makanan yang sering menyebabkan alergi berat adalah kacang dan makanan laut.
Faktor risiko alergi makanan
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko alergi makanan pada anak antara lain:
- Riwayat keluarga dengan alergi (genetik).
- Sistem imun anak yang belum berkembang sempurna.
- Pengenalan makanan alergen terlalu dini atau terlalu lambat.
- Kondisi kulit seperti eksim.
Cara Diagnosis Alergi Makanan pada Anak
Untuk memastikan apakah Si Kecil mengalami alergi makanan, dokter biasanya akan menyarankan beberapa pemeriksaan, seperti:
- Tes kulit (skin prick test): Menguji reaksi kulit terhadap alergen tertentu.
- Tes darah (IgE spesifik): Mengukur kadar antibodi terhadap alergen dalam darah.
- Food elimination diet: Menghindari makanan tertentu selama beberapa waktu lalu dikonsumsi kembali secara bertahap.
- Food challenge test: Prosedur ini dilakukan di bawah pengawasan medis untuk memastikan diagnosis.
Diagnosis alergi makanan pada anak sebaiknya tidak dilakukan secara mandiri, ya, Ma. Selalu konsultasikan ke dokter anak atau ahli alergi.
Artikel lainnya: Cara Memilih Susu Soya yang Tepat untuk Anak Alergi Susu Sapi
Gejala Alergi Makanan yang Perlu Dikenali
AAP (American Academy of Pediatrics)mengelompokkan gejala alergi ini menjadi:
- Gejala kulit (bentol, merah dan gatal, bengkak)
- Gejala pernapasan (bersin, asma, tenggorok terasa ketat)
- Gejala saluran cerna (mual, muntah, diare)
- Gejala sirkulasi atau peredaran darah (pucat, pusing, pingsan)
- Dalam kasus berat: anafilaksis (reaksi alergi berat yang bisa mengancam nyawa)
Hal ini termasuk alergi berat yang dapat menjadi kegawatdaruratan. Pada kasus alergi berat, Mama harus segera datang ke UGD agar Si Kecil dapat ditangani segera.
Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Anak
Jika anak Mama sudah terdiagnosis mengalami alergi makanan, beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Hindari makanan penyebab alergi (makanan pemicu alergi anak).
- Selalu baca label makanan kemasan.
- Beri tahu pengasuh, guru, atau orang lain yang merawat anak tentang kondisi alerginya.
- Siapkan obat antihistamin sesuai anjuran dokter.
- Dalam kasus alergi berat, anak mungkin perlu membawa EpiPen (epinephrine auto-injector).
Jangan ragu untuk berkonsultasi rutin dengan dokter agar pengelolaan alergi anak lebih optimal.
Cara Mencegah Alergi Makanan pada Anak
Beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk mengurangi risiko alergi makanan:
- Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
- Memperkenalkan MPASI untuk anak alergi secara bertahap dengan tetap memantau reaksi tubuhnya.
- Mengenalkan makanan alergen satu per satu dan dalam jumlah kecil.
- Tidak menunda pemberian makanan alergen jika tidak ada riwayat alergi yang kuat di keluarga.
Langkah pencegahan ini juga membantu sistem imun anak beradaptasi dengan berbagai jenis makanan.
Artikel lainnya: Kenali Penyebab Ruam Merah di Pipi Si Kecil
Komplikasi Alergi Makanan pada Anak
Jika tidak ditangani dengan baik, alergi makanan pada anak bisa menyebabkan:
- Gangguan tumbuh kembang karena pembatasan makanan.
- Stres psikologis pada anak dan keluarga.
- Anafilaksis yang berbahaya jika terjadi tanpa penanganan cepat.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali reaksi alergi makanan sejak dini dan melakukan penanganan yang tepat.
Kapan Alergi Bisa Hilang Seiring Usia?
Apakah alergi makanan dapat sembuh? Dikatakan bahwa 80-90 persen alergi telur, susu, gandum, dan kedelai akan menghilang dengan sendirinya pada saat Si Kecil berusia 5 tahun. Namun, alergi terhadap kacang dan seafood cenderung menetap hingga dewasa.
Apabila Si Kecil mengalami alergi makanan, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menghindari pencetus alergi sebisa mungkin. Mama bisa berkonsultasi dengan Dokter agar penyebab alerginya dapat diidentifikasi dengan lebih tepat dan mendiskusikan pilihan bahan makanan pengganti sehingga kebutuhan nutrisi Si Kecil tetap dapat terpenuhi.
Punya pertanyaan lebih lanjut soal alergi makanan atau ingin ngobrol bareng Mama lainnya yang punya pengalaman serupa? Yuk, ikuti berbagai webinar tentang kesehatan anak dan acara seru di halaman event HalloBumil.
Mama juga bisa gabung komunitas WhatsApp Hallobumil sesuai fase Mama baik sedang program hamil, masa kehamilan, atau sudah punya bayi. Di sana, Mama bisa saling berbagi, belajar, dan merasa lebih tenang karena nggak sendirian. Yuk, jadi ibu yang lebih siap! Unduh aplikasi HalloBumil sekarang!