Tips Meningkatkan Tekstur MPASI
:strip_icc():format(webp)/hb-article/uMH-sLbl9P91D_6eH82tP/original/392tips-meningkatkan-tekstur-mpasi-by-pixel-shot-shutterstock.jpg)
dr. Imelda Goretti, M.Gizi, SpGK
Memasuki usia 6 bulan, Si Kecil akan mulai mengonsumsi makanan pendamping asi (MPASI). Pemberian MPASI tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, tapi juga untuk memperkenalkan berbagai jenis dan tekstur makanan pada Si Kecil.
Berdasarkan anjuran WHO dan IDAI, pada usia 6 bulan, tekstur MPASI dimulai dengan makanan puree (saring), yaitu makanan yang dihaluskan sehingga menjadi bubur kental. Kemudian bertahap ditingkatkan menjadi makanan yang dilumatkan hingga halus (mashed). Pada usia 8 bulan, Si Kecil dapat diperkenalkan dengan “finger food”, yaitu makanan yang dapat dipegang dengan tangan. Selanjutnya pada usia 9-12 bulan, dapat diberikan tekstur makanan berupa makanan cincang halus (minced), ditingkatkan menjadi cincang kasar (chopped), dan finger food. Pada usia 12 bulan, diharapkan Si Kecil dapat mengonsumsi makanan yang sama dengan anggota keluarga lainnya.
Meningkatkan tekstur makanan pada Si Kecil tentu bukanlah hal yang mudah. Sering kali muncul masalah makan pada Si Kecil akibat tekstur makanan yang tidak tepat. Oleh karena itu, Mama perlu memperhatikan beberapa hal pada saat akan meningkatkan tektur makanan pada Si Kecil.
1. Lakukan peningkatan tekstur makanan secara bertahap
Peningkatan tekstur makanan sebaiknya dilakukan secara bertahap. Contoh, jika Mama ingin meningkatkan tekstur dari lumat ke cincang halus, Mama sebaiknya mencampur dulu tekstur makanan lumat dan cincang halus, dapat dimulai dari ¼ bagian cicang halus dan ¾ bagian lunak. Selanjutnya tekstur cincang halus semakin ditingkatkan hingga anak bisa mengonsumsi semua makanan dalam tekstur yang lebih kasar.
2. Sesuaikan dengan kemampuan Si Kecil
Sejalan dengan bertambah usia, Si Kecil juga akan mengalami perkembangan fungsi saraf, otot, dan pertumbuhan gigi. Namun, pada usia yang sama, belum tentu setiap anak memiliki kemampuan makan (mengunyah, membolak balik makanan di dalam mulut, dan menelan) yang sama. Oleh karena itu, peningkatan tekstur dilakukan sesuai dengan perkembangan dan kemampuan mengunyah Si Kecil. Hanya Mama yang tahu persis tingkat perkembangan dan kemampuan Si Kecil.
3. Perhatikan respons Si Kecil
Perhatikan respons Si Kecil saat Mama memberikan makanan dengan tekstur yang lebih kasar/padat. Jika Si Kecil menolak, bisa jadi menandakan Si Kecil belum siap untuk naik tekstur. Mama tidak perlu khawatir. Coba turunkan tekstur seperti sebelumnya, dan coba lagi tekstur baru 1-2 hari kemudian.
4. Jangan memaksa Si Kecil
Saat mencoba tekstur baru yang lebih kasar, bisa saja Si Kecil melepeh atau tidak mau makan. Mama sebaiknya tetap sabar dan tidak memaksa Si Kecil untuk menghabiskan makanannya karena hal ini dapat menyebabkan trauma dan masalah makan pada Si Kecil. Mama dapat menurunkan dulu tekstur makanan seperti yang terakhir, dan mencoba lagi 1-2 hari kemudian.
Makan adalah proses yang kompleks yang harus dipelajari oleh setiap anak. Karena itu, Mama perlu tahu perkembangan Si Kecil serta tetap sabar dan konsisten dalam melatih peningkatan tekstur makanan pada Si Kecil. (IG)