Artikel/Kehamilan/Infeksi Kehamilan Yang Perlu Mama Waspadai

Infeksi Kehamilan yang Perlu Mama Waspadai

Tim Ahli Hallobumil | Diterbitkan pada 26 Mei 2025
Ditinjau oleh Tim Ahli Hallobumil
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Infeksi selama kehamilan bisa membahayakan Mama dan janin. Kenali berbagai jenis infeksi, gejalanya, serta cara pencegahan untuk menjaga kesehatan kehamilan tetap optimal.
infeksi-kehamilan-yang-perlu-mama-waspadai

Saat hamil, tubuh Mama mengalami berbagai perubahan yang luar biasa untuk mempersiapkan kelahiran buah hati. Di tengah proses ini, Mama juga menghadapi beragam tantangan, salah satunya adalah risiko infeksi.

Meski terdengar sepele, infeksi kehamilan bisa berdampak serius bagi kesehatan Mama maupun janin. Karena itu, penting bagi Mama untuk mengenali jenis-jenis infeksi yang bisa muncul, memahami gejalanya, serta mengetahui cara pencegahan dan penanganannya sejak dini.

Mengapa Infeksi Saat Hamil Perlu Diwaspadai?

Infeksi berbahaya saat hamil dapat memberikan dampak serius baik pada Mama maupun janin. Beberapa infeksi bisa menular ke janin melalui plasenta atau saat proses persalinan. Akibatnya, janin berisiko mengalami gangguan perkembangan, kelahiran prematur, bahkan dalam kasus tertentu dapat menyebabkan keguguran atau kematian janin.

Sistem imun Mama juga cenderung melemah saat hamil, sehingga lebih rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, memahami gejala dan segera mendapatkan penanganan medis sangat penting untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.

Jenis-Jenis Infeksi Selama Kehamilan

Berikut ini adalah 10 jenis infeksi pada ibu hamil beserta gejalanya:

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

ISK cukup umum terjadi pada kehamilan. Gejalanya meliputi rasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil, sering buang air kecil meski sedikit, urine berbau tidak sedap, dan nyeri pada bagian bawah perut. Jika tidak ditangani, ISK bisa berkembang menjadi infeksi ginjal dan memicu persalinan prematur.

2. Group B Streptococcus (GBS)

Bakteri ini biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa, tetapi bisa sangat berbahaya bagi bayi baru lahir. GBS sering tidak menimbulkan gejala pada Mama, namun dapat menyebabkan infeksi serius pada bayi seperti meningitis, pneumonia, atau sepsis.

3. Listeriosis

Penyebab infeksi pada ibu hamil ini ialah bakteri Listeria yang biasa ditemukan pada makanan mentah atau tidak dipasteurisasi. Gejalanya meliputi demam, nyeri otot, mual, dan diare. Listeriosis dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, atau infeksi berat pada bayi baru lahir.

4. Toksoplasmosis

Penyakit ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang dapat ditemukan pada daging mentah atau kotoran kucing. Banyak penderita yang tidak merasakan gejala apa pun, namun pada beberapa kasus bisa muncul demam ringan dan nyeri otot. Infeksi ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan dan kerusakan otak pada janin.

5. Rubella (Campak Jerman)

Rubella sangat berbahaya jika menyerang pada trimester pertama kehamilan. Gejala infeksi kehamilan ini meliputi ruam, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Jika janin terinfeksi, bisa menyebabkan cacat lahir seperti tuli, kelainan jantung, atau keterlambatan perkembangan.

6. Cytomegalovirus (CMV)

CMV seringkali tidak menunjukkan gejala pada orang dewasa, namun bisa menimbulkan masalah serius jika ditularkan ke janin. Gejalanya bisa berupa demam ringan, nyeri tenggorokan, dan kelelahan. Pada janin, CMV dapat menyebabkan gangguan pendengaran, penglihatan, hingga keterlambatan perkembangan.

7. Herpes Simpleks (HSV)

Infeksi herpes biasanya ditandai dengan luka atau lepuhan di area genital. Jika Mama mengalami infeksi aktif saat persalinan, virus bisa menular ke bayi dan menyebabkan infeksi yang berbahaya seperti ensefalitis atau infeksi sistemik.

8. Hepatitis B

Virus hepatitis B menyerang hati dan bisa menular dari ibu ke bayi saat proses persalinan. Gejalanya bisa berupa kelelahan, mual, muntah, nyeri perut, dan kulit atau mata yang menguning. Bayi yang terinfeksi berisiko mengalami penyakit hati kronis.

9. HIV

Virus HIV dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Gejalanya bervariasi, tetapi pada awal infeksi bisa menyerupai flu. Dengan pengobatan yang tepat, risiko penularan ke bayi dapat ditekan hingga sangat rendah.

10. Bacterial Vaginosis (BV)

BV adalah infeksi bakteri pada vagina yang ditandai dengan keputihan berbau amis, warna keputihan abu-abu, serta rasa gatal atau perih. BV dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

Dampak Infeksi terhadap Janin dan Ibu Hamil

Dampak infeksi saat hamil yang tidak ditangani dengan baik bisa sangat serius, baik untuk janin maupun untuk ibu hamil.

  • Pada janin: Risiko lahir prematur, berat badan lahir rendah, cacat bawaan, gangguan pendengaran dan penglihatan, kerusakan otak, serta infeksi berat pada bayi baru lahir.
  • Pada ibu: Risiko mengalami komplikasi seperti infeksi ginjal, sepsis, dan gangguan pada organ tubuh lainnya. Selain itu, kondisi psikologis Mama juga bisa terpengaruh jika mengalami komplikasi akibat infeksi.

Maka dari itu, pencegahan dan penanganan infeksi secara dini sangat penting untuk menjaga kesehatan Mama dan janin.

Cara Mencegah dan Mengatasi Infeksi Saat Hamil

Ada beberapa cara mengatasi infeksi saat hamil serta mencegahnya datang kembali yang bisa Mama lakukan:

  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan: Rutin mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah dari toilet atau sebelum makan.
  • Hindari makanan berisiko: Hindari makanan mentah, daging setengah matang, dan produk susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Masak makanan hingga matang sempurna: Ini penting untuk membunuh bakteri atau parasit yang mungkin ada.
  • Jangan membersihkan kotoran kucing tanpa sarung tangan: Pencegahan infeksi pada ibu hamil ini akan mengurangi risiko toksoplasmosis.
  • Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin: Deteksi dini terhadap infeksi dapat mencegah komplikasi yang lebih berat.
  • Gunakan alat pelindung saat berhubungan intim: Jika pasangan memiliki risiko membawa infeksi.
  • Vaksinasi sesuai anjuran: Pastikan Mama sudah mendapatkan vaksin yang dibutuhkan sebelum atau selama kehamilan seperti vaksin flu dan Tdap.

Jika Mama didiagnosis mengalami infeksi, dokter akan memberikan pengobatan sesuai jenis infeksi yang dialami. Pengobatan dapat berupa antibiotik, antivirus, atau terapi lain yang aman untuk ibu hamil.

Kapan Harus Segera ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter jika Mama mengalami gejala berikut:

  • Demam tinggi yang tidak kunjung turun.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Keputihan berbau atau berubah warna.
  • Muncul luka atau lepuh di area genital.
  • Nyeri perut hebat atau kram yang tidak biasa.
  • Kontak dengan penderita penyakit menular seperti campak atau rubella.
  • Gejala mirip flu yang berlangsung lebih dari beberapa hari.

Menjaga kesehatan saat hamil bukan hanya soal memenuhi kebutuhan nutrisi atau cukup beristirahat, tetapi juga memahami risiko yang bisa muncul termasuk infeksi yang kerap kali tak disadari. Dengan mengenali gejala lebih awal dan melakukan langkah pencegahan yang sesuai, Mama dapat melindungi diri sekaligus memberikan awal yang sehat bagi si Kecil.

Agar Mama tidak melewatkan informasi penting seputar infeksi dan kehamilan, unduh aplikasi Hallobumil sekarang. Temukan panduan terpercaya, tips pencegahan yang relevan, dan dukungan nyata dari komunitas sesama Mama yang saling menguatkan di setiap tahap kehamilan!

Mau ikut kelas atau webinar seputar kehamilan? Cek halaman event Hallobumil untuk info terbaru tentang acara online dan offline yang bisa Mama ikuti. Ingin tahu kapan si Kecil akan lahir? Yuk, gunakan alat Hitung HPL di Hallobumil sekarang! Praktis dan mudah.

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
0
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Nikmati Perjalanan Kehamilan Bersama Bumil Lainnya

Gabung dan temui teman, tips, dan cerita inspiratif di komunitas Hallobumil untuk lewati masa hamil dengan penuh dukungan
image