Berat Badan Kurang Saat Hamil Sebabkan Anemia, Mitos atau Fakta?
Berat badan ibu hamil terlalu rendah atau kurang bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin, ya Ma. Ini karena pertambahan berat badan saat hamil sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang buah hati serta memberikan energi selama kehamilan.
Penamabahn berat badan saat kehamilan akan berpengaruh bagi tumbuh kembang bayi di dalam kandungan. Berat badan ibu hamil terlalu rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti morning sickness, berolahraga secara berlebihan, gangguan makan, atau gangguan kesehatan, seperti hipertiroid.
Kekurangan berat badan pada trimester pertama, dapat menyebabkan ibu hamil lebis sering mengalami kelelahan. Kendati demikian, kondisi ini belum begitu mengkhawatirkan bagi bayi di dalam kandungan, karena pada trimester pertama ini, kebutuhan nutrisi janin juga masih terbatas.Namun, apabila berat badan ibu hamil terlalu rendah berlangsung hingga trimester kedua dan ketiga, hal ini bisa mengganggu perkembangan dan kesehatan janin, bahkan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan, seperti anemia, kegurguran, BBLR dan kelahiran premature.
Bahaya Anemia Selama Kehamilan
Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis tiap orang berbeda dipengaruhi oleh jenis kelamin, tempat tinggal, perilaku merokok, dan tahap kehamilan. Berdasarkan WHO, anemia pada kehamilan ditegakkan apabila kadar hemoglobin (Hb) <11 g/dL. Anemia pada ibu hamil yang tidak teratasi dapat berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan ibu maupun janin. Berikut ini adalah beberapa bahaya anemia pada ibu hamil:
1. Kelahiran Prematur
Dampak anemia pada ibu hamil yang pertama adalah kelahiran prematur, yaitu kelahiran sebelum kandungan memasuki usia 37 minggu. Anemia yang ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin dapat mengganggu suplai oksigen pada ibu hamil sehingga meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur.
2. Perdarahan pasca-persalinan
Perdarahan pasca melahirkan menjadi bahaya anemia pada ibu hamil yang perlu diwaspadai. Anemia menyebabkan uterus tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup berisiko memicu atonia uteri, yaitu kondisi ketika serabut otot miometrium uterus tidak mampu berkontraksi setelah melahirkan bayi. Kondisi ini membuat pembuluh darah yang menempel pada plasenta menjadi terbuka sehingga menimbulkan perdarahan postpartum atau pasca melahirkan. Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan tubuh ibu hamil lebih sulit melawan infeksi.
3. Bayi lahir dengan berat badan rendah
Penelitian menunjukkan bahwa anemia saat hamil berhubungan erat dengan kelahiran bayi dengan Berat Badan Bayi Rendah ( BBLR), terutama jika anemia terjadi pada trimester pertama kehamilan. Bayi dikatakan memiliki berat badan lahir rendah jika berat lahir kurang dari 2,5 kg. Di mana, berat badan lahir rendah (BBLR) berisiko menyebabkan gangguan pernapasan, infeksi, hingga hipoglikemia.
4. Bayi lahir dengan anemia
Anemia pada ibu hamil juga dapat menyebabkan Si Kecil lahir dengan anemia juga, kondisi ini dapat memengaruhi nafsu makannya, sehingga asupan gizinya dapat terganggu. Jika tidak ditangani, hal ini dapat memengaruhi tumbuh kembang Si Kecil kedepannya.
5. Kematian janin
Beberapa penelitian menunjukan bahwa anemia pada kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian janin, sebelum maupun sesudah persalinan.
Gejala Anemia pada Ibu Hamil
Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil mirip dengan anemia pada umumnya. Pada kondisi awal, pasien akan memiliki toleransi yang rendah untuk melakukan aktivitas fisik, sesak saat beraktivitas ringan, mudah Lelah, sulit berkonsentrasi, pusing, dan kaki atau tangan terasa dingin.
Cara Mencegah Anemia saat Hamil
Untuk mengatasi anemia selama kehamilan, Mama dapat memperhatikan asupan makanan dan pola hidupnya sehari-hari seperti meningkatkan asupan zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Nutrisi tersebut bisa didapatkan dari makanan yang di konsumsi sehari-hari maupun suplemen atau tablet tambah darah (TTD) yang diberikan oleh dokter. Berikut tips untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
- Mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, seperti telur, daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.
- Mengkonsusi yang kaya asam folat, seperti telur, hati sapi, sayuran hijau, buah bit, alpukat, pisang dan kacang- kacangan
- Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B12 tinggi, seperti susu dan produk olahannya, tempe, dan tahu.
- Memenuhi kebutuhan vitamin C harian dengan mengonsumsi buah dan sayur.
- Tidak konsumsi teh, kopi atau makanan dan minuman yang mengandung kafein
Selain itu, untuk mengurangi risiko berat badan kurang yang dapat membahayakan kehamilan akibat, Mama bisa lakukan beberapa tips sebagai berikut :
- Konsumsi asupan gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien terdiri dari karbohidrat sebagai sumber energi, protein untuk pertumbuhan sel janin, serta lemak untuk pertumbuhan otak janin dan sebagai cadangan lemak untuk menyusui.
- Manambah berat badan saat hamil sesuai kebutuhan kalori tiap trimester. Pada trimester pertama dan kedua, dibutuhkan tambahan 300 kalori per hari, sedangkan pada trimester ketiga butuh 500 kalori per hari.
- Konsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering, misalnya 5–6 kali sehari, dan sebisa mungkin hindari mengonsumsi makanan dalam porsi besar sekaligus.
- Pilihlah makanan sehat, seperti bubur kacang hikau, sayuran dan buah Selain itu, Mama juga dapat mengonsumsi lebih banyak makanan kaya lemak seperti kacang, ikan, alpukat, dan minyak zaitun.
- Tambah kalori ekstra dalam hidangan, Mama bisa selipkan sesuatu yang bisa menambah kalori dalam makanan yang dikonsumsi. Misalnya, menambah minyak zaitun, krim keju, atau susu, saat mengolah makanan.
- Konsumsi susu khusus Ibu Hamil untuk memenuhi kebutuhan kalsium saat hamil.
- Konsumsi suplemen nutrisi tambahan. Untuk menentukan jenis suplemen dan dosis konsumsi yang tepat, Bumil dapat berkonsultasi ke dokter.
- Selain itu Mama dianjurkan untuk melakukan penimbangan berat badan secara teratur.
- Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter sesuai waktu yang ditentukan.
BB tm 1 48kg, BB usia 16minggu 48,9 .. disuruh naikin BB lagi
- 0
Hai Mama, jika demikian silakan dapat disesuaikan dengan saran dokter yang telah diinformasikan kepada Mama ya 😊 ^ak
- 0
Hai mom.. berat badanku d awal kehamilan pertama 48kg, kemudian keguguran menjadi 46 kg. skrg adalah kehamilan kedua ku ,dan kondisi BB menjadi 43 kg dikarenakan morning sickness, anemia dan tidak bisa masuk apa². wajarkah TM 1 demikian?
Hai Mama, hal tersebut normal karena perubahan hormonal saat hamil. Mama bisa makan sedikit tapi sering, konsumsi biskuit ditambah susu, konsumsi apel, pepaya, semangka, ganti nasi dengan kentang. Namun, jika tidak membaik segera periksa ke dokter ya Ma 😊