Benarkah Janin Bisa Menunjukkan Emosi Lewat Tendangan?
:strip_icc():format(webp)/hb-article/A7aHeO9VFAJrTErz_e2Jg/original/7bgvbjlan9uoa4xi4epplwn1d3jmb83y.png)
Saat menjalani kehamilan, Mama mungkin bertanya-tanya, apakah si kecil di dalam kandungan bisa merasakan emosi yang Mama alami? Ternyata, penelitian menunjukkan bahwa janin tidak hanya tumbuh secara fisik, tetapi juga dapat merespons perasaan dan kondisi psikologis Mama.
Dari tendangan hingga gerakan tubuh, janin memiliki cara sendiri untuk menunjukkan reaksinya terhadap lingkungan di dalam rahim. Lalu, bagaimana emosi Mama bisa memengaruhi perkembangan janin? Apakah janin bisa merasakan emosi ibu? Kenapa janin menendang lebih sering? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Artikel lainnya: Tips Agar Janin Aktif Bergerak Selama Kehamilan
Bagaimana Janin Merasakan Emosi?
Penelitian menunjukkan bahwa emosi janin dalam kandungan dapat diketahui melalui berbagai mekanisme biologis. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam The Journal of Physiological Sciences menemukan bahwa janin memperlihatkan peningkatan gerakan tangan saat Mama menonton film yang membangkitkan perasaan bahagia.
Sebaliknya, ketika Mama menyaksikan film dengan nuansa sedih, gerakan tangan janin cenderung berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan emosi yang dirasakan oleh Mama dapat memengaruhi aktivitas janin di dalam kandungan.
Dari segi fisiologis, saat Mama merasa stres atau cemas, tubuh akan melepaskan hormon kortisol. Hormon ini dapat melewati plasenta dan memengaruhi janin. Jika stres berlangsung dalam jangka waktu lama, hal ini dapat berdampak pada perkembangan sistem saraf janin. Sebaliknya, ketika Mama merasa bahagia dan rileks, hormon endorfin dan serotonin yang dilepaskan tubuh dapat memberikan efek menenangkan bagi janin.
Apa Arti Tendangan Janin?
Janin menendang tanda bahagia atau stress? Tendangan janin sering kali dianggap sebagai tanda bahwa si kecil tumbuh dengan baik di dalam kandungan. Namun, lebih dari sekadar gerakan refleks, tendangan janin juga bisa menjadi cara mereka merespons lingkungan sekitar, termasuk emosi yang Mama alami.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Durham University menemukan bahwa janin menendang saat bahagia, karena Mama pada saat itu juga sedang merasa bahagia. Sebaliknya, ketika Mama mengalami stres atau kelelahan, janin mungkin bergerak lebih sedikit atau bahkan menunjukkan perubahan pola gerakan.
Gerakan janin juga bisa mencerminkan perkembangan sistem sarafnya. Misalnya, pada usia kehamilan sekitar 20 minggu, janin mulai merespons suara dan sentuhan dari luar perut. Jika Mama berbicara atau mengusap perut dengan lembut, janin mungkin akan menendang atau bergerak lebih aktif sebagai bentuk respons.
Namun, jika Mama merasa gerakan janin tiba-tiba berkurang atau tidak seperti biasanya, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Meskipun perubahan pola gerakan bisa saja dipengaruhi oleh kondisi emosional, tetap penting untuk memastikan bahwa si kecil dalam keadaan sehat.
Artikel lainnya: Apakah Jenis Kelamin Janin Bisa Berubah? Ini Penjelasannya
Hubungan Antara Emosi Ibu dan Gerakan Janin
Banyak penelitian menunjukkan makna gerakan janin di dalam perut. Sebuah penelitian dari Durham University menemukan bahwa janin dalam kandungan ibu yang mengalami stres lebih jarang menyentuh wajah atau tubuh mereka sendiri.
Pada kehamilan kembar, janin yang berada dalam kandungan ibu dengan tingkat stres tinggi cenderung lebih sedikit berinteraksi satu sama lain. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa janin tidak hanya tumbuh secara fisik tetapi juga memiliki perkembangan emosional yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan di dalam rahim.
Penelitian juga menunjukkan bahwa janin tenang saat ibu berbicara dengan suara yang lembut dan penuh kasih sayang, karena suara Mama adalah salah satu suara pertama yang dikenali janin di dalam kandungan. Sebaliknya, ketika Mama mengalami tekanan emosional yang berkepanjangan, janin mungkin menjadi kurang aktif atau mengalami perubahan pola gerakan.
Selain itu, hormon stres yang dilepaskan tubuh Mama dapat memengaruhi perkembangan otak janin. Oleh karena itu, hubungan emosi ibu dengan janin sangatlah penting, Ma!
Apakah Janin Bisa Merasakan Sakit?
Penelitian mengenai apakah janin bisa merasakan sakit masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Beberapa studi menunjukkan bahwa sistem saraf janin mulai berkembang sejak trimester pertama, tetapi persepsi nyeri kemungkinan baru muncul di usia kehamilan sekitar 24-30 minggu, ketika koneksi saraf menuju korteks otak mulai berfungsi.
Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa respons janin terhadap rangsangan, seperti menyentuh dinding rahim atau perubahan tekanan, lebih merupakan refleks daripada persepsi rasa sakit yang sebenarnya.
Cara Menjaga Kesehatan Emosi untuk Janin yang Bahagia
Mengelola emosi selama kehamilan bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan mental Mama, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan janin. Berikut beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk menjaga keseimbangan emosi selama kehamilan:
1. Luangkan waktu untuk relaksasi
Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga kehamilan dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Mendengarkan musik yang menenangkan atau membaca buku favorit juga bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan suasana hati.
2. Tetap aktif secara fisik
Olahraga ringan seperti jalan santai atau senam hamil dapat membantu melepaskan endorfin yang berperan dalam meningkatkan perasaan bahagia. Aktivitas fisik juga dapat membantu tidur lebih nyenyak dan mengurangi ketegangan otot akibat stres.
Artikel lainnya: Olahraga yang Aman untuk Ibu Hamil Trimester Ketiga
3. Jaga pola tidur yang baik
Kurang tidur bisa memengaruhi kondisi emosional Mama. Cobalah untuk tidur dengan posisi yang nyaman, gunakan bantal tambahan jika diperlukan, dan hindari konsumsi kafein sebelum tidur agar istirahat lebih berkualitas.
4. Berbicara dengan orang terdekat
Mendiskusikan perasaan dengan pasangan, keluarga, atau teman dekat bisa menjadi cara yang baik untuk mengurangi beban emosional. Jika merasa butuh bantuan lebih lanjut, Mama juga bisa berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog atau konselor.
5. Kelola stres dengan baik
Menghindari pemicu stres yang tidak perlu dan belajar mengelola perasaan dengan baik dapat membantu menjaga keseimbangan hormon selama kehamilan. Menulis jurnal, melakukan aktivitas kreatif, atau sekadar menikmati waktu santai dapat menjadi cara yang efektif untuk mengurangi stres.
6. Makan makanan bergizi
Pola makan yang sehat tidak hanya penting untuk kesehatan fisik tetapi juga berperan dalam keseimbangan emosi. Mengonsumsi makanan yang kaya akan asam lemak omega-3, seperti ikan salmon dan kacang-kacangan, dapat membantu meningkatkan suasana hati.
Emosi yang Mama rasakan selama kehamilan bukan hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga pada si kecil di dalam kandungan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan emosional menjadi hal yang sangat penting untuk mendukung perkembangan janin yang optimal, Ma!
Dukung perkembangan janin dengan menjaga kesehatan emosi selama kehamilan! Yuk, cari tahu lebih banyak tentang gerakan janin dan tumbuh kembangnya lewat aplikasi Hallobumil! Mama juga bisa ikut berbagai event atau seminar kehamilan untuk nambah ilmu seputar kehamilan dan parenting.
Jangan lupa gabung komunitas WhatsApp Hallobumil sesuai fase Mama, mulai dari program hamil, kehamilan trimester 1 sampai 3, hingga grup newborn dan bayi 6 bulan ke atas. Di Hallobumil, semua pertanyaan Mama punya tempat untuk dijawab.