Penyebab Anemia pada Ibu Hamil, Gejala dan Mengatasinya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/b7cYPoNdeCK1pVLjmfY8k/original/3lazhq3p3ek26ykapjvo0x3j83huu3cs.png)
Ditulis oleh: Redaksi Hallobumil
Kehamilan adalah masa yang penuh perubahan, baik secara fisik maupun emosional. Di tengah berbagai penyesuaian yang terjadi, kesehatan tubuh menjadi hal utama yang perlu Mama jaga. Salah satu kondisi yang cukup sering dialami selama kehamilan adalah anemia.
Meski umum, anemia tetap perlu mendapat perhatian khusus karena dapat memengaruhi kesehatan Mama dan juga tumbuh kembang janin. Yuk, kenali lebih dalam tentang anemia pada ibu hamil, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara pencegahannya.
Artikel lainnya: Berat Badan Kurang Saat Hamil Sebabkan Anemia, Mitos atau Fakta?
Apa Itu Anemia pada Ibu Hamil?
Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Saat hamil, volume darah dalam tubuh Mama meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin. Hal ini membuat kebutuhan zat besi dan vitamin lain, seperti asam folat dan vitamin B12, juga meningkat.
Jika asupan nutrisi tersebut tidak terpenuhi, tubuh akan kesulitan memproduksi sel darah merah yang cukup, sehingga menyebabkan anemia. Anemia yang paling umum pada kehamilan adalah anemia defisiensi zat besi.
Penyebab Anemia pada Ibu Hamil
Ada beberapa penyebab utama anemia selama kehamilan:
- Defisiensi zat besi: Ini merupakan penyebab tersering. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen.
- Kekurangan asam folat: Asam folat penting untuk produksi sel darah merah dan perkembangan janin. Kekurangannya bisa menyebabkan anemia.
- Kekurangan vitamin B12: Tanpa cukup vitamin B12, tubuh juga tidak dapat memproduksi sel darah merah yang sehat.
- Kehilangan darah: Misalnya karena perdarahan selama kehamilan atau anemia yang sudah ada sebelumnya.
Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil
Selain itu, ada beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risiko Mama mengalami anemia saat hamil:
- Kehamilan kembar.
- Jarak kehamilan yang terlalu dekat.
- Kurangnya asupan makanan bergizi.
- Remaja hamil.
- Sering muntah karena mual berlebih.
- Riwayat anemia sebelum hamil.
- Perdarahan berat saat menstruasi sebelum hamil.
Gejala Anemia pada Ibu Hamil
Gejala anemia saat hamil bisa ringan dan sulit dikenali pada awalnya. Namun, seiring waktu, Mama bisa merasakan beberapa hal berikut:
- Lemas dan cepat lelah.
- Pusing atau kepala terasa ringan.
- Napas terasa pendek.
- Kulit, bibir, dan kelopak mata tampak pucat.
- Detak jantung lebih cepat.
- Sakit kepala.
- Tangan dan kaki terasa dingin.
- Mengidam benda tidak lazim (pica), seperti es batu atau tanah.
Artikel lainnya: Asupan Nutrisi untuk Dukung Mama yang Aktif Bekerja Saat Masa Kehamilan
Dampak Anemia pada Ibu Hamil dan Janin
Jika tidak ditangani, anemia dapat berdampak pada kesehatan Mama maupun perkembangan janin.
Dampak bagi Mama
- Mudah lelah, sulit berkonsentrasi, dan daya tahan tubuh menurun.
- Risiko infeksi meningkat.
- Risiko perdarahan saat persalinan lebih tinggi.
- Pemulihan pasca melahirkan lebih lambat.
- Risiko mengalami depresi pasca melahirkan.
Dampak bagi janin
- Berat badan lahir rendah.
- Lahir prematur.
- Perkembangan janin terhambat.
- Risiko bayi lahir dengan anemia.
Diagnosis Anemia pada Ibu Hamil
Untuk mengetahui apakah Mama mengalami anemia, dokter akan melakukan pemeriksaan darah. Tes yang umum dilakukan antara lain:
- Hitung darah lengkap (CBC): Mengukur kadar hemoglobin dan hematokrit.
- Kadar feritin: Menunjukkan cadangan zat besi dalam tubuh.
- Kadar folat dan vitamin B12: Untuk mengetahui jenis kekurangan vitamin yang mungkin terjadi.
Cara Mengatasi Anemia pada Ibu Hamil
Penanganan anemia akan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
- Tablet zat besi: Dokter mungkin akan meresepkan suplemen zat besi untuk ibu hamil yang bisa dikonsumsi setiap hari.
- Suplemen asam folat dan vitamin B12: Diberikan bila penyebab anemia adalah kekurangan vitamin tersebut.
- Perubahan pola makan: Konsumsi makanan yang kaya zat besi seperti daging merah tanpa lemak, hati ayam, sayuran hijau tua, kacang-kacangan, dan sereal yang diperkaya zat besi.
- Terapi infus zat besi: Jika Mama tidak bisa mengonsumsi suplemen oral karena mual atau masalah pencernaan lainnya.
- Transfusi darah: Dilakukan pada kasus anemia yang sangat berat dan tidak merespons pengobatan oral.
Artikel lainnya: Bahaya Berat Badan Kurang Saat Hamil untuk Mama dan Janin
Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Berikut beberapa langkah yang bisa Mama lakukan:
- Konsumsi makanan penambah darah untuk ibu hamil yang kaya zat besi dan vitamin, seperti daging sapi tanpa lemak, hati ayam atau sapi, bayam, hingga kacang-kacangan.
- Sertakan makanan tinggi vitamin C (seperti jeruk, tomat, dan stroberi) untuk membantu penyerapan zat besi.
- Hindari minuman seperti teh atau kopi saat makan karena bisa menghambat penyerapan zat besi.
- Minum suplemen kehamilan sesuai anjuran dokter.
- Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan cek darah secara berkala.
Komplikasi Anemia pada Ibu Hamil
Jika tidak diobati, anemia dapat menyebabkan komplikasi, antara lain:
- Kelelahan yang berkepanjangan.
- Infeksi berulang.
- Persalinan prematur.
- Bayi lahir dengan berat badan rendah.
- Gangguan saat proses persalinan.
- Kesulitan menyusui di awal pasca melahirkan.
Obat Terkait Anemia pada Ibu Hamil
Beberapa obat yang biasa diresepkan untuk anemia saat hamil antara lain:
- Suplemen zat besi oral: Seperti ferrous sulfate atau ferrous fumarate.
- Suplemen asam folat: Umumnya dikonsumsi sejak awal kehamilan.
- Vitamin B12: Dalam bentuk tablet atau suntikan.
- Zat besi infus: Untuk kasus tertentu yang tidak bisa diatasi dengan suplemen oral.
Artikel lainnya: Makanan Penambah Berat Janin yang Aman dan Bergizi
Kapan Harus ke Dokter?
Mama sebaiknya segera periksa ke dokter jika mengalami gejala berikut:
- Kelelahan yang tidak membaik meskipun sudah istirahat.
- Pusing atau merasa akan pingsan.
- Napas terasa berat bahkan saat tidak beraktivitas berat.
- Detak jantung cepat tanpa alasan jelas.
- Kulit atau bibir terlihat pucat.
Menjaga kesehatan selama kehamilan adalah investasi terbaik untuk masa depan Mama dan si kecil. Anemia memang umum terjadi, tetapi bukan berarti bisa dianggap sepele. Dengan pola makan yang sehat, pemeriksaan rutin, serta kepatuhan terhadap pengobatan, anemia bisa dicegah dan dikendalikan dengan baik.
Jangan biarkan anemia mengganggu kenyamanan kehamilan Mama! Gabung dengan komunitas Hallobumil dan Ikuti event seru di Hallobumil, baik online maupun offline! Dapatkan informasi terbaru seputar kehamilan dan parenting bersama para ahli.
Unduh aplikasinya sekarang untuk mendapatkan panduan seputar anemia, tips menjaga asupan nutrisi, serta dukungan dari sesama ibu hamil agar Mama tetap sehat dan kuat hingga hari persalinan tiba.