Vaksinasi Saat Hamil, Seberapa Aman untuk Dilakukan?
:strip_icc():format(webp)/hb-article/09Q_MHD8C3Y9ZkBjlaOm4/original/623week-293-vaksinasi-saat-hamil.jpg)
dr. Venny Beauty
Tahukah Mama bahwa Si Kecil mendapat perlindungan kekebalan tubuh dari Mama selama kehamilan? Kekebalan ini dapat melindungi Si Kecil dari beberapa jenis penyakit selama bulan-bulan pertama kelahirannya. Namun, kekebalan ini dapat menurun seiring waktu.
Untuk menjadikan tubuh kebal terhadap suatu penyakit akibat infeksi, seseorang harus terlebih dahulu terkena infeksi, atau diberikan vaksinasi untuk merangsang kekebalan tubuh terhadap kuman tertentu.
Vaksinasi dapat diberikan sejak bayi, saat sekolah, sebelum menikah, bahkan pada usia tua. Tujuannya adalah untuk merangsang proses kekebalan tubuh sehingga jika seseorang terinfeksi, maka penyakit yang dialami tidak terlalu berat atau parah.
Apa Itu Vaksinasi?
Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin dengan disuntikkan ke tubuh atau diteteskan ke dalam mulut untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Vaksin sendiri adalah bahan yang jika dimasukkan ke dalam tubuh akan menyebabkan tubuh bereaksi dengan menghasilkan antibodi atau kekebalan.
Vaksin dapat terbuat dari mikroba yang sudah mati atau dilemahkan, toksin dari mikroba, atau dapat juga berasal dari bagian tertentu dari mikroba. Semua komponen ini dapat merangsang tubuh untuk membentuk antibodi.
Jika suatu hari seseorang terinfeksi kuman tertentu, sistem kekebalan tubuh sudah mengenali infeksi tersebut sehingga akan lebih mudah untuk mengatasinya.
Amankah Vaksinasi untuk Ibu Hamil?
Ibu hamil ternyata juga perlu divaksinasi. Hal ini dikarenakan ibu hamil berisiko mengalami infeksi yang dapat memengaruhi kondisi janin, seperti kelainan bawaan, keguguran, kelahiran prematur, atau berat badan lahir rendah.
Selain untuk Si Kecil di dalam kandungan, vaksinasi juga dapat melindungi Mama dari infeksi oleh kuman yang berbahaya seperti tetanus, difteri, pertusis, pneumokokus, meningokokus, dan hepatitis.
Pada prinsipnya, jenis vaksinasi yang diberikan untuk ibu hamil adalah yang tidak berasal dari mikroba yang hidup atau dilemahkan sehingga aman untuk ibu hamil. Jika vaksinasi yang tersedia berasal dari mikroba hidup, maka tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
Vaksinasi yang Boleh Diberikan pada Ibu Hamil
Beberapa jenis vaksinasi yang diperbolehkan pada ibu hamil adalah:
- Vaksin Influenza
Vaksin influenza mengandung virus yang telah dinonaktifkan sehingga dapat diberikan pada ibu hamil. Vaksin ini dianjurkan untuk diberikan karena ibu hamil berisiko mengalami komplikasi akibat flu yang dapat menyebabkan persalinan prematur.
Pemberian vaksin ini dilakukan satu kali selama kehamilan, terutama saat banyak orang terkena flu. - Vaksin Difteri, Pertusis, Tetanus (DTaP)
Vaksin DTaP direkomendasikan pada usia kehamilan di atas 20 minggu, sebaiknya pada minggu ke-28. Vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.
Pemberian vaksin ini dapat mencegah Si Kecil terkena pertusis saat lahir karena sudah mendapat perlindungan dari Mama. Namun setelah lahir, Si Kecil juga akan segera diberikan vaksin ini. - Vaksin Hepatitis B
Vaksin hepatitis B diberikan pada ibu hamil yang berisiko tinggi mengalami hepatitis B. Misalnya memiliki riwayat berganti pasangan seksual dalam enam bulan terakhir, memiliki pasangan yang menderita hepatitis B, pengguna narkoba, atau pernah mengalami infeksi menular seksual.
Pemberian vaksin hepatitis B dilakukan selama tiga kali selama kehamilan dalam rentang waktu satu bulan. Vaksin ini akan melindungi Si Kecil dari infeksi, baik sebelum maupun sesudah lahir.
Vaksin yang Tidak Diperbolehkan Saat Hamil
Ada beberapa jenis vaksin yang tidak dianjurkan bahkan tidak diperbolehkan selama kehamilan. Pemberian vaksin ini dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko kelainan bawaan, kelahiran prematur, atau keguguran. Vaksin-vaksin tersebut, di antaranya adalah:
- Vaksin Hepatitis A
- Vaksin Measles, Mumps, Rubella (MMR)
- Vaksin Varicella
- Vaksin Polio
- Vaksin HPV
- Vaksin BCG
Vaksin-vaksin ini biasanya mengandung kuman yang masih aktif sehingga sebaiknya tidak boleh diberikan pada ibu hamil. Selain itu, jika kekebalan tubuh tidak terbentuk dengan baik, ditakutkan akan terjadi infeksi yang membahayakan Si Kecil.
Namun, pada beberapa kasus, vaksin-vaksin ini dapat dipertimbangkan untuk diberikan dalam masa kehamilan jika dinilai perlu.
Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih mendalam tentang vaksinasi selama hamil, Mama dapat berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu, Mama dapat terlindungi dari penyakit tertentu, serta terhindar dari risiko vaksinasi yang tidak perlu.
Hai Mama, untuk suntik TT dilakukan saat hamil diperbolehkan ya, Ma. Hal tersebut tentunya juga dilakukan atas kondisi Mama dan pertimbangan dari dokter. Mama juga dapat berkonsultasi ke dokter dahulu ya. :) ^sm
- 0
Hai Mama, tidak perlu khawatir ya. Kaki kram terjadi karena tekanan saraf dan otot kaki akibat pertumbuhan janin, peningkatan hormon progesteron. Mama dapat melakukan peregangan sebelum tidur, sering berjalan kaki dan cukupi cairan ya. :) ^sm
- 0
saya tadi vaksin TT dok apakah aman?
Hai Mama, untuk suntik TT dilakukan saat hamil diperbolehkan ya, Ma. Hal tersebut juga tentunya dilakukan atas kondisi Mama dan pertimbangan dari dokter. Mama juga dapat berkonsultasi ke dokter dahulu ya. :) ^sm