Infeksi Vagina Saat Hamil, Berbahayakah?
:strip_icc():format(webp)/hb-article/8HpkUzJaYPCCs1DTWFqVo/original/561week-163-infeksi-vagina-saat-hamil.jpg)
dr. Venny Beauty
Seiring dengan kehamilan, akan terjadi berbagai perubahan pada tubuh Mama. Mama juga lebih rentan terhadap infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun. Nah, keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil adalah keputihan.
Keputihan pada kehamilan termasuk normal jika warnanya bening dan tidak berbau. Artinya, keputihan tersebut disebabkan oleh perubahan hormon selama kehamilan. Namun, jika keputihan yang dialami berlebihan dan disertai dengan keluhan lain, dapat menandakan adanya infeksi vagina.
Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi tersebut dapat memengaruhi perkembangan Si Kecil dalam kandungan.
Penyebab Infeksi Vagina pada Kehamilan
Infeksi vagina merupakan masalah yang kerap dialami oleh ibu hamil. Berikut adalah penyebab infeksi vagina yang paling umum selama kehamilan:
1. Infeksi Vagina Akibat Jamur
Mama rentan mengalami infeksi jamur, terlebih jika kebersihan vagina tidak dijaga dengan baik. Jamur yang paling sering menyebabkan infeksi vagina adalah jenis Candida.
Jamur ini memang tinggal di vagina. Namun saat kehamilan, kadar hormon yang meningkat membuat pertumbuhannya berlebih sehingga timbul gejala infeksi.
Selain itu, konsumsi obat seperti antibiotik atau penggunaan antiseptik yang tidak sesuai dapat mengganggu pH alami vagina, sehingga jamur ini berkembang biak secara berlebihan.
Gejala infeksi akibat Candida dapat berupa nyeri dan gatal pada vagina, bengkak pada vagina, keputihan berwarna kekuningan, serta nyeri saat kencing dan berhubungan intim.
2. Infeksi Vagina Akibat Bakteri
Selain infeksi jamur, Mama juga rentan mengalami infeksi bakteri. Infeksi vagina akibat bakteri, atau yang disebut vaginosis bakterialis, dapat diakibatkan oleh perubahan hormon selama kehamilan, sehingga terjadi pertumbuhan berlebih bakteri yang secara alami hidup di vagina.
Keluhan yang dapat muncul, antara lain keputihan berwarna putih atau keabu-abuan dan berbau amis, rasa gatal atau perih pada vagina, dan nyeri saat buang air kecil.
3. Infeksi Vagina Akibat Parasit
Parasit yang paling sering menyebabkan infeksi vagina adalah Trichomonas vaginalis yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Gejala yang dapat timbul berupa keputihan yang berwarna kehijauan, berbusa, dan berbau busuk, serta rasa gatal, terbakar, dan kemungkinan iritasi selama hubungan seksual.
Tips Menghindari Infeksi Vagina Saat Hamil
Beberapa hal ini dapat ibu lakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi vagina saat hamil:
- Gunakan celana dalam yang longgar dengan bahan yang nyaman seperti katun agar dapat menyerap keringat.
- Bersihkan vagina dengan air hangat, tidak perlu dibersihkan dengan sabun atau cairan pembersih.
- Bersihkan vagina dari arah depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus ke vagina.
- Ganti celana dalam jika sudah basah atau terasa lembap.
- Minum air putih yang cukup dan hindari menahan buang air kecil.
- Gunakan kondom saat berhubungan seksual.
Tidak hanya menyebabkan rasa gatal dan keputihan, infeksi vagina selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan, seperti keguguran, Si Kecil lahir prematur, Si Kecil lahir dengan berat badan rendah, hingga radang panggul pada Mama.
Namun, Mama tidak perlu khawatir. Jika didiagnosis dengan segera, infeksi vagina umumnya mudah diobati. Jadi, jagalah selalu kebersihan dan kesehatan Mama agar terhindar dari infeksi vagina.
Aku begini perih vagiannya kalo dipake kaca kayak ada putih tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, jika terjadi terus menerus, segera periksa ke dokter ya ma ❤ ^sr
- 0
kalau saya keputihan nya kayak air susu itu tapi cuman pas b tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Ma, kalau memang nggak terjadi terus menerus, yang mama alami hanya keputihan aja, selama gak berwarna kuning kehijauan, gak berlebihan, berbau, dan gatal mama nggak perlu khawatir ya. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormon kehamilan :) ^sr
- 0
sebelum hamil kalau menjelang haid aku selalu keputihan. sek tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, jika terjadi terus menerus, segera periksa ke dokter ya ma ❤ ^sr
- 0
kalo aku seperti berlendir gitu. dan tidak nempel di celana tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Ma, aklau memang nggak terjadi terus menerus, yang mama alami hanya keputihan aja, selama gak berwarna kuning kehijauan, gak berlebihan, berbau, dan gatal mama nggak perlu khawatir ya. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormon. :) ^sr
- 0
kenapa mual mulu ya aku