Pentingnya Vaksin Rubella Sebelum Hamil, Cegah Cacat Lahir
:strip_icc():format(webp)/hb-article/koJczhS7TZtafsi1izKvp/original/vgat97zcc2w56a7a26bknvgflo89ph17.png)
Banyak pasangan fokus pada asupan nutrisi dan gaya hidup sehat saat merencanakan kehamilan. Namun, ada satu langkah yang sering terlewat, yakni memastikan kekebalan tubuh terhadap rubella.
Virus rubella mungkin terdengar asing, tetapi bila menyerang ibu hamil, bisa menyebabkan sindrom rubella kongenital pada janin yang berdampak seumur hidup. Untuk itulah, vaksin rubella sebelum hamil menjadi langkah penting yang tidak boleh dilewatkan.
Artikel Lainnya: Bahaya Cacar Air Saat Program Hamil & Solusi Terbaiknya
Apa Itu Rubella dan Mengapa Berbahaya bagi Ibu Hamil?
Rubella, atau yang sering disebut campak Jerman, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella. Pada orang dewasa maupun anak-anak, rubella biasanya hanya menimbulkan gejala ringan seperti demam, nyeri sendi, ruam kemerahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Penyakit ini menyebar melalui percikan air liur (droplet) ketika seseorang batuk atau bersin, sehingga cukup mudah menular. Meski terkesan ringan dan sering sembuh dengan sendirinya, rubella bisa berbahaya bila dialami oleh wanita yang sedang hamil, terutama pada trimester pertama.
Bahaya rubella saat hamil terletak pada dampaknya terhadap janin. Infeksi rubella pada masa awal kehamilan dapat mengganggu proses pembentukan organ, sehingga meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir mati, atau lahir dengan kelainan bawaan yang dikenal sebagai Sindrom Rubella Kongenital (SRK).
Kondisi ini dapat menyebabkan cacat jantung, gangguan penglihatan (seperti katarak), gangguan pendengaran, serta keterlambatan perkembangan. Karena risiko inilah, rubella digolongkan sebagai salah satu infeksi paling berbahaya bila dialami ibu hamil, sehingga pencegahan melalui imunisasi rubella sebelum hamil menjadi langkah yang sangat dianjurkan.
Pentingnya Vaksin Rubella sebagai Proteksi Utama
Vaksin rubella merupakan cara paling efektif untuk mencegah infeksi virus rubella, terutama pada wanita yang sedang merencanakan kehamilan. Vaksin ini umumnya diberikan dalam bentuk kombinasi, yaitu vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) atau MR (Measles-Rubella), yang terbukti mampu merangsang pembentukan antibodi pelindung terhadap rubella.
Dengan imunisasi rubella sebelum hamil, calon ibu tidak hanya melindungi dirinya sendiri dari risiko penyakit, tetapi juga memberikan perlindungan tidak langsung kepada janin yang sangat rentan terhadap dampak virus ini.
Keuntungan lain dari vaksinasi rubella adalah sifatnya yang jangka panjang. Sekali sistem imun tubuh membentuk antibodi setelah vaksin, perlindungan bisa bertahan bertahun-tahun. Artinya, wanita yang divaksin sebelum hamil dapat menjalani kehamilan dengan lebih tenang karena sudah terlindungi dari salah satu infeksi yang paling berbahaya bagi janin.
Hal ini sejalan dengan rekomendasi banyak organisasi kesehatan dunia yang menekankan bahwa vaksin MMR sebelum hamil adalah langkah preventif utama untuk menekan angka kejadian bahaya rubella saat hamil maupun kasus Sindrom Rubella Kongenital (SRK).
Artikel Lainnya: Vaksinasi Saat Hamil, Seberapa Aman untuk Dilakukan?
Dampak Rubella Jika Terkena Saat Hamil
Rubella saat kehamilan bisa menimbulkan dampak serius baik pada Mama maupun janin, mulai dari keguguran hingga kelainan bawaan yang permanen. Berikut dampaknya:
Risiko pada kesehatan Mama
Meski Mama biasanya tidak mengalami risiko sebesar janin, infeksi rubella saat hamil tetap bisa membawa dampak, yakni:
- Bisa terjadi keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth).
- Mama mungkin mengalami gejala rubella yang lebih parah dibanding wanita yang tidak hamil, seperti demam tinggi, kelelahan, ruam yang meluas.
- Dalam kasus langka, mungkin ada komplikasi tambahan seperti infeksi virus menyebar lebih luas di jaringan tubuh atau reaksi sistem imunitas.
Bahaya pada janin: Sindrom rubella kongenital (SRK)
SRK adalah istilah yang menggambarkan rangkaian konsekuensi yang bisa terjadi bila janin terinfeksi rubella, terutama bila infeksi terjadi di trimester pertama. Beberapa risiko utama adalah:
- Cacat jantung bawaan, seperti septal defects atau masalah katup jantung.
- Gangguan penglihatan, seperti katarak, mikroftalmia, atau kerusakan retina.
- Gangguan pendengaran, misalnya tuli pascalahir sangat mungkin terjadi.
- Masalah neurologis dan pertumbuhan, keterlambatan perkembangan, retardasi mental, atau bahkan kerusakan otak.
- Risiko lahir prematur, berat badan lahir rendah.
Kapan Waktu Terbaik untuk Vaksin Rubella Sebelum Hamil?
Menentukan waktu yang tepat untuk vaksinasi rubella sangat penting agar calon Mama mendapatkan perlindungan maksimal sekaligus memastikan kehamilan berlangsung aman. Dianjurkan untuk vaksin rubella diberikan jauh sebelum program hamil dimulai. Hal ini karena vaksin rubella, baik dalam bentuk MR maupun MMR, menggunakan virus hidup yang dilemahkan sehingga tidak boleh diberikan saat kehamilan sedang berlangsung.
Dengan vaksinasi lebih awal, tubuh memiliki cukup waktu untuk membentuk antibodi yang kuat sehingga risiko tertular rubella saat hamil bisa ditekan. Setelah menerima vaksin rubella, ada aturan khusus yang perlu diperhatikan sebelum mencoba hamil, yaitu menunggu minimal 28 hari (sekitar 1 bulan) yang sesuai rekomendasi CDC.
Periode ini disebut sebagai jarak aman hamil setelah vaksin rubella, yang penting untuk memberi kesempatan bagi tubuh membangun kekebalan tanpa risiko paparan virus vaksin pada janin. Jika vaksinasi dilakukan terlalu dekat dengan masa pembuahan, dikhawatirkan masih ada kemungkinan virus memengaruhi perkembangan janin meski risikonya sangat kecil. Oleh karena itu, sebaiknya rencanakan vaksinasi rubella sebelum hamil dengan perencanaan matang agar kehamilan dapat berjalan lebih tenang dan sehat.
Artikel Lainnya: Mama, Lakukan Vaksinasi Ini Sebelum Pergi Traveling
Efek Samping Vaksin Rubella
Seperti vaksin pada umumnya, vaksin rubella, MMR, atau vaksin kombinasi MR memiliki efek samping, tetapi sebagian besar ringan dan sementara. Ini dia efek samping vaksin rubella yang perlu Mama ketahui:
- Efek lokal: Nyeri, kemerahan, bengkak ringan di lokasi suntikan.
- Efek sistemik ringan: Demam ringan, rasa tidak enak badan, nyeri otot atau sendi, lelah, kadang kurang nafsu makan.
- Dalam kasus yang sangat jarang, mungkin terjadi reaksi alergi berat.
- Karena vaksin MMR mengandung virus hidup yang dilemahkan, maka tidak dianjurkan untuk diberikan selama kehamilan. Jika seseorang baru divaksin, tunggulah sekitar satu bulan sebelum mencoba hamil.
Cara Mengetahui Status Kekebalan Tubuh Terhadap Rubella
Sebelum hamil, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kekebalan terhadap rubella. Mama bisa melakukan tes darah untuk antibodi rubella, khususnya IgG dan IgM. IgG menunjukkan bahwa seseorang pernah terinfeksi atau pernah divaksinasi dan memiliki kekebalan, sedangkan tes IgM menunjukkan infeksi baru.
Selain itu, bisa juga dengan melakukan tes TORCH sebelum hamil. Pemeriksaan ini meliputi rubella, selain Toxoplasma, Cytomegalovirus, Herpes simplex, dan infeksi lain. Dengan tes ini, calon ibu bisa tahu apakah ia sudah terlindungi atau perlu vaksinasi tambahan sebelum hamil.
Dengan melakukan tes TORCH sebelum hamil dan melengkapi imunisasi rubella sebelum hamil, Mama bisa mengurangi risiko besar pada janin sekaligus menjalani kehamilan dengan lebih tenang. Ingat, ada jarak aman hamil setelah vaksin rubella yang perlu diperhatikan agar perlindungan bekerja optimal. Untuk memudahkan perjalanan ini, Mama bisa bergabung ke komunitas HalloBumil untuk berbagi cerita dengan sesama calon ibu.
Mama juga bisa memanfaatkan fitur health tools seperti Hitung Masa Subur di aplikasi HalloBumil untuk memantau kesuburan Mama dan mengikuti webinar HalloBumil bersama para ahli seputar imunisasi, nutrisi, dan persiapan kehamilan sehat. Dengan langkah kecil yang tepat, Mama sudah menyiapkan masa depan yang lebih baik untuk si kecil.