Fakta Tentang Infeksi TORCH Selama Kehamilan
:strip_icc():format(webp)/hb-article/Bz1fLWn-pHqGn0w8sw1ux/original/0torch-penyebab-keguguran-berulang.jpg)
dr. Venny Beauty
TORCH dapat menjadi momok bagi ibu hamil. Hal ini dikarenakan infeksi ini dapat menyebabkan kecacatan, bahkan kematian pada janin dalam kandungan. Sering kali ibu hamil dengan infeksi TORCH mengalami keguguran berulang pada kehamilannya.
TORCH merupakan singkatan dari toksoplasmosis, other agents, rubella, cytomegalovirus (CMV), dan herpes. Mari kenali lebih jauh mengenai TORCH dalam artikel berikut.
Toksoplasmosis
Toksoplasmosis disebabkan oleh infeksi parasit Toxoplasma gondii. Ibu hamil bisa terinfeksi parasit ini bila mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan matang, atau dari kotoran kucing yang mengandung parasit.
Gejala infeksi ini biasanya ringan dan tidak spesifik, seperti influenza, demam, badan terasa lelah dan lemas, atau bahkan juga dapat tidak menimbulkan gejala. Karena gejalanya yang tidak khas, biasanya diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui apakah Mama terinfeksi atau tidak.
Toksoplasmosis selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir cacat, hingga kematian. Untuk mencegah terinfeksi toksoplasma, Mama harus menghindari konsumsi daging yang tidak matang, dan kurangi kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing.
Rubella
Infeksi rubella disebabkan oleh virus Rubella. Rubella juga dikenal sebagai campak jerman, yaitu menyerupai campak tetapi bercaknya terlihat lebih kasar. Ibu hamil dapat tertular rubella melalui kontak dengan cairan hidung atau tenggorokan dari orang yang terinfeksi.
Infeksi rubella pada kehamilan, terutama trimester pertama, dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi. Kelainan bawaan yang paling sering terjadi adalah kelainan jantung, katarak, dan ketulian.
Gejala infeksi rubella pada ibu hamil dapat berupa demam, ruam kulit, dan nyeri sendi. Infeksi rubella dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi kepada Mama sebelum hamil.
Cytomegalovirus (CMV)
Infeksi cytomegalovirus (CMV) disebabkan oleh virus cytomegalo. Di Amerika, CMV merupakan penyebab utama infeksi selama kehamilan, diperkirakan 0,5-2 persen dari seluruh bayi yang baru lahir. Infeksi ini umumnya tidak menimbulkan gejala serius pada ibu, tetapi dapat menyebabkan kecacatan pada janin.
Bayi yang baru lahir dengan infeksi ini akan tampak mikrosefali atau ukuran kepala lebih kecil dari normal, kulit warna kekuningan, pembesaran hati-limpa, hingga kematian.
Pada 10-15 persen bayi yang terinfeksi tidak mengalami gejala apa pun. Namun, gejala baru akan muncul setelah 1-2 tahun kemudian. Gejala-gejala yang dapat timbul seperti keterbelakangan mental, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta gangguan perkembangan sistem saraf lainnya.
Herpes Simplex Virus Type 2
Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simplex type 2 (HSV-2). Ibu hamil dapat menularkan virus ini kepada janin saat dalam kandungan ataupun saat persalinan. Infeksi pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi meninggal sebelum dilahirkan atau beberapa saat setelah dilahirkan.
Selain itu, infeksi herpes pada ibu hamil juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan gangguan perkembangan janin.
Gejala penyakit ini dapat berupa demam, nyeri otot, dan muncul lenting yang disertai nyeri di area kemaluan, bokong, atau anus. Untuk mencegah penularan herpes ke bayi, dapat dilakukan dengan persalinan cesar sehingga janin terlindung dari kontak dengan cairan vesikel yang pecah saat persalinan.
Untuk dapat mengenali dan mendeteksi infeksi TORCH, lakukanlah konsultasi sedini mungkin kepada dokter kandungan. Apabila selama hamil Mama mengalami keluhan seperti demam dan influenza, jangan disepelekan karena bisa jadi merupakan gejala TORCH.
Bila perlu, lakukanlah pemeriksaan TORCH sebelum Mama merencanakan kehamilan. Dengan demikian, penyakit TORCH dapat terdeteksi lebih dini sehingga tidak memberikan dampak yang tidak diinginkan.
Hai Mama, hal tersebut tidak dapat Mima pastikan ya, sebaiknya Mama konsultasikan ke dokter agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut :) ^lm
- 0
kak kayak nya mnding konsul di dr aja kalo komen dsini kyk n tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, nggak masalah kok, masih bisa pelihara kucing saat hamil asal tetap jaga kebersihan dan berhati-hati. Yang penting, hindari membersihkan kotorannya langsung untuk mengurangi risiko toksoplasmosis. :) ^lm
- 0
Alhamdulillah ga pernah merasa mual muntah sampe berkali kal tampilkan selengkapnya
- 1
Hai Mama, wah itu hal yang bagus Ma. Jangan lupa untuk selalu konsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga ringan, cukupi cairan harian dan jangan stress ya untuk mendukung tumbuh kembang janin Mama. :) ^sm
- 1
alhamdulillah aku ga mual parah sih,, ya cuman kadang2 aja m tampilkan selengkapnya