Bahaya Cacar Air Saat Program Hamil & Solusi Terbaiknya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/veb7pTMTKgjxZk0ixm-dB/original/h1u2ev37t4g88itq9ndxkbxyrvdp57dz.png)
Tidak sedikit orang menganggap cacar air hanyalah penyakit masa kecil yang akan hilang dengan sendirinya. Padahal, saat virus ini menyerang perempuan yang sedang merencanakan kehamilan, risikonya bisa jauh lebih besar.
Mulai dari gejala cacar air saat hamil yang berat, hingga potensi menimbulkan dampak pada janin, semuanya patut menjadi perhatian serius. Yuk, cari tahu bahaya cacar air saat program hamil lewat ulasan berikut ini.
Artikel Lainnya: Bahaya Rubella untuk Program Hamil & Cara Mencegahnya
Mengenal Cacar Air (Varicella) dan Cara Penularannya
Cacar air atau varicella disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV), yang tergolong sangat menular. Penularannya bisa lewat udara, droplet saat batuk atau bersin, bahkan melalui kontak langsung dengan gelembung ruam penderita.
Saat menjalankan program hamil, calon Mama yang belum kebal terhadap virus ini, baik yang belum pernah terkena atau belum divaksinasi berisiko tinggi tertular dan bahayanya tidak bisa diremehkan.
Mengapa Cacar Air Sangat Berbahaya di Masa Program Hamil?
Cacar air yang dialami saat masa program hamil bisa jauh lebih berbahaya dibandingkan pada kondisi biasa. Alasannya, sistem imun calon Mama cenderung lebih rentan sehingga virus varicella dapat menyebabkan gejala lebih berat, termasuk pneumonia varicella yang berpotensi mengancam nyawa.
Jika infeksi terjadi di awal kehamilan, ada risiko cacar air pada ibu hamil muda yang bisa memengaruhi pembentukan organ janin. Kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan keguguran atau cacat lahir seperti sindrom varicella kongenital.
Selain itu, waktu terinfeksi juga sangat menentukan. Bila cacar air terjadi mendekati waktu persalinan, bayi bisa lahir dengan varicella neonatal, kondisi serius yang membuat bayi sangat rentan terhadap komplikasi berat.
Inilah sebabnya, dokter kandungan sangat menganjurkan pemeriksaan status kekebalan dan melakukan vaksin cacar air sebelum hamil untuk mencegah risiko varicella kehamilan yang bisa membahayakan Mama maupun janin.
Dampak Cacar Air pada Ibu Hamil
Mengalami cacar air saat hamil bukan sekadar rasa gatal yang mengganggu. Kondisi ini bisa memengaruhi kesehatan Mama secara serius, terutama karena daya tahan tubuh di masa kehamilan tidak sekuat biasanya. Itu sebabnya, bahaya cacar air saat program hamil maupun ketika sudah memasuki masa kehamilan patut diwaspadai.
Komplikasi paling sering adalah pneumonia varicella, yang ditandai batuk kering, demam tinggi, nyeri dada, dan sesak napas. Kondisi ini lebih berisiko muncul di trimester akhir dan bisa mengancam nyawa Mama maupun janin.
Infeksi di trimester awal dapat meningkatkan risiko keguguran, sedangkan di trimester akhir bisa mengganggu proses persalinan. Risiko akan lebih tinggi bila Mama memiliki penyakit paru kronis atau menggunakan obat imunosupresan.
Walau jarang, cacar air juga bisa menyebabkan ensefalitis (radang otak) dan hepatitis (radang hati). Keduanya berpotensi memicu gejala berat seperti kejang, kebingungan, atau gangguan fungsi hati yang membahayakan ibu hamil.
Artikel Lainnya: 10 Tes Kesehatan untuk Mama yang Merencanakan Kehamilan
Bahaya Cacar Air pada Perkembangan Janin
Jika ibu hamil terinfeksi cacar air, bukan hanya kesehatannya yang terancam, tetapi juga tumbuh kembang janin di dalam kandungan. Virus varicella-zoster dapat menembus plasenta dan menginfeksi janin, terutama bila infeksi terjadi pada trimester awal hingga pertengahan kehamilan. Berikut dampak cacar air pada janin adalah:
Sindrom varicella kongenital
Jika calon Mama tertular varicella pada rentang usia kehamilan kurang dari sekitar 20 minggu, ada risiko muncul sindrom varicella kongenital (CVS). Gejala dapat berupa jaringan parut pada kulit, kepala kecil (mikrosefali), cacat penglihatan (katarak), gangguan neurologis hingga keterlambatan perkembangan mental dan fisik. Risiko memang relatif rendah, tetapi serius sekitar 0,5–2% bayi terpengaruh jika infeksi terjadi pada trimester pertama hingga kedua.
Risiko lainnya pada janin
Infeksi pada akhir kehamilan (5 hari sebelum sampai 2 hari setelah persalinan) bisa memicu varicella neonatal, kondisi di mana bayi baru lahir sangat rentan terhadap cacar parah. Selain itu, risiko keguguran, bayi lahir mati (stillbirth), atau pertumbuhan janin terhambat juga bisa terjadi.
Gejala Cacar Air yang Perlu Diwaspadai Calon Ibu
Mengenali gejala cacar air saat hamil sejak awal sangat penting agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan risiko komplikasi dapat ditekan. Berikut beberapa gejala yang patut diwaspadai:
- Demam: Biasanya muncul lebih dulu sebelum ruam dan bisa mencapai suhu lebih dari 38,5°C.
- Sakit kepala dan nyeri otot: Mirip gejala flu, sering kali disertai rasa lemas dan lesu.
- Ruam kemerahan: Awalnya berupa bintik kecil yang kemudian berkembang menjadi lenting berisi cairan, dimulai dari wajah, dada, atau punggung lalu menyebar ke seluruh tubuh.
- Rasa gatal hebat: Salah satu keluhan utama yang bisa sangat mengganggu aktivitas.
- Batuk dan sesak napas: Tanda adanya komplikasi seperti pneumonia varicella, yang harus segera mendapat perhatian medis.
- Jumlah ruam sangat banyak: Terutama bila disertai demam tinggi dan keluhan lain, kondisi ini menandakan infeksi cukup berat.
Virus varicella-zoster sangat mudah menular, bahkan sebelum ruam muncul. Karena itu, bila calon Mama merasa pernah kontak dengan penderita atau mulai mengalami gejala cacar air saat hamil, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan pengobatan cacar air saat hamil yang tepat.
Artikel Lainnya: 7 Pantangan untuk calon Ibu dalam Program Hamil
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terpapar atau Terinfeksi Cacar Air Saat Program Hamil?
Terpapar atau terinfeksi cacar air saat sedang program hamil memang bisa membuat cemas. Namun, ada langkah-langkah yang bisa Mama lakukan untuk melindungi diri dan meminimalkan risiko komplikasi, di antaranya:
- Segera konsultasi ke dokter: Jika merasa pernah kontak dengan penderita atau muncul gejala awal, segera temui dokter. Tenaga medis bisa melakukan pemeriksaan darah untuk memastikan status kekebalan tubuh terhadap virus varicella-zoster.
- Pengobatan cacar air saat hamil: Bila sudah terinfeksi, dokter mungkin akan memberikan obat antivirus seperti acyclovir untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi. Pada kasus yang berat, ibu hamil mungkin perlu perawatan rumah sakit.
- Hindari kontak dengan orang lain: Virus cacar air sangat mudah menular. Mama perlu mengisolasi diri sementara waktu, terutama dari anak-anak, ibu hamil lain, atau orang dengan daya tahan tubuh lemah.
- Jaga daya tahan tubuh: Istirahat cukup, konsumsi makanan bergizi, dan banyak minum air putih dapat membantu tubuh lebih kuat melawan infeksi.
- Pencegahan sejak awal dengan vaksin: Cara paling efektif melindungi diri adalah dengan melakukan vaksin cacar air sebelum hamil. Vaksin ini tidak boleh diberikan saat hamil, tetapi sangat dianjurkan bagi calon Mama yang sedang merencanakan kehamilan.
Merencanakan kehamilan bukan hanya soal menjaga pola makan dan gaya hidup, tetapi juga memahami risiko penyakit seperti cacar air yang bisa berdampak besar pada Mama maupun janin.
Untuk membantu calon Mama lebih siap, Mama bisa download aplikasi HalloBumil untuk membaca artikel kesehatan terpercaya dan bergabung di komunitas WhatsApp HalloBumil agar bisa saling berbagi pengalaman dengan calon Mama lainnya.
Manfaatkan juga health tools kalkulator HPL untuk merencanakan kehamilan lebih terarah dan siap menyambut kelahiran si Kecil. Jangan lupa, ikuti webinar HalloBumil dengan para ahli seputar program hamil dan kesehatan Mama. Dengan dukungan ini, Mama bisa merasa lebih tenang, terlindungi, dan siap menghadapi tantangan, termasuk bahaya cacar air saat program hamil.