Cara Mengatasi Puting Lecet Saat Menyusui
:strip_icc():format(webp)/hb-article/YUSGTEeuJtM4_1zPMhM41/original/li5ehxk7f9jhfe4ca31o0jdklpceykqn.png)
Beberapa Mama seringkali mengalami rasa tidak nyaman seperti puting lecet atau perih saat menyusui. Kondisi ini umum terjadi, terutama di minggu-minggu awal menyusui.
Meskipun terasa menyakitkan, puting lecet bukan berarti Mama harus berhenti menyusui. Simak cara mengatasi puting lecet dengan tepat di artikel berikut.
Artikel Lainnya: Penyebab Puting Payudara Masuk ke Dalam dan Solusinya
Mengapa Puting Bisa Lecet Saat Menyusui?
Puting lecet saat menyusui dapat disebabkan oleh berbagai hal, terutama karena posisi menyusui yang kurang tepat. Salah satu penyebab puting lecet paling umum adalah pelekatan (latch) bayi yang tidak benar.
Saat bayi hanya mengisap ujung puting tanpa memasukkan sebagian besar areola (bagian berwarna gelap di sekitar puting) ke dalam mulutnya, tekanan berulang dapat membuat kulit puting terluka.
Selain itu, trauma mekanis juga bisa menjadi penyebab. Misalnya, penggunaan pompa ASI dengan tekanan terlalu kuat, flange yang tidak pas, atau gesekan dari bra yang terlalu ketat. Semua ini bisa membuat kulit puting menjadi iritasi dan akhirnya pecah.
Kondisi lain seperti payudara bengkak (engorgement) juga dapat memicu lecet. Saat payudara terlalu penuh, bayi kesulitan melekat dengan baik sehingga hisapannya menjadi tidak seimbang. Begitu pula jika aliran ASI terlalu deras, kondisi puting lecet karena gigitan bayi bisa saja terjadi.
Faktor lingkungan dan kondisi kulit juga berpengaruh. Kulit puting yang kering atau terlalu sering terkena sabun keras dapat kehilangan kelembapannya, membuatnya mudah retak. Sementara itu, kondisi medis seperti vasospasme puting (penyempitan pembuluh darah) dapat menyebabkan nyeri dan perubahan warna pada puting.
Tanda dan Gejala Puting Lecet
Puting lecet bisa terlihat dan terasa berbeda pada setiap Mama, tetapi umumnya memiliki tanda-tanda berikut:
- Rasa nyeri atau perih yang muncul saat menyusui, bahkan bisa terasa terus setelah bayi berhenti menyusu.
 - Kulit puting tampak pecah, kering, bersisik.
 - Puting berdarah saat menyusui dengan skala ringan.
 - Perubahan bentuk puting setelah menyusui, misalnya menjadi pipih atau tampak terlipat.
 - Puting berubah warna, bisa menjadi putih, pucat, atau kebiruan akibat gangguan sirkulasi darah.
 - Rasa nyeri yang menetap di setiap sesi menyusui, bukan hanya pada awal hisapan bayi.
 
Dalam kondisi yang lebih parah, luka lecet bisa menyebabkan infeksi pada puting atau payudara, terutama bila area tersebut lembap atau tertutup terus-menerus.
Artikel Lainnya: Bayi Bingung Puting? Ini Cara Ampuh Mengatasinya
Cara Mengatasi Puting Lecet Saat Menyusui
Kabar baiknya, sebagian besar kasus puting lecet dapat sembuh dengan langkah-langkah sederhana di rumah. Berikut cara merawat puting lecet yang bisa Mama lakukan:
1. Perbaiki posisi dan pelekatan bayi
Langkah pertama yang paling penting adalah memastikan posisi menyusui sudah tepat. Pastikan tubuh bayi menghadap langsung ke tubuh Mama, dan mulut bayi terbuka lebar hingga menutupi sebagian besar areola.
Dagu bayi sebaiknya menempel pada payudara. Dengan posisi ini, hisapan akan lebih seimbang dan tidak hanya berfokus pada ujung puting. Jika Mama merasa kesulitan, jangan ragu meminta bantuan tenaga kesehatan atau konsultan laktasi. Mereka dapat membantu memperbaiki teknik menyusui agar lebih nyaman bagi Mama dan bayi.
2. Rawat puting yang lecet dengan lembut
Setelah menyusui, Mama bisa mengoleskan beberapa tetes ASI pada area puting dan membiarkannya mengering secara alami. ASI mengandung zat antibakteri dan penyembuh alami yang dapat membantu mempercepat pemulihan.
Hindari penggunaan sabun atau produk dengan bahan kimia keras di area payudara. Cukup bersihkan dengan air hangat. Bila kulit terasa sangat kering atau pecah, Mama dapat menggunakan salep lanolin murni atau salep puting lecet untuk ibu menyusui yang aman untuk bayi.
Kenakan bra menyusui yang lembut dan tidak terlalu ketat. Gantilah bantalan payudara (breast pad) secara rutin agar tetap kering dan tidak menyebabkan iritasi tambahan.
3. Atur aliran ASI dan hindari tekanan berlebih
Salah satu cara menyusui agar tidak lecet lainnya adalah dengan mengatur keluarnya ASi dari payudara. Jika payudara terasa sangat penuh, Mama bisa memerah sedikit ASI sebelum menyusui agar bayi lebih mudah melekat.
Selain itu, ubah posisi menyusui secara bergantian untuk mengurangi tekanan pada bagian puting yang sama. Apabila Mama menggunakan pompa ASI, pastikan ukuran corong sesuai dan pengatur hisapan tidak terlalu kuat.
4. Lanjutkan menyusui bila memungkinkan
Puting lecet bukan berarti Mama harus berhenti menyusui. Justru, dengan perbaikan posisi dan perawatan yang tepat, menyusui dapat membantu menjaga produksi ASI tetap lancar dan mempercepat pemulihan.
Jika nyeri terasa sangat mengganggu, Mama bisa mulai menyusui dari payudara yang tidak lecet terlebih dahulu agar aliran ASI di sisi lainnya menjadi lebih lancar.
Cara Mencegah Puting Lecet Kambuh Lagi
Setelah sembuh, langkah berikutnya adalah mencegah agar lecet tidak terulang. Berikut perawatan puting ibu menyusui yang bisa Mama terapkan:
- Periksa posisi dan pelekatan bayi setiap kali menyusui, terutama di awal masa menyusui.
 - Ganti posisi menyusui secara bergantian, misalnya posisi cradle, football hold, atau menyusui sambil berbaring, agar tekanan tidak selalu di satu titik.
 - Gunakan bra menyusui yang nyaman dan tidak menekan payudara. Pastikan bahan bra lembut dan sirkulasi udaranya baik.
 - Jaga kebersihan dan kelembapan kulit payudara. Hindari sabun wangi atau alkohol yang bisa mengeringkan kulit.
 - Biarkan puting “bernapas”. Setelah menyusui, hindari langsung menutup dengan kain lembap atau bra ketat.
 - Perhatikan faktor penyebab lain, seperti aliran ASI yang terlalu deras, vasospasme akibat suhu dingin, atau infeksi jamur pada puting. Bila bayi memiliki kondisi seperti tongue-tie (lidah pendek), konsultasikan ke dokter anak atau konsultan laktasi agar masalah bisa segera diatasi.
 
Artikel Lainnya: Masalah Menyusui yang Sering Dialami dan Cara Mengatasinya
Kapan Mama Perlu ke Dokter?
Jika segala cara mengatasi puting lecet saat menyusui tidak menyembuhkan kondisi yang Mama alami, sebaiknya Mama pergi ke dokter. Perhatikan ciri berikut:
- Puting lecet saat menyusui tak kunjung sembuh setelah beberapa hari, meski sudah dilakukan perawatan dan perbaikan posisi menyusui.
 - Puting tampak sangat merah, bengkak, terasa panas, atau mengeluarkan cairan seperti nanah.
 - Mama mengalami demam atau nyeri payudara yang parah.
 - Puting berubah warna menjadi sangat pucat, kebiruan, atau keunguan disertai rasa berdenyut (bisa jadi gejala vasospasme).
 - Bayi tampak kesulitan menyusu, sering menolak payudara, atau berat badannya tidak naik sesuai usia.
 
Puting lecet saat menyusui memang bisa terasa tidak nyaman, tetapi kondisi ini umum terjadi dan dapat diatasi dengan langkah-langkah sederhana. Kuncinya ada pada posisi menyusui yang tepat, perawatan lembut, serta menjaga kebersihan dan kelembapan kulit payudara.
Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika kondisi yang Mama alami mengganggu kegiatan sehari-hari, ya, Ma! Untuk tips perawatan kulit selama hamil dan melahirkan lainnya, baca artikel di aplikasi Hallobumil, yuk!
Mau belajar posisi menyusui yang benar langsung dari ahlinya? Cek jadwal event online & offline dari HalloBumil biar Mama makin siap menyusui si Kecil!
Lagi butuh curhat sama sesama Mama yang juga berjuang menyusui? Yuk, gabung ke komunitas HalloBumil di WhatsApp. Ada grup khusus Mama menyusui juga, lho! Semua mudah hanya dalam satu genggaman.






:strip_icc():format(webp)/hb-article/o7jCGocZocavUFWpZEDx4/original/349apakah-asi-mama-cukup-untuk-si-kecil-by-buritora-shutterstock.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/r4I9cSAfdyIP6TxoGimD3/original/350peran-ayah-saat-ibu-berisitirahat-pasca-melahirkan-by-paulaphoto-shutterstock.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/j90O2i5oTBWo6UpkmCHAh/original/346bagaimana-mengetahui-apakah-bayi-cukup-asi-by-atstock-productions-shutterstock.jpg)
