Penyebab Puting Payudara Masuk ke Dalam dan Solusinya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/RtW7S9QzP3ZrWtBxT3BmI/original/0puting-susu-terluka.jpg)
Banyak Mama baru yang mungkin merasa kaget ketika menyadari bahwa putingnya tampak masuk ke dalam atau tidak menonjol sebagaimana yang dibayangkan. Kondisi ini bisa memicu kekhawatiran, apakah akan mengganggu proses menyusui? Bagaimana cara mengatasinya?
Sebenarnya, kondisi seperti puting masuk ke dalam, puting datar saat menyusui, atau istilah medis flat alias inverted nipple cukup umum terjadi pada sebagian Mama.
Dengan teknik yang tepat, dukungan, serta alat bantu yang sesuai, banyak Mama berhasil menjalani menyusui penuh meski dengan tantangan bentuk puting. Mari ketahui tipsnya lewat ulasan di bawah ini.
Artikel Lainnya: Penyebab Puting Lecet Saat Menyusui dan Cara Mengatasinya
Penyebab Puting Masuk ke Dalam (Dibahas Lebih Lanjut)
Kondisi puting masuk ke dalam atau inverted nipple sebenarnya cukup umum, dan ada banyak faktor yang bisa menyebabkannya. Penting untuk memahaminya supaya Mama tidak langsung panik, karena sebagian besar penyebabnya tidak berbahaya dan masih bisa diatasi. Berikut beberapa penyebab puting masuk ke dalam:
- Faktor bawaan (genetik): Beberapa wanita sejak lahir memiliki struktur jaringan puting atau saluran susu yang relatif pendek akibat adanya jaringan ikat yang menahan, sehingga puting tidak mudah menonjol.
- Tekanan jaringan ikat dan saluran susu pendek: Terkadang, ada jaringan ikat yang mengikat bagian dasar puting ke dalam, atau saluran susu yang tidak terlalu panjang, sehingga saat dirangsang, puting sulit untuk membesar ke luar.
- Pembengkakan payudara atau penuh cairan (engorgement): Ketika payudara sangat bengkak atau penuh cairan, jaringan payudara menjadi kencang dan padat, sehingga puting bisa tampak lebih datar atau tenggelam dalam jaringan sekitarnya.
- Perubahan tiba-tiba (trauma, operasi, infeksi): Dalam beberapa kasus, perubahan bentuk puting bisa terjadi setelah cedera, operasi payudara, atau maserasi dan infeksi yang membentuk jaringan parut di sekitar puting.
- Perubahan hormonal atau masa kehamilan atau menyusui: Selama kehamilan atau setelah melahirkan, hormon dapat memicu perubahan pada jaringan payudara dan puting, kadang membuat puting yang normal tampak lebih datar sementara waktu.
- Kondisi medis tertentu: Beberapa kondisi seperti mastitis (peradangan dan infeksi pada kelenjar susu), ductus ectasia (pelebaran saluran kelenjar air susu yang abnormal pada jaringan payudara), abses atau bisul pada bagian bawah areola, atau kanker payudara bisa memengaruhi bentuk puting.
Apakah Memengaruhi Proses Menyusui?
Kekhawatiran terbesar sebagian Mama yang memiliki puting masuk ke dalam adalah “Apakah kondisi ini dapat mengganggu proses menyusui?”, jawabannya bisa, tetapi tidak selalu.
Banyak Mama yang tetap bisa menyusui dengan puting datar asal mengetahui cara yang tepat. Bayi mungkin mengalami kesulitan melakukan perlekatan karena tidak menemukan “pegangan” pada puting, sehingga isapan jadi dangkal.
Akibatnya, ASI tidak keluar optimal, puting bisa cepat lecet atau nyeri, bahkan stimulasi produksi ASI ikut berkurang. Hal ini sering membuat Mama merasa frustasi dan khawatir tidak bisa menyusui secara maksimal.
Kabar baiknya, puting datar saat menyusui tidak selalu berarti gagal memberikan ASI. Faktanya, bayi menyusu bukan hanya pada puting, tapi juga pada areola. Selama perlekatan dalam tercapai, ASI tetap bisa keluar dengan baik. Bahkan, pada sebagian Mama, setelah menyusui rutin, jaringan puting menjadi lebih lentur dan mulai menonjol sendiri.
Dengan teknik menyusui yang benar, penggunaan alat bantu puting datar bila perlu dan dukungan konselor laktasi puting datar, banyak Mama dengan puting tenggelam tetap berhasil memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Artikel Lainnya: Masalah Menyusui yang Sering Dialami dan Cara Mengatasinya
Solusi dan Alat Bantu untuk Mengatasi Puting Masuk ke Dalam
Meskipun kondisi puting masuk ke dalam dapat membuat menyusui terasa menantang, ada banyak cara praktis yang bisa dicoba untuk memudahkan bayi mendapatkan perlekatan yang baik. Beberapa solusi berikut bisa dilakukan sendiri di rumah dan sebagian lainnya membutuhkan bantuan alat khusus.
1. Breast shell dan nipple puller
Breast shell adalah alat berbentuk cangkang yang dipasang di dalam bra. Alat bantu puting datar ini akan memberi tekanan lembut di sekitar areola, sehingga perlahan menarik puting agar lebih menonjol. Namun, penggunaannya harus hati-hati karena jika terlalu lama dipakai bisa membuat kulit iritasi.
Sementara itu, nipple puller atau disebut juga nipple everter adalah alat berbentuk pompa kecil yang bekerja dengan hisapan lembut. Fungsinya untuk menarik puting keluar sesaat sebelum menyusui, sehingga bayi lebih mudah menempel.
Alat ini aman digunakan jika sesuai petunjuk, namun dianjurkan untuk konsultasi terlebih dahulu dengan konselor laktasi agar tidak menimbulkan nyeri atau cedera.
2. Latihan memijat dan merangsang puting
Stimulasi manual juga bisa membantu sebagai cara mengatasi puting tenggelam. Salah satunya adalah teknik Hoffmann, yaitu menekan lembut kedua sisi areola dengan ibu jari dan telunjuk, lalu menarik sedikit ke arah luar untuk merangsang puting keluar. Latihan ini bisa dilakukan beberapa kali sehari.
Selain itu, Cleveland Clinic juga merekomendasikan untuk menggulung puting dengan jari atau memberi rangsangan dingin singkat, misalnya dengan kain lembut yang sudah didinginkan, yang dapat membantu membuat puting lebih menonjol sementara.
3. Pompa ASI sebelum menyusui
Menggunakan pompa ASI beberapa menit sebelum menyusui ternyata dapat membantu dua hal sekaligus, yakni membuat puting lebih menonjol dan mengurangi rasa penuh pada payudara.
Payudara yang lebih lembut memudahkan bayi mendapatkan perlekatan yang dalam. Mama bisa menggunakan pompa manual atau elektrik, sesuai kenyamanan. Teknik ini sederhana tapi cukup efektif, terutama di minggu awal menyusui.
Teknik Menyusui yang Tepat untuk Puting Datar
Agar proses menyusui tetap optimal meskipun memiliki puting datar, dibutuhkan teknik yang lebih cermat dalam posisi dan perlekatan bayi. Berikut tipsnya:
Posisi menyusui yang nyaman
Beberapa posisi menyusui cenderung membantu bayi mendapatkan posisi yang lebih baik, seperti:
- Laid-back (menyusui sambil bersandar ke belakang): Mama dalam posisi agak miring atau bersandar ke belakang, sedangkan bayi diletakkan di tubuh Mama dan diarahkan ke payudara. Posisi ini mendukung bayi “mencari sendiri” puting dan areola.
- Cross-cradle atau posisi silang depan: Dengan tangan yang berlawanan memegang bayi agar kepala bayi diarahkan ke payudara, sehingga memberikan kontrol lebih baik pada leher bayi agar bisa latch lebih dalam.
- Side-lying atau menyusui saat berbaring menyamping: Posisi ini bisa membantu memanfaatkan gravitasi agar bayi lebih mudah mendapatkan areola dan puting dalam mulutnya.
- Posisi perlahan (reclined / semi-reclined): Mama duduk dengan sandaran di belakang sehingga bayi dapat diarahkan sendiri ke payudara.
Perlekatan yang dalam
Pada dasarnya, kunci sukses menyusui dengan puting datar adalah memastikan bayi melakukan perlekatan (latch) yang dalam. Artinya, bukan hanya puting yang masuk ke mulut bayi, tetapi juga sebagian besar areola ikut terhisap. Dengan begitu, bayi bisa menekan saluran ASI secara efektif dan ASI keluar dengan lancar.
Cara mencapainya adalah dengan menunggu bayi membuka mulut lebar, lalu mengarahkan bayi agar dagunya menyentuh payudara lebih dulu. Bibir bayi sebaiknya terlipat keluar (flared lips), bukan masuk ke dalam. Mama bisa membantu dengan menekan payudara dalam posisi “C-hold” (ibu jari di atas areola dan jari lainnya di bawah) sehingga memudahkan bayi untuk mendapatkan mulut penuh areola.
Jika latch sudah benar, biasanya Mama merasa lebih nyaman, nyeri pada puting berkurang, dan bayi terdengar menelan ASI dengan ritme teratur.
Artikel Lainnya: Posisi Menyusui yang Benar dan Nyaman untuk Mama
Kapan Harus Konsultasi dengan Konselor Laktasi atau Dokter?
Meskipun banyak Mama dapat mengatasi puting masuk ke dalam sendiri, terdapat beberapa kondisi di mana Mama memerlukan konsultasi dengan konselor laktasi atau tenaga medis profesional, seperti:
- Bayi tidak mau menyusu sama sekali dari payudara.
- Mama mengalami nyeri tajam, lecet, luka terbuka, atau perdarahan pada puting.
- Produksi ASI tampak menurun signifikan.
- Bayi tidak naik berat badan sesuai harapan.
- Puting berubah tiba-tiba, misalnya dari menonjol jadi masuk secara mendadak.
- Kecurigaan adanya jaringan abnormal, benjolan, atau penyakit lain di payudara.
Konselor laktasi (IBCLC) atau dokter spesialis anak dan kandungan dapat membantu mengevaluasi teknik, merekomendasikan alat bantu yang sesuai, atau merujuk ke tindakan medis bila diperlukan. Menyusui dengan puting datar atau puting masuk ke dalam memang bisa menjadi tantangan, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi.
Agar semakin memahami cara mengatasi puting tenggelam dan teknik menyusui yang nyaman, Mama bisa ikut berbagai webinar HalloBumil bersama para ahli laktasi yang siap membagikan tips praktis.
Selain itu, jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung dengan komunitas HalloBumil di WhatsApp, agar Mama bisa berbagi pengalaman, mendapatkan dukungan, sekaligus termotivasi oleh sesama Mama pejuang ASI. Segera download aplikasi HalloBumil, untuk mendapatkan beragam informasi seputar menyusui hingga panduan praktis seputar kesehatan Mama dan bayi.






:strip_icc():format(webp)/hb-article/TmBwmXyvvc5fBmDgsYa09/original/0kram-saat-hamil-ini-solusinya.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/e9NZTASpd1tc42Z4Gx9iu/original/0makanan-pantangan-ibu-hamil.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/43Mtw78Lk1CKWAEEeYQRf/original/0kenaikan-berat-badan-selama-hamil-yang-normal.jpg)
