Cara Memilih Pompa ASI yang Baik
:strip_icc():format(webp)/hb-article/KsKQbzBuEpVHvfkimPFjJ/original/550week-166-cara-memilih-pompa-asi.jpg)
dr. Marlene Abigail
Setelah si Kecil lahir, ia membutuhkan makanan berupa susu, dan dimulailah perjalanan menyusui Mama. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian ASI hingga anak berusia dua tahun.
ASI adalah makanan yang paling ideal untuk bayi karena:
- Aman
- Bersih
- Mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari berbagai penyakit
- Mengandung kalori dan nutrisi yang sesuai untuk setiap bayi
- Mudah dicerna
Oleh sebab itu, WHO merekomendasikan bayi disusui segera dalam satu jam setelah lahir, dan terus disusui secara eksklusif selama enam bulan pertama. ASI eksklusif berarti bayi tidak diberikan makanan maupun cairan lain selain ASI, termasuk air putih.
Cara Memilih Pompa ASI
Karena ASI sangat penting dalam pertumbuhan bayi, Mama mungkin mempertimbangkan untuk membeli pompa ASI guna mendukung perjalanan menyusui si Kecil. Terdapat banyak sekali pompa ASI di pasaran yang bervariasi dari segi merek, jenis, dan harga. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pompa ASI:
- Frekuensi – Pompa Manual vs. Elektrik
Seberapa seringkah Mama memompa dalam sehari? Jika Mama perlu memompa lebih dari satu kali sehari, contohnya pada Mama yang bekerja atau berencana memberikan ASI lewat botol, Mama mungkin lebih terbantu dengan pompa elektrik.
Namun jika Mama tidak perlu memompa ASI secara rutin (satu kali sehari atau kurang) dan produksi ASI Mama sudah mencukupi, pompa manual akan lebih praktis dan murah. - Waktu Memompa – Pompa Single vs. Double
Berapa banyakkah waktu yang Mama punya untuk memompa? Waktu yang dibutuhkan untuk memerah ASI dari satu payudara adalah sekitar 10-15 menit, sehingga dibutuhkan sekitar 20-30 menit jika memompa secara bergantian.
Jika Mama bekerja dan hanya memiliki waktu yang sempit untuk memompa, Mama mungkin membutuhkan pompa elektrik yang dapat memompa kedua payudara secara simultan. Jadi, cara memilih pompa ASI yang satu ini perlu benar-benar diperhatikan. - Mobilitas – Pompa Tenaga Baterai vs. Listrik
Pompa elektrik ada yang dapat menggunakan baterai, ada pula yang harus disambungkan ke soket listrik.
Apakah Mama dapat selalu menemukan soket listrik? Lalu, apakah Mama mempunyai cadangan pompa jika terjadi mati lampu? Hal-hal ini perlu menjadi bahan pertimbangan jika Mama mau memilih pompa yang harus disambungkan ke listrik.
Hal-Hal Lain yang Perlu Diperhatikan
Ada hal-hal lain yang perlu Mama pertimbangkan sebelum memilih pompa ASI. Berikut di antaranya:
- Harga
Harga tentu menjadi salah satu faktor dalam menentukan pilihan. Pompa ASI merupakan salah satu investasi jangka panjang, terutama jika Mama bekerja atau berencana memberikan ASI lewat botol. - Ukuran Corong
Ukuran corong memegang peranan penting dalam kesuksesan memompa ASI. Apabila ukuran corong terlalu besar atau terlalu kecil, Mama akan kesulitan mencapai let-down-reflex, puting dan areola menjadi nyeri dan bahkan bisa timbul luka, serta payudara tidak dapat dikosongkan dengan efektif.
Perhatikanlah puting Mama saat memompa. Jika puting bergesekan dengan dinding corong, artinya ukuran corong terlalu kecil. Sementara jika areola Mama sampai ikut tersedot ke dalam corong, artinya ukuran corong terlalu besar.
Hampir semua merek pompa ASI menjual corong dengan berbagai ukuran. Karena itu, Mama dapat membeli corong yang sesuai dengan ukuran puting Mama. - Kebersihan
Tidak disarankan untuk membeli pompa ASI bekas atau meminjam dari orang lain karena ada risiko Mama tertular penyakit dan dapat membahayakan si Kecil. Pompa ASI manual berupa balon karet yang tersambung ke corong juga tidak disarankan karena sulit dibersihkan dan dikeringkan.
Demikian beberapa cara memilih pompa ASI yang baik dan nyaman. Mama perlu menyesuaikannya dengan frekuensi penggunaan hingga ukuran payudara. Semoga membantu, ya, Ma!