Perbedaan Perut Buncit dan Hamil, Kenali Tanda-tandanya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/4pTUbDsSJ1gxpyNGHC8bF/original/hm4d9u1vpn5de3lxoytyy0zjmv47a7al.png)
Saat melihat wanita berperut besar, Mama mungkin menebak apakah itu perut buncit atau hamil muda? Walaupun visualnya sekilas terlihat sama, keduanya adalah kondisi yang beda. Memang apa perbedaan perut buncit dan hamil? Yuk, cari tahu jawabannya pada ulasan berikut ini!
Apa Itu Perut Buncit dan Perut Hamil?
Perut buncit adalah pembesaran perut akibat lemak berlebihan di sekitar organ perut. Kondisi ini dikenal juga sebagai obesitas sentral atau visceral fat.
Sebenarnya Ma, lemak di perut dibutuhkan untuk melindungi organ. Namun bila jumlahnya terlalu banyak malah dan menumpuk, lemak bisa menyebabkan masalah, seperti meningkatkan diabetes, penyakit jantung, dan stroke. Sementara perut ibu hamil adalah pertanda membesarnya rahim dengan adanya janin, cairan ketuban, dan plasenta.
Artikel lainnya: Tips Agar Janin Aktif Bergerak Selama Kehamilan
Perbedaan Berdasarkan Bentuk dan Ukuran Perut
Cara membedakan perut buncit pada orang yang gemuk dan perut ibu hamil lewat bisa Mama pelajari lewat penjelasan di bawah ini..
Perut buncit
Perut buncit umumnya menyebar hingga ke area samping atau area seluruh perut. Bentuknya akan berubah saat duduk atau berbaring. Pada beberapa kasus, bentuknya bisa bergelambir. Sementara ukurannya, tidak akan berubah drastis dalam waktu singkat dan difaktori oleh pola makan dan aktivitas fisik yang minim.
Perut hamil
Ketika hamil 1 minggu, biasanya baby bump belum terlihat. Oleh karena itu, perbedaan perut buncit dan hamil 1 minggu tentu bisa dilihat dari perut buncit yang tampak lebih besar.
Pada ibu hamil, bentuk perutnya lebih menonjol ke depan. Biasanya, akan mulai terlihat lebih jelas ketika memasuki trimester kedua. Ukuran dan bentuk perut ibu hamil pun dapat berubah perbulannya mengikuti perkembangan janin dalam perut.
Kadang terlihat tonjolan di perut yang menjorok ke kanan atau ke kiri. Ini menandakan janin bergerak di dalam perut. Bila Mama hamil kembar, ukuran perut bisa jadi lebih besar daripada perut buncit pada umumnya.
Perbedaan Berdasarkan Lokasi Pembesaran Perut
Kemudian, perbedaan perut buncit dan perut hamil dapat dilihat dari lokasinya seperti penjelasan berikut.
Perut buncit
Pada perut buncit, area yang membesar adalah bagian perut atas. Kadang, besarnya menyebar hingga ke area samping perut.
Perut hamil
Berbeda dengan perut buncit, lokasi pembesaran perut ibu hamil adalah di sekitar rahim, yakni perut bagian bawah. Semakin tua kehamilan, semakin turun lokasi pembesaran di perut Mama. Ini terjadi karena janin turun ke panggul siap dilahirkan. Bila bukan kehamilan pertama, otot perut mengalami pengenduran sehingga posisi janin turun lebih ke bawah.
Perbedaan Berdasarkan Gejala yang Menyertai
Ciri-ciri perut buncit dan hamil yang muncul juga bisa membedakan kedua kondisi ini. Berikut masing-masing penjelasannya.
Gejala perut buncit
Pembesaran perut merupakan gejala perut buncit yang bisa Mama amati. Kebanyakan tidak mengalami gejala yang bisa dirasakan, seperti nyeri. Namun, adanya kelebihan lemak di perut sangat mungkin membuat Mama tidak nyaman untuk berlari, tidur tanpa bantal kepala, atau melakukan aktivitas fisik yang perlu menekuk perut.
Jika perut buncit cukup besar, sensasi sesak ketika bernapas bisa dialami. Gejala di luar itu bisa menandakan adanya masalah kesehatan yang risikonya meningkat karena perut buncit.
Gejala kehamilan
Tidak seperti perut buncit, kehamilan menimbulkan gejala yang jelas. Pembesaran pada perut diikuti dengan berbagai gejala fisik dan mental, mulai dari morning sickness ringan hingga parah yang dikenal dengan sebutan hiperemesis gravidarum juga suasana hati yang naik turun.
Artikel lainnya: Ini Bedanya Tanda Mau Haid dan Kehamilan ya, Maa!
Perubahan Hormonal dan Dampaknya pada Perut
Pola makan buruk dan malas bergerak memang jadi penyebab utama perut buncit. Begitu juga dengan kondisi hormon dalam tubuh. Beberapa hormon yang dapat memengaruhi lemak di perut, antara lain:
1. Hormon kortisol
Meskipun sering kali berkaitan dengan stres, hormon kortisol sebenarnya berperan untuk meningkatkan respons tubuh ketika ancaman terjadi. Kadarnya akan melonjak tinggi, saat Mama mengalami stres atau kecemasan.
Kondisi ini dapat membuat Mama mengidam makanan manis dan nafsu makan jadi lebih besar. Bila tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dan terjadi dalam jangka panjang, akan terjadi penumpukan lemak di perut yang memicu perut buncit.
Bagaimana efeknya pada ibu hamil, Ma? Di luar pembesaran rahim karena adanya janin, kenaikan kortisol juga dapat menyebabkan penumpukan lemak di perut saat hamil. Kondisi ini mungkin tidak terlihat selama kehamilan. Namun, akan tampak jelas dalam beberapa minggu pascapersalinan.
2. Hormon tiroid
Perut buncit juga bisa dipicu oleh rendahnya kadar hormon tiroid, yang tugasnya mengatur metabolisme tubuh. Bila kadarnya rendah, proses metabolisme berjalan lambat dan mengakibatkan lemak disimpan di sekitar perut dan pinggang.
Bila kondisi ini terjadi juga pada Mama saat hamil, kenaikan berat badan bisa tidak wajar dan menyebabkan penumpukan lemak di perut. Di samping itu, hormon tiroid yang rendah menempatkan risiko preeklamsia jadi lebih besar.
3. Hormon leptin
Salah satu fungsi hormon leptin adalah mengatur rasa kenyang, Ma. Seperti halnya insulin, hormon leptin bisa mengalami resistensi. Itu artinya, hormon tidak bekerja dengan baik dalam mengatur nafsu makan. Kondisi ini bisa menyebabkan Mama terus merasa lapar yang pada gilirannya akan menyebabkan perut buncit karena penumpukan lemak di perut.
Ciri-ciri hamil Selain Perut Besar
Bukan cuma perut yang membesar, Ma, kehamilan bisa menimbulkan berbagai gejala seperti berikut.
- Payudara membengkak dan jadi lebih sensitif
- Mual yang kadang disertai muntah
- Mudah lelah
- Peningkatan frekuensi buang air kecil karena adanya tekanan pada kandung kemih dari rahim
- Suasana hati gampang berubah
- Perut kembung dan sering kram
Dari gejala yang muncul inilah perbedaan perut buncit dan hamil bisa sangat mencolok.
Artikel lainnya: Ini Dia Gejala Kehamilan yang Paling Memalukan
Cara Memastikan Kehamilan
Menentukan hamil atau tidak, bukan hanya dilihat dari ukuran perut saja. Mengingat banyak orang yang masih keliru dengan kondisi perut buncit dan perut hamil.
Ada 4 cara yang biasanya dokter rekomendasikan untuk menegakkan diagnosis kehamilan, yakni:
1. Tes pack urine
Tes kehamilan menggunakan test pack bisa dilakukan secara mandiri dan mudah sehingga sering jadikan pilihan pertama. Test pack mengukur kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin) dalam urine.
Tes ini bisa dilakukan sejak satu minggu Mama telat datang bulan. Jika hasilnya positif, kemungkinan besar Mama hamil. Akan tetapi, hasilnya juga bisa false negatif kalau pemeriksaan kehamilan ini dilakukan terlalu dini atau urinenya terlalu encer.
2. Tes darah
Tes ini lebih akurat dalam mendeteksi kehamilan karena mengukur kadar hCG dalam darah, bahkan jumlah terkecilnya, Ma. Namun prosedurnya harus dilakukan di klinik atau rumah sakit yang ditangani langsung oleh tenaga medis.
3. USG
Terakhir, Mama bisa melakukan tes USG (ultrasonografi). Pemeriksaan kehamilan paling karena bisa memberi gambaran akurat dari kantung kehamilan di dalam rahim sejak 5-6 minggu setelah hari pertama haid terakhir. Bahkan, bisa mendeteksi kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik), kehamilan kembar, dan kelainan perkembangan pada janin lainnya.
Itulah yang perlu Mama pahami seputar perbedaan perut buncit dan perut hamil secara mendalam. Yuk, Mama temani perjalanan kehamilan dengan bergabung di komunitas Hallobumil. Di sana, Mama bisa berbagi cerita, dapat dukungan, dan akses berbagai informasi penting.
Jangan ketinggalan event seru Hallobumil, baik online maupun offline! Ada kelas edukasi, diskusi bareng ahli, hingga sesi seru untuk para Mama. Unduh aplikasinya sekarang, dan rasakan hangatnya berjalan bersama sesama Mama.