Mastitis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/6mezIgR_m7DyEKIVY-k1l/original/cfee8y6osdu5avnbdyh5ra43h13m3pcw.png)
Menyusui merupakan proses alami yang memberikan banyak manfaat untuk Mama dan si kecil. Namun, di balik proses ini, terkadang muncul tantangan, salah satunya adalah mastitis. Kondisi ini bisa membuat aktivitas menyusui terasa tidak nyaman bahkan menyakitkan. Lantas, apa sebenarnya mastitis itu? Apa ciri-ciri mastitis dan bagaimana cara mengobatinya? Yuk, simak artikel Hallobumil di bawah ini hingga tuntas.
Apa Itu Mastitis?
Mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang umumnya terjadi pada ibu menyusui, terutama di enam minggu pertama setelah melahirkan. Namun, mastitis juga bisa muncul kapan saja selama masa menyusui. Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya sumbatan pada saluran ASI atau infeksi akibat masuknya bakteri ke jaringan payudara.
Peradangan bisa bersifat ringan atau berkembang menjadi infeksi yang lebih serius bila tidak ditangani dengan baik. Meski bisa terasa sangat tidak nyaman, mastitis bukan alasan untuk berhenti menyusui. Justru, dalam banyak kasus, menyusui bisa membantu mempercepat pemulihan.
Artikel lainnya: Mitos dan Fakta Seputar ASI dan Menyusui
Penyebab Mastitis
Penyebab mastitis yang paling utama adalah terjadinya sumbatan pada saluran ASI (milk stasis). Ini bisa terjadi jika ASI tidak dikeluarkan secara optimal dari payudara. Berikut beberapa hal yang bisa memicu sumbatan tersebut:
- Bayi tidak menyusu secara efektif, misalnya karena pelekatan kurang baik.
- Jadwal menyusui tidak teratur atau Mama sering melewatkan waktu menyusui.
- Tekanan dari bra atau pakaian yang terlalu ketat.
- Adanya luka pada puting yang menjadi pintu masuk bakteri, terutama Staphylococcus aureus.
- Penggunaan pompa ASI yang kurang tepat juga dapat menyebabkan iritasi pada jaringan payudara.
Ketika ASI tersumbat dan tidak segera dikeluarkan, saluran susu menjadi meradang. Jika bakteri masuk melalui celah di kulit atau puting, infeksi bisa terjadi dan memperburuk kondisi mastitis.
Gejala Mastitis yang Perlu Diwaspadai
Mastitis biasanya muncul secara tiba-tiba dan bisa menyebabkan rasa tidak nyaman. Gejala mastitis antara lain:
- Nyeri atau sensasi terbakar di payudara, terutama saat menyusui.
- Payudara tampak bengkak, kemerahan, dan terasa hangat saat disentuh.
- Timbul demam, menggigil, dan gejala menyerupai flu seperti badan pegal atau lelah.
- Adanya area keras atau benjolan pada payudara yang tidak hilang setelah menyusui.
- ASI bisa berkurang dari sisi payudara yang terinfeksi.
Jika Mama merasakan kombinasi dari gejala-gejala ini, penting untuk segera mencari pertolongan medis. Penanganan cepat akan membantu mencegah mastitis berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius.
Diagnosis Mastitis
Dokter biasanya mendiagnosis mastitis payudara berdasarkan gejala yang Mama alami dan pemeriksaan fisik. Jika mastitis terjadi berulang kali atau tidak membaik setelah pengobatan, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan, seperti:
- Kultur ASI untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi.
- USG payudara jika dicurigai ada abses atau benjolan yang tidak biasa.
Pemeriksaan tambahan ini membantu dokter menentukan pengobatan yang paling tepat agar mastitis bisa ditangani secara efektif.
Artikel lainnya: Tongue Tie dan Kesulitan Menyusui
Faktor Risiko Mastitis
Beberapa kondisi bisa membuat Mama lebih berisiko mengalami mastitis. Di antaranya:
- Pernah mengalami mastitis sebelumnya.
- Puting lecet atau terluka, yang bisa menjadi jalan masuk bakteri.
- Saluran susu yang sering tersumbat.
- Frekuensi menyusui sangat tinggi (lebih dari 10 kali sehari).
- Penggunaan bra yang terlalu ketat.
- Mama baru pertama kali menyusui (primipara).
- Stres, kelelahan, atau kurang istirahat.
Komplikasi Jika Mastitis Tidak Diobati
Jika mastitis pada ibu menyusui tidak segera ditangani, ada risiko berkembang menjadi komplikasi serius, seperti:
- Abses payudara: Penumpukan nanah akibat infeksi yang parah, biasanya memerlukan tindakan pembedahan kecil untuk mengeluarkannya.
- Infeksi sistemik: Infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh dan memerlukan perawatan rumah sakit.
- Gangguan produksi ASI: Peradangan yang terus berlangsung bisa menurunkan produksi ASI dari sisi yang terkena.
- Penghentian menyusui lebih awal: Nyeri dan rasa tidak nyaman bisa membuat Mama merasa kesulitan untuk melanjutkan proses menyusui.
Karena itu, pengobatan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mendukung keberhasilan menyusui.
Cara Mengatasi Mastitis
Penanganan mastitis umumnya terdiri dari kombinasi langkah perawatan di rumah dan pengobatan medis, tergantung pada tingkat keparahannya. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Lanjutkan menyusui atau memompa ASI: Meski terasa sakit, penting untuk tetap mengosongkan payudara agar tidak semakin bengkak.
- Perbaiki pelekatan saat menyusui: Pastikan posisi bayi sudah tepat agar ASI bisa keluar dengan baik.
- Kompres hangat: Bisa membantu melancarkan aliran ASI dan meredakan nyeri.
- Konsumsi obat antinyeri: Seperti ibuprofen atau paracetamol, sesuai anjuran dokter.
- Minum antibiotik: Bila mastitis disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik selama 10–14 hari.
Dalam banyak kasus, ciri mastitis akan sembuh dapat terlihat dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah pengobatan dimulai.
Artikel lainnya: Cara Menyusui Bayi Baru Lahir yang Benar
Tips Mencegah Mastitis
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa Mama lakukan untuk menghindari mastitis:
- Susui bayi secara teratur dan jangan menunda jadwal menyusui.
- Pastikan bayi melekat dengan benar saat menyusui.
- Ganti posisi menyusui secara berkala untuk memastikan semua bagian payudara terkuras.
- Hindari memakai pakaian ketat yang menekan payudara.
- Jangan abaikan luka atau lecet pada puting, segera lakukan perawatan mastitis dengan benar.
- Istirahat cukup dan penuhi kebutuhan nutrisi agar daya tahan tubuh tetap baik.
Kapan Harus ke Dokter
Segera temui dokter bila Mama mengalami:
- Demam lebih dari 38°C disertai nyeri di payudara.
- Gejala tidak membaik dalam dua hari meski sudah menyusui secara rutin.
- Muncul benjolan yang tidak hilang setelah menyusui.
- Nyeri yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Mastitis yang berulang atau kambuh dalam waktu dekat.
Dokter akan memberikan penanganan dan obat mastitis yang sesuai agar Mama bisa pulih dengan cepat dan tetap melanjutkan menyusui dengan nyaman. Mastitis memang bisa menjadi tantangan dalam proses menyusui, namun dengan informasi yang tepat dan penanganan yang sesuai, kondisi ini bisa diatasi dengan baik.
Lagi cari info seputar mastitis dan menyusui? Yuk, download aplikasinya dan registrasi di Hallobumil untuk akses artikel terpercaya, fitur tanya dokter, dan pelacak tumbuh kembang bayi. Mama juga bisa ikut seminar mengenai menyusui di Hallobumil biar makin siap menghadapi fase jadi ibu menyusui.
Mau ngobrol bareng ibu-ibu lainnya? Gabung aja ke komunitas WhatsApp Hallobumil yang sesuai dengan kondisi Mama: program hamil, trimester 1–3, newborn, sampai bayi 6 bulan ke atas. Semua lengkap, semua mudah, semua di Hallobumil!