Mitos Toksoplasma pada Kehamilan yang Perlu Mama Ketahui
:strip_icc():format(webp)/hb-article/XEr2pwscUXWcBrePVXSnJ/original/894047445cc02088f125a2.92489761.jpg)
Kehamilan sering kali membawa banyak kebahagiaan sekaligus kecemasan. Salah satu yang paling sering menimbulkan rasa takut adalah isu seputar toksoplasma. Ada begitu banyak mitos toksoplasma pada kehamilan, mulai dari anggapan bahwa ia penyebab utama keguguran hingga keyakinan bahwa kucing peliharaan selalu jadi biang keladinya.
Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar benar. Jika tidak dipahami dengan tepat, justru bisa membuat ibu hamil khawatir berlebihan. Yuk, cari tahu fakta selengkapnya tentang toksoplasma di sini.
Artikel Lainnya: Awas Infeksi TORCH pada Ibu Hamil, Kenali Gejala dan Pencegahannya
Apa Itu Toksoplasma dan Mengapa Sangat Berbahaya Saat Hamil?
Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa yang bisa hidup di dalam tubuh manusia atau hewan. Jika seorang wanita terinfeksi untuk pertama kali (infeksi primer) selama kehamilan, parasit ini berpotensi menular ke janin melalui plasenta ibu hamil, dan bisa menyebabkan komplikasi serius.
Infeksi toksoplasma sering tidak menunjukkan gejala yang khas pada Mama, sehingga sering tidak terdeteksi. Namun jika sampai menular ke janin, dampaknya bisa sangat berat, mulai dari kerusakan otak, cacat mata, pertumbuhan terhambat, hingga kematian janin (keguguran atau lahir mati) tergantung pada waktu infeksi terjadi.
Karena itulah, toksoplasma dianggap sebagai salah satu risiko infeksi selama kehamilan yang harus diwaspadai, terutama jika Mama belum punya kekebalan (belum pernah terinfeksi sebelumnya).
Mitos Populer Toksoplasma yang Sering Bikin Cemas Ibu Hamil
Di tengah kekhawatiran selama kehamilan, banyak mitos beredar terkait toksoplasma. Mari kita kupas satu per satu:
Mitos #1: Penyebab utama keguguran
Sering terdengar bahwa toksoplasma adalah penyebab utama keguguran. Namun ini tidak sepenuhnya benar. Dalam kenyataannya, sebagian besar keguguran disebabkan oleh kelainan kromosom pada janin, diperkirakan sekitar 60% dari semua kasus keguguran.
Infeksi toksoplasma memang bisa menjadi salah satu faktor risiko keguguran, terutama jika terjadi pada trimester awal, tetapi bukan penyebab dominan. Jadi, mitos bahwa toxoplasma adalah penyebab utama keguguran adalah berlebihan dan bisa memicu kecemasan yang tidak perlu.
Mitos #2: Hanya menular dari kucing peliharaan
Banyak orang percaya bahwa selama kita menjaga jarak dari kucing peliharaan, maka risiko toksoplasma bisa diabaikan. Sayangnya, ini tidak tepat. Memang, kucing adalah inang definitif dari parasit oosit T. gondii yang dikeluarkan dalam tinja kucing, namun bukan satu-satunya sumber penularan.
Penularan toksoplasma bisa terjadi karena faktor lain, mulai dari mengonsumsi daging yang kurang matang, makan sayuran atau buah yang belum dicuci bersih, dan kontak dengan tanah atau pasir yang terkontaminasi.
Jadi meskipun kucing bisa menjadi media, bukan berarti kucinglah satu-satunya penyebab. Hanya fokus pada kucing saja bisa memberi rasa aman palsu.
Artikel Lainnya: Selain Kucing, ini 6 Hewan yang dapat Menyebabkan Toksoplasma
Mitos #3: Toksoplasma ditularkan dari orang ke orang
Terdapat anggapan bahwa seseorang yang sudah terinfeksi bisa menularkan toksoplasma langsung ke orang lain, misalnya melalui kontak biasa, bersin, atau berciuman. Ini merupakan mitos.
Infeksi Toxoplasma gondii tidak menyebar melalui kontak antar manusia secara umum. Penularan terjadi melalui rute pencernaan, mulai dari memakan makanan atau bahan terkontaminasi oosit/kista, atau melalui plasenta dari Mama ke janin.
Mitos #4: Toksoplasma hanya menyerang wanita
Beberapa orang berpikir bahwa penularan toksoplasma hanya terjadi pada wanita atau ibu hamil. Padahal, T. gondii bisa menginfeksi siapa saja, baik itu laki-laki, wanita, atau anak-anak, terutama bila sistem kekebalan tubuhnya lemah.
Namun, dampaknya memang lebih kritis pada ibu hamil karena potensi penularan ke janin dan kemungkinan efek jangka panjang. Meski bukan hanya wanita yang bisa terinfeksi, tetapi wanita hamil harus ekstra waspada.
Fakta Ilmiah: Sumber Penularan Toksoplasma yang Sebenarnya
Agar tidak salah kaprah oleh mitos-mitos di atas, berikut fakta toksoplasma ibu hamil yang perlu Mama ketahui:
Makanan yang tidak matang sempurna
Daging, terutama daging babi, kambing, atau domba yang tidak dimasak sempurna bisa mengandung kista T. gondii. Jika dikonsumsi, kista itu bisa aktif dalam tubuh manusia. Selain itu, penggunaan talenan, pisau, atau permukaan dapur yang tercemar dari potongan daging mentah juga bisa mentransfer parasit ke makanan lain jika tidak dicuci bersih.
Untuk menghindari toksoplasma dari daging mentah, CDC menyarankan agar daging memasak daging mencapai suhu interior yang aman dan tidak berwarna merah muda lagi.
Kontak dengan tanah atau kotoran kucing terkontaminasi
Oosit parasit T. gondii bisa berada di tanah, pasir, atau tempat kotoran kucing yang terpapar. Jika Mama menyentuh tanah atau kotornya, misalnya saat berkebun atau membersihkan kotak pasir atau kotoran) lalu menyentuh mulut tanpa cuci tangan, maka dapat terjadi penularan.
Kucing yang sehat sendiri bisa mengeluarkan oosit dalam tinjanya selama beberapa hari setelah infeksi, dan oosit tersebut baru menjadi infektif setelah 1–5 hari berada di lingkungan. Oleh karena itu, mengganti pasir kucing secara harian (sebelum oosit menjadi infektif) dan memakai sarung tangan saat kontak dengan tanah atau kotoran sangat dianjurkan.
Artikel Lainnya: 7 Tips Bebas Toksoplasma untuk Pencinta Kucing
Gejala Toksoplasma pada Ibu Hamil
Salah satu tantangan mengenali infeksi toksoplasma pada ibu hamil adalah sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala yang khas. Bahkan, lebih dari 90 persen infeksi primer pada wanita hamil tidak disertai dengan gejala nyata.
Namun bila muncul, gejala toksoplasma pada bumil bisa menyerupai flu, seperti:
- Demam ringan
- Pembengkakan kelenjar getah bening (misalnya di leher)
- Nyeri otot
- Rasa lemas, kelelahan saat hamil
- Sakit kepala ringan
Karena gejalanya sering tidak khas, banyak kasus toksoplasma baru diketahui melalui pemeriksaan darah (tes antibodi) dalam rangka skrining TORCH.
Dampak Serius Toksoplasma pada Janin
Dampak infeksi toksoplasma pada janin sangat tergantung pada waktu kehamilan saat infeksi terjadi. Berikut bahaya toksoplasma saat hamil yang perlu Mama ketahui:
- Trimester pertama: Risiko keguguran, lahir mati, kerusakan otak atau sistem saraf pusat paling besar di masa ini.
- Trimester kedua: Bila penularan terjadi, janin bisa terkena hidrosefalus (cairan otak berlebih), mikrosefali, lesi retina pada mata hingga kebutaan, atau kerusakan neurologis jangka panjang.
- Trimester ketiga: Risiko penularan ke janin relatif makin tinggi, namun kerusakan parah cenderung lebih ringan dibanding infeksi awal. Meskipun demikian, bayi bisa lahir dengan infeksi laten yang muncul gejala, seperti gangguan penglihatan atau saraf.
Selain itu, terdapat beberapa dampak jangka panjang pada bayi, meliputi:
- Kebutaan atau gangguan retina
- Kejang atau epilepsi
- Keterlambatan perkembangan neurologis
- Gangguan pendengaran
- Gangguan motorik atau intelektual
Tak jarang, ada bayi yang lahir tampak sehat, tetapi baru muncul kelainan di masa kanak-kanak atau dewasa. Karena risiko tersebut, deteksi dini dan terapi yang tepat sangat penting untuk dilakukan.
Artikel Lainnya: Apakah Memelihara Kucing Bikin Susah Hamil, Mitos atau Fakta?
Cara Pencegahan Toksoplasma yang Efektif untuk Ibu Hamil
Mengetahui fakta toksoplasma ibu hamil memang penting, namun yang lebih penting adalah mengetahui cara pencegahannya. Kabar baiknya, infeksi toksoplasma bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa cara mencegah toksoplasma kehamilan yang bisa dilakukan:
1. Jaga kebersihan makanan dan dapur
Dapur adalah tempat paling sering terjadi penularan toksoplasma. Kontaminasi silang bisa terjadi jika talenan, pisau, atau piring yang digunakan untuk daging mentah dipakai lagi untuk makanan matang tanpa dicuci. Untuk mencegahnya, Mama bisa melakukan:
- Selalu cuci buah dan sayur dengan air mengalir sebelum dikonsumsi.
- Gunakan talenan khusus untuk daging dan yang lain untuk sayuran.
- Cuci tangan dengan sabun setelah mengolah bahan mentah.
Dengan cara ini, risiko penularan toksoplasma dari daging mentah bisa ditekan seminimal mungkin.
2. Hindari daging mentah atau setengah matang
Daging mentah adalah sumber paling umum Toxoplasma gondii. Kista parasit bisa bertahan dalam otot hewan, terutama pada domba, babi, kambing, dan sapi. Jika dikonsumsi tanpa dimasak tuntas, kista akan masuk ke tubuh manusia.
- Pastikan daging dimasak hingga matang sempurna, tidak ada bagian merah atau berair.
- Hindari makanan seperti sate setengah matang, steak rare, atau sashimi.
- Membekukan daging sebelum dimasak juga bisa membantu membunuh sebagian besar kista parasit.
Dengan membiasakan pola makan ini, cara mencegah toksoplasma kehamilan bisa dilakukan tanpa mengubah gaya hidup secara drastis.
Artikel Lainnya: Aturan Makan Ikan yang Aman untuk Ibu Hamil
3. Perhatikan kebersihan kebun dan hewan peliharaan
Bagi ibu hamil yang suka berkebun, tanah bisa menjadi sumber toksoplasma jika terkontaminasi kotoran kucing. Begitu juga dengan pasir tempat anak bermain. Tips mencegahnya adalah:
- Gunakan sarung tangan saat berkebun dan selalu cuci tangan setelahnya.
- Jika punya kucing, mintalah orang lain untuk membersihkan kotak pasir setiap hari. Jika tidak bisa, gunakan sarung tangan sekali pakai dan masker saat membersihkannya.
- Jangan memberi kucing peliharaan daging mentah. Pilih makanan kucing kemasan atau makanan matang.
- Jaga agar kucing tetap di dalam rumah agar tidak berburu hewan liar yang berpotensi membawa parasit.
Yang perlu digarisbawahi, tidak semua kucing berbahaya. Kucing rumahan yang diberi makanan matang dan dirawat dengan baik punya risiko jauh lebih kecil. Jadi, ibu hamil tidak perlu panik apalagi sampai menyingkirkan hewan peliharaan kesayangan.
4. Lakukan pemeriksaan TORCH
Tes TORCH ibu hamil sangat penting untuk mengetahui apakah Mama pernah terpapar toksoplasma sebelumnya. TORCH sendiri meliputi Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes.
Jika hasil tes menunjukkan antibodi IgG positif, artinya tubuh sudah pernah terpapar toksoplasma sebelumnya dan punya kekebalan. Namun, jika IgM positif, artinya ada kemungkinan infeksi baru yang perlu penanganan segera agar tidak menular ke janin.
Dengan melakukan pemeriksaan TORCH, Mama bisa lebih tenang karena tahu kondisi sebenarnya, bukan hanya menebak-nebak dari mitos. Menjaga kehamilan bebas dari bahaya toksoplasma saat hamil memang butuh pengetahuan dan pendampingan yang tepat. Mama bisa memperluas wawasan lewat webinar HalloBumil bersama para ahli.
Biar lebih seru, jangan lewatkan kesempatan untuk bergabungdengan grup HalloBumil. Di sana, Mama bisa saling berbagi cerita, mendapat dukungan, dan belajar dari pengalaman bumil lain.
Manfaatkan juga health tools hitung HPL (Hari Perkiraan Lahir) yang ada di aplikasi HalloBumil agar lebih siap menyambut kehadiran si kecil. Langsung unduh aplikasi HalloBumil sekarang juga ya!






:strip_icc():format(webp)/hb-article/OVYh3PefFEByfgDH84qTF/original/15054778135cc016a79ddea5.12930620.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/iuEbjQxWQVKEsf9tbtLw9/original/9610848165cc016b251ebf7.01786996.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/erv22uNO1_cdZzSVwF_L9/original/10658065545cc016c1f2d931.86995857.jpg)
