Artikel/Kehamilan/Mengenal Fungsi Plasenta Untuk Ibu Hamil Dan Janin

Inilah Fungsi Plasenta pada Kehamilan & Tips Menjaganya

Siti Nurmayani Putri | Diterbitkan pada 24 September 2025
Ditinjau oleh dr. Venny Beauty
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Peran plasenta sangat penting selama kehamilan, baik untuk Mama dan si Kecil dalam kandungan. Organ ini berfungsi menyalurkan oksigen dan nutrisi ke janin sekaligus melindungi janin dari infeksi.
mengenal-fungsi-plasenta-untuk-ibu-hamil-dan-janin

Plasenta atau yang lebih sering disebut ari-ari adalah salah satu bagian penting dalam kehamilan. Meski jarang dibicarakan dibanding janin, namun plasenta memegang peranan sangat penting dalam menjaga kehamilan agar tetap berjalan lancar.

Apabila fungsi plasenta terganggu, risiko bagi Mama dan bayi dalam kandungan bisa meningkat. Mari ketahui lebih lengkap fungsi plasenta pada kehamilan, bagaimana plasenta bekerja, hingga tips menjaga kesehatan plasenta selama kehamilan.

Apa Itu Plasenta dan Kapan Mulai Terbentuk?

Plasenta adalah organ sementara yang berkembang selama kehamilan, melekat pada dinding rahim, dan terhubung ke janin melalui tali pusat. Organ ini mulai terbentuk sejak implantasi atau saat sel telur yang telah dibuahi menempel ke dinding rahim. Umumnya, plasenta mulai terbentuk sekitar 7-10 hari setelah pembuahan.

Pada usia kehamilan sekitar 4 minggu, sebagian sel dari blastokista (embrio awal) mulai menggali dan menempel ke dinding rahim, membentuk jaringan plasenta dan struktur pendukungnya. Fungsi plasenta umumnya menjadi lebih sempurna memasuki trimester kedua kehamilan, meski aktivitasnya sudah dimulai sejak trimester pertama.

Fungsi Utama Plasenta

Di dalam kehamilan, peran plasenta saat hamil sangat banyak dan vital. Mengetahui bagaimana plasenta bekerja akan membuat Mama lebih paham mengapa organ ini disebut sebagai penopang utama kehamilan, mulai dari memberi makan bayi hingga melindunginya dari infeksi. Berikut fungsi utama plasenta yang perlu diketahui:

1. Pertukaran nutrisi dan oksigen

Janin tidak bisa makan sendiri dan bernapas sendiri sampai lahir, sehingga plasenta menjadi jembatan pengirim oksigen dan nutrisi dari darah Mama ke janin melalui tali pusat. Nutrisi seperti glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral disalurkan agar janin tumbuh dan berkembang baik.

Sebaliknya, karbon dioksida dan limbah gas sisa metabolisme janin dialirkan kembali ke Mama melalui plasenta agar janin tidak mengalami keracunan atau gangguan fungsi. Proses ini disebut pertukaran gas.

2. Pembuangan produk limbah janin

Selain gas, janin menghasilkan produk limbah metabolik lainnya, misalnya produk sisa protein atau zat yang tidak lagi digunakan. Plasenta menyaring dan mengeluarkan zat sisa tersebut ke aliran darah Mama, agar tubuh Mama yang menangani pembuangan lewat ginjal, hati, paru, dan sistem ekskresi lain.

3. Produksi hormon penting untuk kehamilan

Plasenta memproduksi beberapa hormon kunci yang mendukung kehamilan, yakni:

  • Hormon hCG (human chorionic gonadotropin), yang membantu menjaga korpus luteum dan produksi hormon awal kehamilan.
  • Estrogen dan progesteron, penting untuk mempersiapkan rahim, menjaga lapisan rahim agar tidak rusak, dan mendukung pertumbuhan pembuluh darah serta suplai darah ke plasenta.
  • Hormon lain seperti laktogen plasenta dapat mempengaruhi metabolisme Mama agar cukup mendukung kebutuhan energi janin.

4. Perlindungan dari bakteri dan virus

Plasenta juga memiliki peran sebagai pelindung janin. Ia berfungsi sebagai saringan atau barrier terhadap banyak jenis patogen (bakteri atau virus). Ada transfer antibodi dari Mama ke janin melalui plasenta yang membantu anak memiliki kekebalan bawaan setelah lahir.

Meskipun tidak semua infeksi bisa dicegah lewat plasenta, kemampuannya untuk membatasi atau memperlambat penyebaran patogen memberikan perlindungan tambahan bagi janin.

Struktur dan Lokasi Plasenta yang Normal

Plasenta bisa dibayangkan seperti sebuah “cakram tebal” yang menempel di dalam rahim. Bentuknya bundar dan pipih, mirip pancake, dengan dua sisi yang berbeda.

  • Sisi yang menempel ke rahim disebut sisi maternal. Bagian ini melekat kuat pada dinding rahim sehingga bisa mengambil oksigen dan nutrisi dari darah Mama.
  • Sisi yang menghadap ke bayi disebut sisi fetal. Dari sinilah keluar tali pusat, yang menjadi “jalur utama” penghubung antara plasenta dan janin.

Di dalam plasenta terdapat banyak sekali pembuluh darah kecil berbentuk tonjolan-tonjolan halus yang disebut villi. Nah, villi inilah yang membuat pertukaran nutrisi, oksigen, dan pembuangan limbah bisa berjalan lancar. Singkatnya, villi adalah jembatan mikro yang memastikan kebutuhan bayi selalu tercukupi.

Sedangkan untuk lokasi plasenta yang normal, biasanya ia berada di bagian atas rahim (fundus), di samping, di depan, atau di belakang rahim. Semua posisi ini tergolong normal selama tidak menutupi jalan lahir (serviks). Posisi plasenta akan terlihat jelas saat pemeriksaan USG, terutama setelah masuk trimester kedua.

Apabila plasenta berada terlalu rendah hingga menutupi jalan lahir, kondisi ini disebut plasenta previa, yang bisa menimbulkan masalah saat persalinan. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan untuk memastikan letak plasenta aman.

Komplikasi yang Mungkin Terjadi pada Plasenta

Walaupun plasenta sangat vital, ada beberapa kondisi yang bisa terjadi bila fungsi plasenta pada kehamilan terganggu atau posisi dan strukturnya abnormal. Berikut beberapa komplikasi plasenta yang bisa terjadi:

1. Plasenta previa

Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menempel di bagian bawah rahim sehingga sebagian atau seluruh jalan lahir (serviks) tertutup oleh plasenta. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan, terutama di trimester kedua atau trimester ketiga, karena bagian plasenta yang menutupi serviks dapat terganggu ketika serviks mulai berkembang atau menipis.

Gejala khasnya adalah perdarahan vagina yang tanpa rasa sakit, berwarna merah terang, yang kadang muncul setelah hubungan intim atau aktivitas ringan. Dokter biasanya menggunakan USG (termasuk USG transvaginal) untuk mendeteksi posisi plasenta previa.

Penanganan tergantung pada jenis (seberapa besar dan apakah menutupi jalan lahir sebagian atau seluruhnya), volume perdarahan, dan usia kehamilan. Untuk prosedurnya, Mama mungkin perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit, pembatasan aktivitas, atau persalinan sesar jika diperlukan.

2. Solusio Plasenta (Abruptio Plasenta)

Solusio plasenta adalah kondisi di mana plasenta terlepas sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya persalinan. Akibatnya, pasokan nutrisi dan oksigen ke janin bisa terganggu, dan Mama bisa mengalami perdarahan hebat. Kondisi ini umumnya terjadi pada trimester ketiga atau beberapa minggu menjelang persalinan.

Gejala solusio plasenta meliputi perdarahan, nyeri perut atau pinggang secara tiba-tiba, rahim terasa keras, kontraksi terus-menerus, serta gangguan pada janin, misalnya gerakan janin berkurang. Penanganannya tergantung tingkat keparahan, usia kehamilan, kondisi janin dan Mama.

3. Plasenta akreta

Plasenta akreta adalah kondisi ketika plasenta menempel terlalu dalam ke dinding rahim dan tidak lepas dengan mudah setelah bayi dilahirkan. Ada beberapa tipe plasenta akreta, yakni akreta alias melekat ke lapisan otot rahim, inkreta yang masuk ke otot rahim, dan perkreta yang menembus dinding rahim hingga bisa melekat ke organ lain.

Faktor risiko dari kondisi ini adalah riwayat operasi caesar, plasenta previa, usia Mama lebih dari 35 tahun, operasi rahim sebelumnya, atau letak plasenta yang rendah. Komplikasi plasenta akreta bisa ditandai dengan perdarahan hebat setelah persalinan, infeksi, kerusakan rahim atau organ sekitar, bahkan hingga histerektomi.

Tips Menjaga Kesehatan Plasenta Selama Kehamilan

Untuk mendukung kesehatan plasenta, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Mama. Berikut tipsnya:

1. Pola makan sehat

Konsumsi makanan kaya nutrisi, seperti zat besi, protein, vitamin seperti folat dan vitamin C, mineral (kalsium, magnesium), dan asam lemak sehat (omega-3). Nutrisi yang cukup mendukung pertumbuhan plasenta yang sehat dan suplai nutrisi ke janin.

Dianjurkan untuk memperbanyak sayuran, buah, biji-bijian, dan sumber protein (ikan, daging tanpa lemak, telur, dan kacang-kacangan). Hindari makanan yang kurang bersih atau mentah yang bisa menyebabkan infeksi. Cukupi cairan dan hindari dehidrasi, karena volume darah dan aliran darah ke plasenta sangat penting.

2. Jauhi rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang

Merokok dan paparan asap rokok diketahui dapat meningkatkan risiko solusio plasenta dan komplikasi plasenta lainnya. Mengutip dari Cleveland Clinic, alkohol dan obat-obatan terlarang dapat memengaruhi aliran darah, pertumbuhan janin, dan fungsi plasenta. Jika ada obat yang harus dikonsumsi, selalu konsultasi dengan dokter kandungan agar dosis dan keamanan bagi plasenta dan janin diperhitungkan.

3. Istirahat cukup dan kelola stres

Tidur dan istirahat yang cukup akan membantu sirkulasi darah yang baik. Peredaran darah yang lancar dapat berguna untuk mendukung suplai oksigen dan nutrisi ke plasenta. Hindari kelelahan fisik pada ibu hamil yang ekstrem, terutama kegiatan berat setelah trimester awal, apabila dokter menyarankan untuk membatasi aktivitas.

Stres kronis juga bisa memicu hormon stres yang memengaruhi tekanan darah dan sirkulasi. Untuk mengatasi rasa stres saat hamil, coba lakukan jalan santai, meditasi, mendengarkan musik, atau coba untuk dapatkan dukungan sosial. Kontrol kehamilan secara rutin sangat krusial agar posisi dan fungsi plasenta bisa dipantau lewat USG dan pemeriksaan lainnya.

Untuk membantu Mama mendapatkan informasi lebih lanjut dan dukungan sepanjang kehamilan, yuk download aplikasi HalloBumil, di sana banyak fitur health tools seperti hitungHPL (hari perkiraan lahir), artikel lengkap, dan konten edukasi lainnya.

Gabung juga ke komunitas HalloBumil di WhatsApp agar bisa berbagi pengalaman dengan sesama bumil. Jangan lewatkan juga kesempatan mengikuti webinar HalloBumil seputar kehamilan, persalinan, hingga parenting yang dapat membantu Mama lebih siap.

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
10
16
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Neli Andriyanii

udah 39 minggu prut udah kenceng kontraksi palsu udah tapi b tampilkan selengkapnya

  • 0
SN

Kalo sudah lewat 40 minggu tpi belum ada tanda tanda itu har tampilkan selengkapnya

  • 0
EU

usia 39 weeks belum ada tanda2 kontraksi kenapa yaa? malah s tampilkan selengkapnya

  • 0
IH

Hpl 20 mei besok tapi blm ada tanda” dok

  • 0
R

q juga hpl nya besok blm ada tanda2 dok

  • 0

Nikmati Perjalanan Kehamilan Bersama Bumil Lainnya

Gabung dan temui teman, tips, dan cerita inspiratif di komunitas Hallobumil untuk lewati masa hamil dengan penuh dukungan
image