Apakah Memelihara Kucing Bikin Susah Hamil, Mitos atau Fakta?
:strip_icc():format(webp)/hb-article/jM1s0LCU673k75pnmY-0S/original/tbn3tqvkv8zdnzgfp2lav9jsdk7nizit.png)
Ditulis oleh: Redaksi Hallobumil
Kucing sering menjadi hewan peliharaan yang disayangi banyak keluarga. Namun, di balik kelucuan dan kelembutannya, ada satu kekhawatiran yang kerap muncul, terutama di kalangan calon orang tua, benarkah memelihara kucing bisa berdampak pada kesuburan, bahkan membuat sulit hamil? Isu ini biasanya berkaitan dengan infeksi yang disebut toksoplasmosis, yang bisa ditularkan melalui kucing. Namun, benarkah memelihara kucing susah hamil? Apakah ada ciri-ciri mandul karena kucing? Yuk, Mama simak penjelasan lengkapnya!
Artikel lainnya: Bolehkah Ibu Hamil Memelihara Kucing?
Apa Hubungannya Kucing dan Kesuburan?
Secara langsung, efek kucing pada kesuburan wanita sebenarnya tidak terlalu berpengaruh. Namun, kucing memang menjadi inang utama dari parasit bernama Toxoplasma gondii, yang bisa menyebabkan penyakit toksoplasmosis. Penyakit ini merupakan infeksi yang dapat menular ke manusia, terutama melalui kontak dengan kotoran kucing yang mengandung parasit tersebut.
Ketika seekor kucing terinfeksi T. gondii, ia bisa mengeluarkan kista parasit melalui fesesnya selama beberapa minggu. Jika Mama tanpa sadar bersentuhan dengan tanah, pasir atau bahkan kotoran kucing (misalnya dari litter box), lalu menyentuh wajah atau makanan tanpa mencuci tangan terlebih dulu, maka kotoran kucing bisa saja membuat mandul.
Pada kebanyakan orang, infeksi ini tidak menunjukkan gejala atau hanya menimbulkan keluhan ringan seperti flu biasa. Namun, infeksi ini menjadi perhatian khusus jika terjadi saat Mama sedang hamil, karena parasit dapat menembus plasenta dan menginfeksi janin.
Apakah Benar Kucing Bisa Membuat Susah Hamil?
Mama mungkin penasaran, apakah bulu kucing bisa menyebabkan susah hamil? Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kucing secara langsung membuat wanita sulit hamil. Artinya, kehadiran kucing di rumah tidak memengaruhi proses pembuahan atau siklus reproduksi Mama.
Namun, toksoplasmosis memang bisa berdampak pada kehamilan jika infeksi terjadi untuk pertama kali saat hamil atau beberapa minggu sebelum konsepsi. Jika Mama terinfeksi saat sedang mengandung, terutama pada trimester pertama atau kedua, janin bisa mengalami infeksi bawaan (toksoplasmosis kongenital). Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti keguguran, lahir prematur, kerusakan sistem saraf, hingga gangguan penglihatan pada bayi.
Perlu ditekankan bahwa jika Mama pernah terinfeksi T. gondii sebelum hamil, tubuh biasanya akan membentuk antibodi yang memberikan perlindungan terhadap infeksi ulang. Oleh karena itu, risiko bagi janin menjadi sangat kecil jika infeksi terjadi jauh sebelum kehamilan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kucing tidak menyebabkan kesulitan hamil, namun penting untuk memahami dan mencegah risiko infeksi toksoplasmosis, terutama jika Mama sedang dalam program hamil atau sedang mengandung.
Artikel lainnya: Selain Kucing, ini 6 Hewan yang dapat Menyebabkan Toksoplasma
Apakah Bulu Kucing Bisa Menyebabkan Mandul Bagi Pria?
Bulu kucing tidak menyebabkan pria mandul. Kekhawatiran biasanya muncul karena parasit Toxoplasma gondii yang dapat ditemukan dalam feses kucing, bukan bulunya. Parasit ini memang bisa menular ke manusia, tetapi pada pria yang sehat, infeksi jarang berdampak pada kesuburan. Hingga kini, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa bulu kucing bisa memengaruhi kesuburan pria. Menjaga kebersihan saat merawat kucing sudah cukup untuk mencegah risiko kesehatan.
Bagaimana Risiko Ini Bisa Dikurangi?
Berikut beberapa langkah praktis yang bisa Mama lakukan untuk menjaga diri dan janin tetap aman tanpa harus menghindari kucing sebagai penyebab wanita sulit hamil sepenuhnya:
1. Hindari membersihkan litter box sendiri
Jika memungkinkan, minta anggota keluarga lain untuk membersihkan kotak pasir kucing. Jika Mama harus melakukannya sendiri, gunakan sarung tangan dan cuci tangan dengan sabun setelahnya. Gantilah litter box setiap hari, karena parasit membutuhkan waktu 1–5 hari untuk menjadi menular.
2. Cuci tangan dengan benar
Biasakan mencuci tangan dengan sabun setelah memegang daging mentah, berkebun, atau setelah bermain dengan kucing, terutama sebelum makan atau menyentuh wajah.
3. Masak daging hingga matang
T. gondii juga bisa menular melalui konsumsi daging mentah atau setengah matang, terutama daging kambing dan domba. Pastikan Mama memasak daging hingga matang sempurna dan menghindari makanan yang tidak dipasteurisasi.
4. Jaga kucing tetap di dalam rumah
Kucing yang tinggal di dalam rumah dan tidak berburu atau makan daging mentah memiliki risiko lebih kecil terinfeksi parasit. Mama bisa memberi makanan kucing komersial yang sudah diproses dengan aman.
5. Pakai sarung tangan saat berkebun
Tanah bisa tercemar feses kucing liar yang mengandung parasit. Karena itu, Mama sebaiknya mengenakan sarung tangan saat berkebun dan mencuci tangan setelahnya. Dengan menjalankan kebiasaan bersih dan aman seperti di atas, Mama tetap bisa memelihara kucing tanpa perlu merasa cemas berlebihan.
Artikel lainnya: 7 Tips Bebas Toksoplasma untuk Pencinta Kucing
Tes Toxoplasma: Apakah Perlu?
Tes toksoplasma dari kucing biasanya dilakukan melalui pemeriksaan darah untuk mendeteksi antibodi IgG dan IgM terhadap parasit T. gondii. IgG menunjukkan apakah Mama pernah terinfeksi sebelumnya, sementara IgM menandakan infeksi yang baru terjadi. Pemeriksaan ini tidak selalu dilakukan secara rutin pada semua wanita hamil, namun bisa direkomendasikan oleh dokter jika Mama termasuk dalam kelompok risiko tinggi, misalnya:
- Memelihara kucing dan sering membersihkan litter box.
- Sering mengonsumsi daging mentah atau setengah matang.
- Pernah mengalami keguguran berulang tanpa penyebab yang jelas.
- Memiliki gangguan kekebalan tubuh.
Jika hasil tes menunjukkan infeksi baru saat hamil, dokter akan memantau kondisi Mama dan janin lebih intensif, serta memberikan pengobatan jika diperlukan. Dalam beberapa kasus, tes lanjutan seperti PCR cairan ketuban dapat dilakukan untuk mengecek apakah janin ikut terinfeksi.
Namun, jika Mama diketahui sudah pernah terinfeksi sebelum hamil (ditandai dengan IgG positif dan IgM negatif), maka biasanya tidak perlu khawatir, karena tubuh sudah memiliki perlindungan alami terhadap infeksi ulang. Sebagai inang dari parasit Toxoplasma gondii, kucing memang bisa menjadi sumber penularan toksoplasmosis jika Mama tidak berhati-hati. Namun, hal itu bukan jadi alasan untuk tidak memelihara kucing.
Yang terpenting adalah memahami bagaimana infeksi ini bisa dicegah, terutama dengan menjaga kebersihan, mengelola kontak dengan litter box, dan memasak makanan dengan benar. Jika Mama merasa perlu, pemeriksaan darah untuk mengetahui status imun terhadap toksoplasma bisa menjadi langkah pencegahan yang bijak.
Ingin lebih tenang menjalani kehamilan sambil tetap memelihara kucing kesayangan? Yuk, dapatkan informasi terpercaya, tips kesehatan, dan dukungan dari sesama Mama yang sedang hamil di aplikasi Hallobumil! Bergabunglah dengan komunitasnya. Gabung di event online dan offline Hallobumil, dari kelas persiapan kehamilan sampai sesi edukasi tumbuh kembang si Kecil. Cek jadwalnya sekarang, ya, Ma!
Bingung menghitung masa subur? Coba health tools Kalender Masa Subur di Hallobumil biar program hamil Mama makin terarah! dan unduh aplikasinya sekarang untuk menemani perjalanan kehamilan Mama dengan lebih percaya diri dan nyaman