Artikel/Pasca Kehamilan/Ciri Ciri Anak Stunting Yang Perlu Dikenali

Ciri-Ciri Anak Stunting yang Perlu Dikenali Oleh Mama

Athika Rahma | Diterbitkan pada 05 Agustus 2025
Ditinjau oleh Tim Ahli Hallobumil
Kenali ciri-ciri anak stunting sejak dini, seperti pertumbuhan yang terhambat dan kemampuan belajar terganggu. Yuk Ma deteksi lebih awal penting untuk mencegah dampak jangka panjangnya.
ciri-ciri-anak-stunting-yang-perlu-dikenali

Pertumbuhan anak merupakan proses yang sangat penting untuk masa depannya. Namun, ada kondisi yang bisa menghambat tumbuh kembang anak, salah satunya adalah stunting. Stunting sering kali tidak disadari sejak awal karena pertumbuhannya berjalan perlahan dan gejalanya tidak selalu terlihat langsung. 

Padahal, jika dibiarkan, stunting bisa berdampak jangka panjang pada kemampuan fisik, kognitif, bahkan kesehatan anak saat dewasa nanti. Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk memahami apa itu stunting, ciri-ciri anak stunting, bagaimana mengetahui anak stunting, hingga langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.

Apa Itu Stunting?

Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek dari rata-rata usianya karena kekurangan gizi yang berlangsung dalam waktu lama. Menurut World Health Organization (WHO), stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan akibat kurangnya asupan gizi selama periode paling penting dalam kehidupan anak, yaitu sejak masa kandungan hingga usia dua tahun.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menyatakan bahwa stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak berada di bawah standar usianya. Kondisi ini terjadi karena asupan nutrisi yang tidak mencukupi sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal pertumbuhan anak.

Perbedaan Stunting dengan Gizi Buruk

Meskipun sama-sama berkaitan dengan kekurangan gizi, stunting berbeda dengan gizi buruk. Stunting bersifat kronis, artinya berlangsung lama dan berdampak pada pertumbuhan tinggi badan. Sementara itu, gizi buruk atau wasting adalah kondisi akut yang biasanya ditandai dengan berat badan yang turun drastis dalam waktu singkat. Jadi, anak yang mengalami stunting bisa saja terlihat sehat secara kasat mata, tetapi tinggi badannya jauh di bawah rata-rata.

Kenapa Stunting Bisa Terjadi?

Ada berbagai faktor penyebab stunting pada anak. Salah satunya adalah kurangnya asupan gizi selama masa kehamilan dan awal kehidupan anak. Bila Mama tidak mendapatkan nutrisi yang cukup saat hamil, atau jika bayi tidak menerima makanan bergizi setelah lahir, maka pertumbuhan anak bisa terganggu.

Infeksi yang sering terjadi, baik pada ibu hamil maupun anak, juga bisa menyebabkan tubuh anak kesulitan menyerap gizi. Selain itu, lingkungan yang tidak bersih, kurangnya akses air bersih, dan sanitasi yang buruk turut berperan. Faktor lain seperti kehamilan usia remaja, jarak kehamilan yang terlalu dekat, serta kondisi psikologis ibu seperti stres atau depresi juga bisa memengaruhi perkembangan janin.

Ciri-Ciri Stunting pada Anak

Mama bisa memperhatikan gejala anak stunting berikut sebagai ciri anak mengalami stunting:

1. Tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya

Salah satu ciri paling jelas dari anak yang mengalami stunting adalah tinggi badan yang jauh di bawah rata-rata anak seusianya. Jika tinggi anak berada di bawah -2 SD menurut grafik pertumbuhan WHO, maka kondisi ini dapat menjadi penanda stunting. Namun, perlu diingat bahwa faktor genetik juga bisa memengaruhi tinggi badan anak, sehingga perlu evaluasi menyeluruh.

2. Berat badan tidak naik sesuai usia

Anak yang berat badannya tidak bertambah secara konsisten atau bahkan stagnan dalam waktu lama perlu mendapat perhatian. Berat badan yang tidak sesuai dengan usia bisa menjadi tanda bahwa tubuhnya tidak mendapatkan cukup nutrisi, meskipun belum tentu masuk kategori stunting.

3. Pertumbuhan tinggi tubuh melambat

Anak dengan stunting biasanya tidak menunjukkan peningkatan tinggi badan yang sesuai dengan pertambahan usianya. Pertumbuhan tinggi yang lambat dan tidak mengikuti kurva pertumbuhan normal menandakan adanya masalah kronis dalam proses tumbuh kembangnya.

4. Wajah tampak lebih muda dari anak seumurannya

Anak dengan stunting sering kali memiliki tampilan wajah yang terlihat lebih muda dibandingkan teman-temannya. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan dalam perkembangan fisik secara keseluruhan, termasuk struktur wajah.

5. Lingkar kepala lebih kecil dari standar

Lingkar kepala yang lebih kecil dari ukuran ideal (microcephaly) bisa menunjukkan adanya keterlambatan perkembangan otak. Ukuran kepala anak sangat penting karena mencerminkan pertumbuhan otak, dan kondisi ini bisa menjadi salah satu indikator stunting yang cukup serius.

6. Tumbuh gigi terlambat

Pertumbuhan gigi yang tidak sesuai dengan usia juga bisa menjadi tanda stunting. Misalnya, jika anak belum tumbuh gigi sama sekali setelah usia 12 hingga 18 bulan, ini patut dicurigai sebagai bagian dari keterlambatan perkembangan tulang dan tubuh secara umum.

7. Kulit kering, rambut tipis, dan kuku rapuh

Anak yang kekurangan vitamin dan mineral dalam waktu lama akan menunjukkan tanda-tanda fisik seperti kulit kering dan kasar, rambut yang tampak tipis dan mudah rontok, serta kuku yang cepat patah atau rapuh. Ini merupakan sinyal bahwa tubuhnya tidak menerima asupan gizi yang cukup untuk menjaga kesehatan jaringan tubuh.

8. Mudah sakit dan proses pemulihan lama

Anak yang mengalami stunting memiliki sistem imun yang lemah karena tubuhnya kekurangan zat gizi penting seperti protein, zat besi, dan zinc. Akibatnya, anak lebih rentan terkena infeksi seperti batuk pilek, diare, atau demam, dan cenderung memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh.

9. Kurang aktif dan mudah lelah

Anak yang tampak lemas, tidak bersemangat, jarang bermain, atau lebih sering tidur bisa jadi sedang mengalami kekurangan energi akibat asupan makanan yang tidak mencukupi kebutuhan tubuhnya. Hal ini bisa menjadi gejala awal stunting yang sering tidak disadari.

10. Keterlambatan perkembangan motorik dan bicara

Stunting juga dapat berdampak pada kemampuan motorik dan kognitif anak. Misalnya, anak mengalami keterlambatan saat belajar duduk, merangkak, berjalan, atau berbicara. Anak juga mungkin kesulitan dalam mengingat, memusatkan perhatian, atau merespons rangsangan sekitar.

11. Kesulitan belajar saat masuk usia sekolah

Anak stunting cenderung memiliki kemampuan belajar yang rendah dan sulit mengikuti pelajaran di sekolah. Hal ini bisa disebabkan oleh perkembangan otak yang terhambat sejak dini akibat kurangnya asupan gizi penting selama masa pertumbuhan.

12. Perubahan perilaku dan sosial

Beberapa anak yang mengalami stunting juga menunjukkan perubahan perilaku, seperti mudah marah, cenderung pasif, atau menarik diri dari lingkungan sosial. Hal ini berkaitan dengan perkembangan otak dan kemampuan emosional yang terhambat akibat malnutrisi.

Cara Mengetahui Anak Stunting

Untuk mengetahui tanda anak stunting, Mama tidak cukup hanya mengandalkan penglihatan. Pemeriksaan secara berkala sangat penting, terutama pengukuran tinggi dan berat badan anak yang dibandingkan dengan standar pertumbuhan dari WHO.

Anak dikatakan mengalami stunting jika tinggi badannya berada di bawah dua standar deviasi (−2 SD) dari kurva pertumbuhan sesuai usianya. Biasanya, pengukuran ini bisa dilakukan di posyandu, puskesmas, atau klinik anak. Selain itu, dokter juga akan menilai perkembangan lainnya, seperti kemampuan berbicara, bergerak, hingga interaksi sosial.

Cara Mencegah dan Menangani Stunting

Pencegahan stunting harus dimulai sedini mungkin, bahkan sejak masa kehamilan. Berikut langkah-langkah penting yang bisa Mama lakukan:

1. Selama kehamilan

Pastikan Mama mendapatkan asupan gizi seimbang yang mencakup protein, zat besi, asam folat, kalsium, serta vitamin lainnya. Rutin memeriksakan kehamilan dan konsumsi tablet tambah darah juga sangat dianjurkan.

2. Saat bayi baru lahir

Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan berikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan. ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi pada masa awal kehidupannya.

3. Setelah 6 bulan

Perkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi, seimbang, dan kaya protein hewani seperti telur, ikan, daging, serta sayur dan buah. Pastikan tekstur dan jumlahnya sesuai dengan usia anak.

4. Stimulasi tumbuh kembang

Selain makanan, anak juga membutuhkan stimulasi dari orang tua, seperti diajak bicara, bermain, dan membaca buku bersama. Ini penting untuk perkembangan otak dan kemampuan sosialnya.

5. Kebersihan dan sanitasi

Jaga kebersihan lingkungan, biasakan cuci tangan pakai sabun, dan pastikan anak tinggal di lingkungan dengan akses air bersih dan sanitasi yang layak.

Jika anak sudah menunjukkan gejala stunting, jangan panik. Segera konsultasikan ke dokter agar bisa dilakukan penanganan secara menyeluruh. Anak masih bisa tumbuh dan berkembang optimal jika mendapatkan intervensi gizi dan stimulasi yang tepat, terutama sebelum usia 2 tahun.

Kapan Harus ke Dokter?

Mama sebaiknya membawa anak ke dokter apabila:

  • Tinggi badan anak tidak sesuai dengan standar usianya.
  • Anak sering sakit, lemas, atau tampak kurang aktif.
  • Anak tidak mengalami kenaikan berat badan selama beberapa bulan.
  • Ada keterlambatan perkembangan, seperti bicara atau berjalan.

Setiap anak berhak tumbuh sehat dan optimal, termasuk anak Mama. Karena itu, mengenali tanda-tanda stunting sejak dini bisa menjadi langkah awal yang sangat berarti. Dengan memastikan asupan gizi yang cukup, memberikan stimulasi sesuai usia, dan menjaga kebersihan lingkungan, Mama sudah berperan besar dalam mendukung tumbuh kembang anak.

Untuk mendapatkan insight seputar pencegahan stunting dan penyakit anak lainnya, yuk, gabung bersama ibu lainnya di komunitas Hallobumil! Mama bisa saling menyapa, konsultasi dengan dokter spesialis hingga mengikuti berbagai event terbaru dari Hallobumil.

Yuk, download aplikasi Hallobumil sekarang juga di App Store atau Play Store untuk mendaftar serta manfaatkan health tools HPL dan kalender masa subur dari HalloBumil, gratis dan mudah digunakan!

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
0
0
Bagikan
Facebook
Twitter
WA

Tumbuh Bersama di 1000 Hari Pertama Si Kecil

Komunitas hangat untuk dapatkan tips, cerita inspiratif, dan teman baru pada 1000 hari pertama si kecil bersama Hallobumil
image