Zat Besi, Nutrisi Penting Selama Kehamilan

dr. Indira Dewi Iriani

Seorang ibu tentu saja menginginkan anaknya terlahir dengan kondisi sehat, baik secara fisik maupun dari perkembangan otaknya. Bagaimana tidak, kesempurnaan fisik dan perkembangan otak ini adalah bekal sang bayi untuk belajar banyak hal pada kemudian hari.

Nutrisi ibu selama masa kehamilan merupakan salah satu kunci yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan sang bayi sejak dalam kandungan. Salah satu nutrisi yang menduduki prioritas teratas adalah zat besi.

Dampak Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil
Zat besi adalah elemen penting yang menyusun hemoglobin, yaitu komponen dalam darah yang berfungsi membawa oksigen dan berbagai nutrisi masuk ke setiap sel tubuh, termasuk ke plasenta janin.

Bila seorang ibu hamil kekurangan zat besi, dirinya berpotensi terkena anemia atau kurang darah. Tanda dan gejalanya berupa lemas, lesu, tidak bertenaga, dan terlihat pucat.

Tidak hanya berdampak negatif bagi sang ibu, anemia juga berisiko membahayakan perkembangan janin. Setiap sel tubuh janin yang sedang berkembang dan membutuhkan banyak oksigen serta nutrisi akan turut terancam, termasuk sel-sel otaknya.

Bila tidak diatasi, bukan tidak mungkin tumbuh kembang sang calon bayi akan terhambat dan nantinya bisa mempengaruhi tingkat kecerdasannya.

Kekurangan zat besi pada ibu hamil umum terjadi. Hal ini disebabkan selama masa kehamilan, volume cairan darah ibu meningkat sehingga diperlukan zat besi lebih banyak untuk mengimbanginya. Diperkirakan 50 persen dari semua ibu hamil di seluruh dunia mengalami kekurangan zat besi.

Konsumsi Suplemen Zat Besi
Untuk mengatasi ancaman anemia, umumnya ibu hamil diberikan asupan tambahan berupa suplemen yang mengandung zat besi.

WHO merekomendasikan suplemen harian sebesar 30-60 mg zat besi dan 0,4 mg asam folat untuk ibu hamil, sebagai usaha mencegah anemia karena kehamilan, sepsis, bayi berat lahir rendah, dan lahir prematur. Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi suplemen zat besi sejak trimester satu.

Beberapa ibu hamil mengalami gangguan pencernaan akibat suplemen zat besi. Misalnya, mual, muntah, kembung, sembelit, atau diare.

Untuk mengurangi keluhan tersebut, pemberian zat besi dapat diiringi dengan penambahan vitamin B6 untuk membantu meredakan rasa mual. Ada beberapa jenis suplemen yang telah dilengkapi dengan kedua nutrisi tersebut. Minum cukup air putih dan konsumsi makanan yang tinggi serat juga bisa mengurangi sembelit.

Mama perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan suplemen dengan dosis yang tepat dan cara minum yang betul sesuai kondisi kehamilan Mama.

Makanan sebagai Sumber Zat Besi
Selain suplemen, ibu hamil juga harus mengonsumsi makanan bergizi tinggi dan bervariasi untuk bisa mendapatkan zat besi secara alami.

Hewani, seperti daging sapi dan daging ayam, merupakan bahan makanan yang mengandung zat besi yang mudah diserap oleh tubuh (heme iron). Selain dari hewani, Mama juga bisa mendapatkan zat besi jenis lain (non-heme iron) dari kacang-kacangan, sayur-sayuran seperti bayam dan brokoli, tahu, dan sereal.

Disarankan untuk mengonsumsi makanan sumber zat besi bersamaan dengan makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk atau tomat. Ini bermanfaat dalam membantu tubuh menyerap zat besi secara maksimal.

Nah, sebaiknya Mama juga menjauhkan kopi, teh, susu dan produk susu, serta gandum utuh dari jam makan zat besi, karena bahan-bahan tersebut mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh.

Peran zat besi dalam kehamilan tidak boleh dianggap remeh, ya, Ma. Selain untuk mencegah anemia, zat besi juga penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan Mama dan janin.