Artikel/Pasca Kehamilan/Anak Alergi Bisa Berisiko Badan Pendek Dan Stunting

Anak Alergi Bisa Berisiko Badan Pendek dan Stunting?

Athika Rahma | Diterbitkan pada 16 Juni 2025
Ditinjau oleh Tim Ahli Hallobumil
Berat badan anak susah naik? Bisa jadi ada faktor nutrisi atau kesehatan yang memengaruhi. Yuk, ketahui penyebab umumnya dan temukan solusi tepat agar tumbuh kembang si Kecil tetap optimal!
anak-alergi-bisa-berisiko-badan-pendek-dan-stunting

Pertumbuhan anak merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan sejak dini, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupannya. Pada masa ini, anak sedang berada di fase emas pertumbuhan, di mana tubuh dan otaknya berkembang dengan sangat pesat.

Namun, berbagai faktor bisa memengaruhi jalannya proses ini, salah satunya adalah alergi makanan. Banyak Mama yang belum menyadari bahwa alergi bisa berdampak pada tumbuh kembang si Kecil, bahkan meningkatkan risiko terjadinya stunting. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai hubungan anak alergi stunting, khususnya kaitannya dengan stunting.

Mengenal Hubungan Alergi dan Pertumbuhan Anak

Apa itu stunting?

Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak berada di bawah standar usianya, berdasarkan kurva pertumbuhan dari WHO. Secara umum, anak dikatakan stunting jika tinggi badannya lebih dari dua standar deviasi di bawah rata-rata.

Stunting bukan sekadar anak pendek, melainkan menandakan adanya gangguan pertumbuhan kronis yang berlangsung lama, biasanya karena kekurangan gizi atau infeksi berulang sejak usia dini.

Stunting bisa memengaruhi kualitas hidup anak ke depannya. Bukan hanya berdampak pada tinggi badan, tapi juga bisa memengaruhi perkembangan otak, kemampuan belajar, hingga daya tahan tubuh.

Apa kaitannya alergi dengan stunting?

Mama mungkin bertanya, lantas, apa hubungan alergi makanan dan stunting? Beberapa jenis alergi, terutama alergi makanan seperti alergi susu sapi, dapat memengaruhi pertumbuhan anak secara tidak langsung.

Alergi bisa menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan, seperti diare berkepanjangan atau peradangan usus. Kondisi ini membuat tubuh anak sulit menyerap nutrisi penting yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya.

Selain itu, anak dengan alergi makanan sering kali harus menjalani diet eliminasi, yaitu menghindari makanan tertentu. Jika diet ini dilakukan tanpa pengawasan tenaga kesehatan atau ahli gizi, asupan gizi anak bisa menjadi tidak seimbang, anak alergi dan pertumbuhan terhambat.

Penyebab Alergi yang Dapat Menghambat Pertumbuhan

Alergi bisa berasal dari berbagai jenis makanan, tapi ada beberapa yang lebih sering menyebabkan gangguan pertumbuhan, terutama jika tidak ditangani dengan baik.

1. Alergi susu Sapi (CMPA)

Ternyata, alergi susu sapi bisa menyebabkan stunting, Ma. Ini adalah jenis alergi makanan yang paling umum terjadi pada bayi dan balita. Susu sapi merupakan sumber protein, kalsium, dan energi yang sangat penting dalam masa tumbuh kembang.

Saat anak mengalami CMPA, Mama mungkin diminta untuk menghentikan pemberian susu formula berbahan dasar susu sapi. Bila tidak ada pengganti yang sesuai, asupan nutrisi anak bisa terganggu.

2. Alergi makanan ganda

Beberapa anak bisa memiliki lebih dari satu alergi makanan, misalnya alergi terhadap susu, telur, kacang-kacangan, dan ikan. Diet eliminasi pada anak dengan alergi ganda cenderung lebih ketat dan kompleks, sehingga makin besar pula risiko kekurangan gizi.

3. Gangguan penyerapan nutrisi akibat alergi

Reaksi alergi yang terus-menerus bisa menyebabkan peradangan pada saluran cerna. Peradangan ini membuat usus tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik, meskipun anak sudah mengonsumsi makanan yang bergizi.

Ciri-Ciri Anak Alergi yang Berisiko Stunting

Mama perlu mengenali tanda-tanda anak alergi yang bisa memicu gangguan pertumbuhan. Berikut beberapa ciri yang patut diwaspadai:

  • Berat badan anak tidak naik sesuai kurva pertumbuhan, begitu juga tinggi badannya. Jika pertumbuhan si Kecil terhambat, terutama setelah menjalani diet eliminasi, Mama perlu mencurigai adanya risiko stunting.
  • Dampak alergi pada anak biasanya menyebabkan si Kecil diare atau muntah berkepanjangan. Gejala ini bisa menyebabkan kehilangan cairan dan nutrisi, yang menjadi faktor utama stunting.
  • Sulit makan atau nafsu makan menurun. Anak alergi mungkin menghindari makanan tertentu karena tidak nyaman setelah mengonsumsinya, seperti kembung atau nyeri perut.
  • Mudah sakit dan tampak lemas. Daya tahan tubuh anak dengan alergi yang tidak tertangani bisa menurun, dan ini berkaitan juga dengan status gizinya.

Artikel lainnya: Porsi Susu dan Makan di Usia 12 Bulan

Cara Mencegah Risiko Stunting pada Anak Alergi

Mengetahui anak memiliki alergi tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Mama. Namun, jangan khawatir. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting dan memastikan si Kecil tetap tumbuh sehat:

1. Konsultasi dengan dokter dan ahli gizi

Jangan melakukan diet eliminasi secara mandiri. Pastikan Mama mendapat panduan dari tenaga kesehatan agar makanan yang dihindari memiliki pengganti dengan nilai gizi seimbang.

2. Pantau pertumbuhan secara rutin

Lakukan pengukuran tinggi dan berat badan si Kecil secara berkala di Posyandu, Puskesmas, atau klinik tumbuh kembang. Ini penting agar setiap gangguan pertumbuhan anak bisa dideteksi sejak awal.

3. Pilih pengganti makanan yang tepat

Jika anak alergi susu sapi, dokter mungkin menyarankan susu formula berbasis protein soya. Pilihan ini tetap mengandung nutrisi untuk anak alergi yang penting bagi pertumbuhan.

4. Perhatikan asupan mikronutrien

Anak dengan alergi makanan sering kali kekurangan vitamin dan mineral tertentu. Pastikan asupan kalsium, zat besi, vitamin D, dan omega-3 tetap terpenuhi melalui makanan lain atau suplemen bila diperlukan.

5. Lakukan reintroduksi makanan bila memungkinkan

Setelah beberapa waktu, dokter akan mengevaluasi apakah alergi anak sudah mereda. Bila hasilnya positif, Mama bisa mulai mengenalkan kembali makanan tersebut secara bertahap di bawah pengawasan medis. Ini bisa jadi solusi anak alergi makanan yang dapat Mama coba.

Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?

Ada beberapa kondisi yang perlu Mama perhatikan, dan sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter jika:

  • Anak tidak menunjukkan peningkatan berat dan tinggi badan sesuai usianya.
  • Diet eliminasi berlangsung lebih dari 2–3 minggu tanpa pengawasan ahli.
  • Muncul gejala pencernaan kronis seperti diare terus-menerus, muntah, atau nyeri perut.
  • Anak terlihat lesu, tidak aktif, atau mengalami keterlambatan perkembangan motorik.
  • Gejala alergi seperti ruam, gatal-gatal, batuk, hingga sesak napas terjadi berulang.

Menghadapi anak dengan alergi memang tidak mudah. Namun, dengan penanganan yang tepat dan dukungan informasi yang cukup, Mama bisa membantu si Kecil tumbuh sehat dan bahagia. Kuncinya ada pada pemantauan pertumbuhan yang rutin, pola makan yang seimbang, dan kerja sama dengan dokter atau ahli gizi.

Dukung tumbuh kembang si Kecil dengan informasi yang tepat, Ma! Unduh aplikasinya sekarang, Gabung di komunitas Hallobumil dan untuk dapatkan tips mengelola alergi, panduan nutrisi, dan dukungan dari Mama lainnya yang punya pengalaman serupa. Mama juga bisa join webinar seputar tumbuh kembang anak untuk mendapatkan informasi dari para ahli di halaman event Hallobumil. Semua info penting ada di genggaman Mama!

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
0
1
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
T

herd oof the hfegvd udte ruuwu rue ruhe euhe udjej hdu ruu tampilkan selengkapnya

  • 0

Tumbuh Bersama di 1000 Hari Pertama Si Kecil

Komunitas hangat untuk dapatkan tips, cerita inspiratif, dan teman baru pada 1000 hari pertama si kecil bersama Hallobumil
image