Cara Mencegah Stunting pada Si Kecil Sejak Hamil
:strip_icc():format(webp)/hb-article/XKBxfDBJjszhRWdCyHoTo/original/684week-382-cara-mencegah-stunting-pada-si-kecil-sejak-hamil.jpg)
dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid
Tahukah, Mama, bahwa satu dari tiga balita di Indonesia menderita stunting? Meski stunting terjadi pada masa kanak-kanak, dampak stunting bisa dirasakan sejak kecil hingga dewasa.
Studi menemukan bahwa anak yang mengalami stunting memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dan lebih mudah tertular penyakit. Ini bisa mempengaruhi performa belajar, serta performa kerjanya saat ia dewasa.
Apa Itu Stunting?
Stunting, atau disebut juga kerdil, merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dua tahun ke bawah, yang terjadi akibat kekurangan gizi berkepanjangan. Proses terjadinya stunting dimulai pada seribu hari pertama kehidupan Si Kecil, terhitung saat Si Kecil ada di dalam kandungan hingga saat ia berusia dua tahun.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO), terdapat tiga penyebab utama stunting, yaitu:
- Asupan makanan Mama saat hamil kurang bergizi
- Anak tidak mendapatkan ASI secara eksklusif
- Anak tidak mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup dan bergizi
- Anak mengalami infeksi berulang atau penyakit kronis tertentu
- Kurangnya fasilitas sanitasi dan akses ke air bersih
Pada dasarnya, stunting adalah masalah perilaku yang disebabkan oleh pola makan ibu hamil, pola makan anak, serta pola asuh yang tidak tepat.
Mencegah Stunting pada Si Kecil Sejak Hamil
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk pembentukan otak, dimulai sejak di dalam kandungan. Oleh karena itu, usaha pencegahan stunting pada Si Kecil harus dimulai sejak hamil.
Berikut ini beberapa pencegahan stunting pada Si Kecil yang perlu dilakukan pada masa kehamilan:
1. Mengonsumsi Energi dan Protein yang Cukup Saat Hamil
Dibandingkan saat tidak hamil, kebutuhan energi 13 persen lebih tinggi dan kebutuhan protein 50 persen lebih tinggi saat hamil. Oleh karena itu, pastikan Mama mengonsumsi sumber energi dan protein yang cukup setiap hari.
Contoh beberapa makanan yang kaya akan energi dan protein adalah susu, keju, telur, kacang hijau, selai kacang, daging, tahu, dan tempe.
2. Mencukupi Kebutuhan Zat Besi dan Asam Folat Saat Hamil
Pada kondisi hamil, kebutuhan zat besi dan asam folat sangatlah tinggi. Rata-rata kebutuhan besi (Fe) ibu hamil adalah sebesar 800 miligram (mg). Sejumlah besi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan pembentukan sel darah merah Mama.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan ibu hamil untuk mengonsumsi tablet Fe minimal sebanyak 60 tablet selama kehamilan.
Sementara itu, asam folat dibutuhkan untuk pembentukan saraf janin. Berdasarkan rekomendasi WHO, setiap wanita yang sedang mempersiapkan kehamilan perlu mengonsumsi asam folat 400 mikrogram setiap hari hingga usia kehamilan 12 minggu.
3. Menjalani Pemeriksaan Antenatal Setidaknya Sebanyak Empat Kali
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan di fasilitas kesehatan oleh dokter atau bidan. Agar proses kehamilan terpantau dengan baik, WHO merekomendasikan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal setidaknya sebanyak empat kali.
Pemeriksaan pertama dilakukan sebelum usia kehamilan 12 minggu. Pemeriksaan kedua saat usia kehamilan sekitar 26 minggu. Pemeriksaan ketiga saat usia kehamilan sekitar 32 minggu. Lalu, pemeriksaan terakhir dilakukan pada usia kehamilan 36-38 minggu.
Selanjutnya, ibu hamil disarankan untuk menjalani pemeriksaan antenatal tambahan pada usia kehamilan 41 minggu jika belum ada tanda-tanda persalinan.
4. Melahirkan di Fasilitas Kesehatan
Agar persalinan berjalan dengan aman, Mama disarankan untuk melahirkan di fasilitas kesehatan dengan pertolongan Bidan atau Dokter. Jika Mama ingin melahirkan di tempat lain, misalnya di rumah, dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan Dokter yang menangani.
Stunting bisa dicegah sepenuhnya. Pencegahan stunting dimulai sejak masa kehamilan, dilanjutkan dengan memberikan ASI eksklusif dan MPASI yang tepat untuk Si Kecil.
hpl 31 Desember Semoga di perlancar Saya dan Bayiku Sehat Da tampilkan selengkapnya
- 0
Hai Mama, terima kasih atas responnya ya. Semoga Mama dan keluarga termasuk Si Kecil sehat selalu dan diberi kelancaran untuk HPL nanti ya. :) ^sm
- 0
Hai Mama, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk itu, Mima sarankan agar melakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui kendala tersebut dan berkonsultasi dengan dokter ya Ma :) ^aw
- 0
Hai Mama, aamiin ya dan tetap semangat. Sehat selalu ya untuk Mama dan Si Kecil :) ^aw
- 0
hpl 1 Juni blom ada tanda-tanda nih, perut cuma kenceng" tampilkan selengkapnya