Solusio Plasenta: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/UmeDcJAfx4no0y97HJqFr/original/fjhhg8sgep835vg7yg2xvyp7gpum58to.png)
Kehamilan adalah masa yang penuh harapan, namun juga bisa menghadirkan tantangan kesehatan yang perlu Mama perhatikan. Salah satu kondisi yang penting untuk diketahui adalah solusio plasenta.
Meski jarang terjadi, kondisi ini bisa berisiko bagi Mama dan janin bila tidak ditangani dengan cepat. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai solusio plasenta atau abrupsi plasenta, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara penanganannya.
Artikel lainnya: Flek Saat Hamil, Penyebab dan Solusinya
Apa Itu Solusio Plasenta?
Solusio plasenta adalah kondisi medis saat plasenta organ yang menyuplai oksigen dan nutrisi untuk janin terlepas sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum proses persalinan terjadi. Kondisi ini biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan, namun dapat muncul sejak usia kehamilan 20 minggu.
Plasenta yang terlepas dapat menghambat aliran oksigen dan zat gizi ke janin, serta menyebabkan perdarahan hebat pada Mama. Karena itu, solusio plasenta termasuk kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan medis segera.
Jenis Solusio Plasenta
Solusio plasenta dibedakan berdasarkan seberapa banyak plasenta yang terlepas dan apakah perdarahannya tampak keluar atau tersembunyi:
- Solusio sebagian: Hanya sebagian plasenta yang terlepas dari dinding rahim.
- Solusio total: Seluruh plasenta terlepas dari dinding rahim, yang umumnya menimbulkan risiko lebih tinggi.
- Perdarahan terbuka (revealed): Darah terlihat keluar dari vagina.
- Perdarahan tersembunyi (concealed): Darah terperangkap di balik plasenta dan tidak terlihat dari luar.
Penyebab Solusio Plasenta
Hingga kini, penyebab pasti solusio plasenta belum sepenuhnya diketahui. Namun, beberapa kondisi bisa meningkatkan risikonya, seperti:
- Cedera atau trauma pada perut (misalnya akibat kecelakaan).
- Pecahnya air ketuban secara tiba-tiba dan cepat.
- Kelainan bentuk rahim atau adanya tumor jinak seperti miom.
- Penggunaan zat berbahaya seperti rokok atau narkotika.
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya solusio plasenta meliputi:
- Riwayat solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya.
- Tekanan darah tinggi, baik yang sudah ada sebelumnya maupun yang muncul saat kehamilan.
- Usia kehamilan lebih dari 35 tahun.
- Kehamilan kembar (dua janin atau lebih).
- Pecah ketuban dini.
- Gangguan pembekuan darah.
Gejala Solusio Plasenta
Solusio plasenta bisa menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung tingkat keparahannya. Gejala yang perlu Mama waspadai antara lain:
- Perdarahan dari vagina, bisa ringan maupun banyak.
- Nyeri perut mendadak dan terasa terus-menerus.
- Rasa nyeri atau tegang pada rahim.
- Nyeri punggung bawah.
- Kontraksi rahim yang sering dan tidak teratur.
- Gerakan janin berkurang atau tidak terasa.
Tidak semua kasus solusio plasenta menimbulkan perdarahan yang terlihat. Karena itu, penting bagi Mama untuk memperhatikan perubahan pada tubuh dan segera konsultasi jika muncul tanda-tanda tersebut.
Artikel lainnya: Preeklamsia: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Dampak Solusio Plasenta bagi Ibu dan Janin
Solusio plasenta dapat berdampak serius, baik bagi Mama maupun janin.
Bagi Mama, risiko solusio plasenta yang bisa terjadi meliputi:
- Perdarahan berat yang dapat menyebabkan syok.
- Gangguan pembekuan darah.
- Kerusakan organ seperti ginjal atau hati akibat kurangnya aliran darah.
- Perlunya transfusi darah atau tindakan medis darurat.
Bagi janin, dampak yang mungkin timbul antara lain:
- Kelahiran prematur.
- Berat badan lahir rendah.
- Kekurangan oksigen (hipoksia) yang bisa memengaruhi perkembangan otak.
- Dalam kasus berat, bisa menyebabkan kematian janin.
Diagnosis Solusio Plasenta
Dokter akan melakukan beberapa langkah untuk mendiagnosis solusio plasenta:
- Pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kondisi rahim dan mendeteksi adanya kontraksi atau nyeri.
- Pemantauan denyut jantung janin menggunakan alat khusus.
- USG, meskipun tidak selalu dapat memastikan adanya solusio plasenta.
- Tes darah untuk mengetahui kadar hemoglobin dan fungsi pembekuan darah.
Pengobatan Solusio Plasenta
Penanganan solusio plasenta tergantung pada tingkat keparahan dan usia kehamilan. Berikut beberapa pendekatan yang biasanya dilakukan:
Perubahan gaya hidup
Untuk Mama dengan risiko tinggi atau gejala ringan:
- Menghindari aktivitas berat dan stres fisik.
- Beristirahat cukup dan dalam beberapa kasus, disarankan untuk bed rest.
- Memantau tekanan darah secara rutin dan mengatur pola makan yang sehat.
Tindakan medis
Jika perdarahan ringan dan kondisi janin stabil, Mama mungkin akan dirawat di rumah sakit untuk observasi. Dokter akan memberikan pengobatan pendukung dan melakukan pemantauan intensif.
Operasi
Jika terjadi perdarahan berat atau janin dalam kondisi gawat, tindakan operasi caesar mungkin diperlukan untuk menyelamatkan nyawa Mama dan bayi.
Penggunaan obat
Beberapa obat yang mungkin diberikan antara lain:
- Kortikosteroid untuk membantu perkembangan paru-paru janin jika harus dilahirkan sebelum waktunya.
- Obat penurun tekanan darah jika Mama mengalami hipertensi.
- Obat penghenti kontraksi (tocolitik) jika terjadi kontraksi dini.
- Transfusi darah bila terjadi kehilangan darah yang signifikan.
Pencegahan Solusio Plasenta
Walaupun tidak selalu bisa dicegah, ada beberapa langkah yang dapat Mama lakukan untuk menurunkan risikonya:
- Berhenti merokok dan menghindari zat adiktif selama hamil.
- Mengontrol tekanan darah, baik melalui gaya hidup sehat maupun pengobatan.
- Menghindari trauma perut, misalnya dengan selalu memakai sabuk pengaman saat berkendara.
- Rutin memeriksakan kehamilan dan mengikuti arahan dokter kandungan.
Artikel lainnya: Mengenal Pemeriksaan Amniocentesis Saat Hamil
Komplikasi Solusio Plasenta
Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, solusio plasenta pada kehamilan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:
- Syok akibat perdarahan hebat.
- Gangguan pembekuan darah (koagulopati).
- Kematian janin dalam kandungan.
- Kelahiran prematur yang berisiko menimbulkan gangguan pernapasan atau perkembangan pada bayi.
Obat Terkait Solusio Plasenta
Beberapa jenis obat yang umum digunakan dalam kasus solusio plasenta mencakup:
- Kortikosteroid: Membantu pematangan paru janin jika persalinan harus dilakukan lebih awal.
- Antihipertensi: Untuk mengontrol tekanan darah agar tetap stabil.
- Tocolitik: Untuk menghambat kontraksi dini.
- Produk darah: Seperti transfusi bila dibutuhkan untuk mengatasi perdarahan.
Kapan Harus ke Dokter?
Mama sebaiknya segera mencari pertolongan medis jika mengalami:
- Perdarahan dari vagina, terutama jika disertai dengan nyeri.
- Nyeri perut hebat yang datang tiba-tiba.
- Gerakan janin terasa berkurang atau tidak terasa sama sekali.
- Kontraksi rahim yang tidak biasa.
Solusio plasenta memang kondisi yang serius, namun dengan pengetahuan yang cukup dan perhatian terhadap gejala, Mama bisa segera mengambil tindakan yang tepat. Selalu jaga kesehatan selama kehamilan, perhatikan setiap perubahan pada tubuh, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Kehamilan yang sehat adalah awal dari kehidupan yang baik untuk Mama dan buah hati.
Jaga kesehatan kehamilan Mama dengan informasi yang tepat dan dukungan dari sesama ibu hamil. Gunakan kalkulator HPL Hallobumil yuk, Ma! Cukup masukkan tanggal haid terakhir atau tanggal konsepsi, Mama bisa langsung tahu perkiraan tanggal lahir si Kecil. Cepat, praktis, dan akurat.
Mama juga bisa ikuti berbagai event seru dan edukatif dari Hallobumil, baik online maupun offline, untuk menambah wawasan dan koneksi selama kehamilan Mama, cek eventnya di sini.
Unduh aplikasi Hallobumil sekarang dan temukan edukasi seputar kondisi seperti solusio plasenta, tips kehamilan, serta komunitas Hallobumil yang siap menemani Mama dalam setiap langkah perjalanan menuju persalinan yang aman dan sehat.