Artikel/Kehamilan/ Mengenal Pemeriksaan Amniocentesis Saat Hamil

Mengenal Pemeriksaan Amniocentesis Saat Hamil

Diterbitkan pada 02 Desember 2020
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
Pemeriksaan amniocentesis dapat mendeteksi adanya kelainan genetik pada janin. Kenali lebih jauh di sini.
mengenal-pemeriksaan-amniocentesis-saat-hamil

dr. Venny Beauty

Amniocentesis adalah prosedur yang dilakukan untuk memeriksa air ketuban Mama selama kehamilan.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan kromosom, defek tuba neural, dan kelainan genetik lainnya pada janin.

Selain itu, amniocentesis juga berguna untuk memeriksa kematangan paru janin pada kehamilan yang lanjut, atau untuk kepentingan hukum (seperti tes DNA).

Bagaimana prosesnya?
Dalam prosedur amniocentesis, Dokter mengambil cairan ketuban melalui perut Mama menggunakan jarum suntik khusus. Umumnya pemeriksaan ini dipandu dengan ultrasonografi (USG).

Di dalam cairan ketuban, terdapat sel fetus yang dapat memberi petunjuk akan kondisi janin. Cairan ketuban yang diambil sekitar 20 ml. Prosedur ini biasanya berlangsung singkat, sekitar tiga puluh detik hingga beberapa menit.

Kapan diperlukan pemeriksaan amniocentesis?
Dokter biasanya akan menganjurkan pemeriksaan amniocentesis jika ada indikasi bahwa janin memiliki risiko tinggi terhadap suatu penyakit atau kelainan genetik. Misalnya, pada mama yang pernah melahirkan bayi dengan kelainan bawaan, terdapat riwayat kelainan bawaan di keluarga, atau umur mama lebih dari 35 tahun.

Amniocentesis untuk mendeteksi kelainan bawaan biasanya dilakukan pada usia kehamilan 15-20 minggu. Pada keadaan tertentu, bisa juga dilakukan pada usia kehamilan yang lebih muda.

Amankah pemeriksaan amniocentesis?
Pemeriksaan amniocentesis merupakan prosedur yang aman dilakukan. Namun, tetap ada risiko sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati. Komplikasi yang dapat muncul akibat pemeriksaan ini, antara lain keguguran, kebocoran air ketuban, dan cedera pada janin.

Penelitian menunjukkan risiko keguguran akibat pemeriksaan amniocentesis sebenarnya sangat kecil, hanya berkisar 0,2-0,3 persen. Kebocoran air ketuban dapat saja terjadi, tetapi jarang. Dalam kasus kebocoran air ketuban, dapat berujung pada risiko kelahiran prematur akibat sedikitnya jumlah cairan ketuban.

Pada kasus-kasus tertentu, ibu hamil memang perlu melakukan pemeriksaan amniocentesis. Namun, tentu saja harus didiskusikan secara mendalam dengan Dokter Kandungan untuk mendapatkan gambaran seperti apa pemeriksaannya dan kemungkinan apa saja yang dihadapi.

Beberapa pemeriksaan pendahuluan mungkin perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk menjalani amniocentesis. Selain itu, Mama dan pasangan juga perlu berkonsultasi untuk mengetahui langkah apa yang harus dibuat apabila diagnosis kelainan penyakit tertentu diperoleh.

Baca lewat aplikasi lebih mudah loh, Ma
Dari artikel kehamilan hingga parenting, semua ada di aplikasi Hallo Bumil. Yuk, Download Ma
20
2
Bagikan
Facebook
Twitter
WA
DRS

Zaha

  • 0
DRS

Zaha

  • 0