Metode Mencukur Bulu yang Aman dan Berbahaya Saat Hamil
:strip_icc():format(webp)/hb-article/1ZG2htiyD0YuWDzHntRiQ/original/608week-331-metode-mencukur-bulu-yang-aman-dan-berbahaya-saat-hamil.jpg)
dr. Marlene Abigail
Kehamilan membuat banyak perubahan di dalam tubuh Mama. Tak terkecuali perubahan pada rambut di kepala maupun di badan.
Berita baiknya, rambut di kepala Mama biasanya bertambah lebat. Tapi, tidak hanya di kepala, rambut di bagian tubuh lain bisa menjadi lebih lebat. Bahkan tumbuh rambut di tempat yang sebelumnya tidak ada, seperti di bagian atas bibir, dagu, perut, dan dada.
Hal ini mungkin menyebabkan Mama ingin menyingkirkan rambut-rambut tersebut. Tapi sebelumnya, kita simak yuk metode apa yang aman dan yang sebaiknya dihindari saat hamil.
Metode yang Aman saat Hamil
Berikut ini adalah metode mencukur bulu yang aman saat hamil:
- Threading
Untuk mencukur rambut yang halus, misalnya alis atau rambut di atas bibir, threading dapat menjadi pilihan yang praktis dan aman karena tidak melibatkan bahan kimia dan prosedur yang menyakitkan.
Threading dapat mencabut rambut halus dengan cara menggesekkan dua buah untaian benang – biasanya dilakukan oleh tenaga profesional di salon. - Pisau Cukur
Tidak melibatkan bahan kimia, menghilangkan bulu dengan pisau cukur juga menjadi pilihan yang aman. Baik pisau cukur manual maupun elektrik, keduanya bisa digunakan. Tetapi, rambut akan cepat tumbuh lagi sehingga metode ini perlu diulang beberapa hari sekali dan risiko iritasi meningkat.
Jika perut Mama semakin membesar, Mama mungkin akan kesulitan mencukur daerah kaki atau kemaluan. Karena itu, sebaiknya Mama tidak melakukannya sendiri karena berisiko jatuh. - Waxing atau Sugaring
Menggunakan bahan semacam lilin atau larutan gula, membuat waxing atau sugaring relatif aman. Tapi, perubahan kulit yang terjadi saat hamil mungkin akan membuat Mama lebih merasakan nyeri.
Selain itu, risiko infeksi waxing lebih besar daripada metode yang lain, apalagi jika Mama melakukannya di salon.
Efek Samping Mencukur Bulu
Walaupun relatif aman, mencukur bulu saat hamil punya efek samping, yaitu:
- Iritasi Kulit
Kulit Mama yang lebih sensitif saat hamil membuatnya lebih mudah teriritasi. Karena itu, semua metode perlu dilakukan dengan hati-hati. - Infeksi Kulit
Semua metode menghasilkan luka-luka kecil pada kulit yang bisa menjadi tempat masuknya bakteri. Karena itu, kebersihan saat melakukan metode dan setelahnya perlu diperhatikan dengan saksama. - Penggelapan Warna Kulit dan Melasma
Perubahan hormon saat hamil membuat kulit Mama lebih rentan mengalami penggelapan yang dipicu oleh iritasi. Bahkan, pada beberapa Mama bisa muncul melasma, yaitu bercak-bercak kecokelatan atau keabuan yang biasanya muncul pada wajah.
Metode yang Sebaiknya Dihindari
Sebaiknya, beberapa metode mencukur bulu ini dihindari karena berisiko membahayakan Si Kecil.
- Krim Penghilang Bulu
Krim penghilang bulu mengandung bahan kimia yang bertujuan untuk menghancurkan rambut. Penelitian mengenai keamanan bahan kimia terhadap Si Kecil masih terbatas sehingga sebaiknya metode ini dihindari.
Selain itu, bahan kimia yang terkandung di dalam krim ini memiliki bau yang menyengat karena biasanya ditambahkan pewangi yang kuat. Bahan-bahan ini bisa membuat iritasi pada kulit Mama yang lebih sensitif saat hamil. - Laser dan Elektrolisis
Keduanya adalah metode untuk menghilangkan rambut secara permanen. Secara teori, kedua metode ini aman untuk ibu hamil, namun belum ada penelitian yang mendukung keamanannya sehingga sebaiknya metode ini dihindari selama kehamilan.
Laser dan elektrolisis yang dilakukan saat hamil juga berisiko menyebabkan penggelapan warna kulit. Karena itu, jika ingin menghilangkan rambut secara permanen, lebih baik Mama menunggu setelah Si Kecil lahir.