Amankah Salicylic Acid untuk Bumil? Cek Aturan & Alternatifnya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/b3BHnqRgJk7t37DcyOxMM/original/7ruyk95kf5qare8g61oker24jzaiy8oj.png)
Perubahan hormon selama hamil kerap menimbulkan masalah kulit seperti jerawat, komedo, hingga kulit berminyak. Saat mencari solusi, banyak ibu hamil menemukan salicylic acid sebagai kandungan skincare yang efektif.
Namun, muncul keraguan terkait penggunaan salicylic acid selama hamil. Yuk, cari tahu keamanan penggunaan salicylic acid untuk bumil. dan apa saja kandungan skincare aman untuk bumil lewat ulasan berikut ini.
Artikel Lainnya: Apa yang Terjadi pada Kulit Wanita Hamil?
Amankah Salicylic Acid untuk Ibu Hamil?
Pertanyaan ini sering muncul di benak para ibu hamil, mungkin juga termasuk Mama yang sedang berjuang melawan jerawat atau masalah kulit lainnya. Jawabannya adalah salicylic acid untuk bumil umumnya aman, asalkan digunakan dalam konsentrasi rendah dan hanya untuk pemakaian luar (topikal).
Bahan skincaresalicylic acid yang digunakan secara topikal dalam konsentrasi rendah (umumnya ≤ 2%) secara umum tergolong aman untuk bumil. Namun, penggunaan perlu dilakukan dengan hati-hati dan sebaiknya konsultasi dahulu ke dokter kandungan atau dermatolog.
Aturan Penggunaan Salicylic Acid Selama Kehamilan
Meski secara umum salicylic acid aman digunakan selama hamil dan tidak termasuk ketat dalam kategori skincare yang dilarang untuk ibu hamil, namun ada beberapa aturan penting yang perlu diperhatikan agar penggunaannya tidak berisiko bagi janin maupun kesehatan Mama. Berikut di antaranya:
1. Pilih konsentrasi rendah
Produk skincare dengan salicylic acid umumnya tersedia dalam berbagai kadar, mulai dari 0,5% hingga lebih dari 20% untuk peeling. Untuk ibu hamil, dianjurkan untuk membatasi pemakaian maksimal 2% pada produk topikal seperti sabun wajah, toner, atau serum. Dengan konsentrasi yang rendah, ini dianggap cukup aman dan efektif untuk membantu mengatasi jerawat ringan hingga sedang.
2. Gunakan secara topikal, bukan oral
Perlu Mama ingat, salicylic acid dalam bentuk oral (diminum) tidak aman untuk ibu hamil karena berhubungan dengan risiko komplikasi kehamilan, seperti perdarahan atau gangguan perkembangan janin. Oleh karena itu, gunakan hanya dalam bentuk skincare yang dioleskan ke kulit.
3. Hindari pemakaian di area luas
Dianjurkan untuk tidak mengoleskan salicylic acid di area tubuh yang luas atau terlalu tebal. Risiko penyerapan ke dalam aliran darah akan meningkat jika digunakan di area kulit yang besar dengan konsentrasi tinggi.
4. Batasi frekuensi penggunaan
Mama cukup gunakan 1 kali sehari atau 2–3 kali seminggu, tergantung kebutuhan kulit. Terlalu sering menggunakan BHA bisa menyebabkan kulit bumil lebih kering, iritasi, atau mengelupas.
Artikel Lainnya: Panduan Memilih Skincare Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui
5. Selalu gunakan sunscreen
Salicylic acid termasuk kelompok BHA (Beta Hydroxy Acid) yang membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari. Karena itu, sangat disarankan untuk selalu menggunakan sunscreen yang aman untuk ibu hamil agar kulit terlindungi dari risiko hiperpigmentasi atau iritasi akibat paparan UV.
6. Lakukan patch test
Sebelum mulai rutin menggunakan, Mama perlu melakukan uji coba di area kecil kulit (misalnya di rahang bawah atau belakang telinga). Jika tidak ada reaksi gatal, kemerahan, atau perih berlebih dalam 24 jam, produk tersebut kemungkinan aman digunakan.
7. Konsultasikan dengan dokter
Pada dasarnya, setiap bumil punya kondisi kulit yang berbeda-beda. Jika jerawat tergolong parah atau muncul iritasi setelah menggunakan salicylic acid, sebaiknya hentikan pemakaian dan konsultasikan dengan dokter kandungan atau dokter kulit untuk mendapatkan rekomendasi obat jerawat untuk ibu hamil yang lebih aman.
Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Stretch Mark Saat Hamil
Alternatif Kandungan Skincare Jerawat yang Aman untuk Bumil
Jika Mama ingin menghindari salicylic acid atau mencari opsi lain, terdapat beberapa pilihan kandungan skincare aman untuk bumil yang bisa membantu mengatasi jerawat tanpa risiko berlebihan, seperti:
- Azelaic acid: Ampuh untuk mengatasi jerawat dan hiperpigmentasi. Kabar baiknya, penggunaan azelaic acid untuk bumil dianggap aman.
- Benzoyl peroxide (kadar rendah): Kandungan ini cukup efektif untuk mengatasi jerawat sedang asal digunakan dalam konsentrasi rendah. Dianjurkan untuk memilih produk dalam bentuk cleanser.
- Glycolic acid & Lactic acid (AHA): AHA BHA untuk bumil umumnya aman digunakan dalam konsentrasi rendah (<10%). Kandungan ini bisa berfungsi sebagai eksfoliator lembut sekaligus membantu mengatasi masalah jerawat.
- Niacinamide, vitamin C (kadar rendah), hyaluronic acid: Ketigabahan ini cukup lembut dan aman digunakan selama kehamilan, asalkan digunakan dalam konsentrasi rendah. Bahan ini juga mengandung antioksidan yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit.
- Topikal clindamycin atau erythromycin: Penggunaan obat ini bisauntuk jerawat yang lebih membandel. Namun, diperlukan resep dokter untuk menggunakan antibiotik yang satu ini.
- Spot treatment ringan dengan masker yoghurt (lactic acid): Ini merupakan salah satu cara alami yang lembut dan aman untuk meredakan jerawat ringan
Setiap ibu hamil berhak merasa cantik dan percaya diri. Dengan memilih skincare yang tepat, kulit bisa tetap sehat tanpa harus cemas. Yuk, mulai langkah kecil sekarang dengan download aplikasi Hallobumil untuk mendapatkan informasi seputar kehamilan.
Untuk menambah ilmu, Mama juga bisa mengikuti kelas online HalloBumil dengan para ahli yang membahas seputar kehamilan, persalinan, dan parenting. Jangan lupa, ikuti juga komunitas WhatsApp HalloBumil untuk mendapatkan dukungan penuh dari sesama Mama.