Amankah Microlax untuk Ibu Hamil? Cek Dosis & Efek Sampingnya
:strip_icc():format(webp)/hb-article/hjszHK7_TIpWBsDjDUE_c/original/4sieq7p927gprmqeo1wrqjgd4twmu6gt.png)
Sembelit adalah keluhan yang cukup sering dialami ibu hamil, terutama seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Perubahan hormon, tekanan rahim yang makin membesar, serta pola makan yang berubah dapat membuat proses buang air besar jadi tidak lancar.
Dalam kondisi seperti ini, banyak Mama mulai mencari obat sembelit aman untuk ibu hamil, salah satunya Microlax.
Namun, sebelum menggunakannya, penting untuk memahami apa itu Microlax, bagaimana cara kerjanya, dan apakah benar Microlax untuk ibu hamil aman digunakan. Mari cari tahu jawaban lengkapnya di sini.
Artikel Lainnya: Jenis Obat yang Harus Dihindari Saat Hamil
Apa Itu Microlax dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Microlax adalah jenis pencahar lokal (micro-enema) yang bekerja di area rektum (ujung usus besar) tanpa diserap ke seluruh tubuh.
Obat ini terdiri dari larutan kecil (sekitar 5 ml per tube) yang mengandung kombinasi bahan seperti natrium sitrat, natrium lauryl sulfoacetate, sorbitol, dan gliserol.
Cara kerjanya secara sederhana, yakni kandungan sorbitol di dalamnya memiliki efek osmotik yang dapat menahan air ke dalam tinja, sehingga membuatnya lebih lunak dan mudah dikeluarkan.
Selain itu, kombinasi bahan lainnya juga dapat membantu melumasi dan memfasilitasi pergerakan tinja yang keluar dari rektum. Karena cara kerjanya di area rektum, obat ini tidak diserap ke dalam aliran darah secara signifikan, sehingga tidak memberikan efek ke janin.
Umumnya, efek Microlax bisa dirasakan dalam waktu 5–15 menit setelah digunakan. Berkat cara kerjanya yang cepat dan lokal, banyak orang yang menganggap obat ini lebih nyaman dibandingkan pencahar oral.
Apakah Microlax Aman untuk Ibu Hamil?
Microlax umumnya dianggap obat pencahar untuk bumil yang aman digunakan karena bekerja secara lokal di area rektum dan tidak diserap secara signifikan ke dalam aliran darah.
Artinya, kandungan natrium sitrat, sorbitol, dan natrium lauril sulfoasetat di dalamnya tidak akan sampai ke janin melalui plasenta.
Mengingat bahaya sembelit saat hamil dapat memicu wasir, rasa tidak nyaman, hingga gangguan tidur saat hamil, penggunaan obat pencahar seperti Microlax bisa menjadi solusi sementara yang aman bila cara alami belum berhasil.
Kendati demikian, penggunaan Microlax sebaiknya tidak dijadikan kebiasaan harian. Pemakaian terlalu sering bisa menyebabkan iritasi rektum, ketergantungan pencahar, atau gangguan fungsi buang air besar alami.
Oleh karena itu, dokter biasanya hanya merekomendasikan penggunaannya ketika sembelit saat hamil sudah cukup berat dan tidak membaik dengan cara alami, seperti peningkatan konsumsi serat dan air.
Artikel Lainnya: Inilah Pola Makan Ibu Hamil yang Benar, Jangan Sembarangan!
Peringatan Sebelum Menggunakan Microlax
Sebelum Mama memutuskan menggunakan Microlax selama kehamilan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaannya tetap aman, seperti:
- Konsultasi dengan dokter atau apoteker terlebih dahulu: Terutama jika ini adalah pemakaian pertama atau jika Mama memiliki kondisi kehamilan dengan risiko tinggi. Banyak panduan menyebut bahwa peringatan ini sangat dianjurkan.
- Jangan digunakan secara berulang atau jangka panjang tanpa pengawasan: Penggunaan terus-menerus bisa menyebabkan iritasi, ketergantungan, atau perubahan fungsi normal anus dan rektum.
- Hindari jika ada luka, peradangan, atau kondisi usus tertentu: Jika Mama memiliki penyakit radang usus, ulkus, obstruksi usus, wasir akut yang parah, atau perdarahan dari rektum, sebaiknya hindari penggunaan atau konsultasikan dokter.
- Perhatikan reaksi alergi atau iritasi lokal: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi lokal seperti rasa terbakar, iritasi atau ruam di sekitar anus. Jangan lanjutkan penggunaan jika reaksi tersebut muncul.
- Pastikan Mama dalam keadaan rehidrasi cukup: Karena efek osmotik menarik air ke dalam tinja, jika tubuhmu kurang cairan, bisa terjadi dehidrasi ringan saat hamil atau ketidakseimbangan elektrolit jika digunakan terlalu sering.
- Catat obat, suplemen, atau herbal yang sedang digunakan: Walau Microlax bekerja secara lokal dan tidak diserap, tetap ada kemungkinan interaksi atau reaksi jika digunakan bersamaan dengan obat lain.
Memperhatikan poin-poin di atas akan membantu memastikan bahwa penggunaan Microlax aman ibu hamil dan minim risiko.
Dosis dan Aturan Pakai Microlax
Mengetahui dosis yang tepat sangat penting agar penggunaan obat tetap aman dan efektif. Berikut panduan dosis dan aturan pakai yang aman:
- Microlax umumnya dijual dalam tube yang berisi 5 ml untuk satu dosis.
- Untuk orang dewasa (termasuk ibu hamil), dosis yang dianjurkan biasanya satu tube (5 ml) per kali penggunaan.
- Jika setelah 30–60 menit belum terjadi buang air besar, panduan menyebutkan bahwa Mama boleh menunggu hingga 1 jam, atau dalam beberapa keadaan bisa mempertimbangkan tube kedua, tetapi hanya atas saran dokter.
- Jangan menggunakan lebih dari satu tube dalam periode pendek secara rutin tanpa pengawasan medis.
- Tidak disarankan untuk penggunaan jangka panjang tanpa evaluasi kondisi dasar sembelitnya.
Selain itu, dosis ini berlaku bila tidak ada kontraindikasi khusus. Jika Mama memiliki kondisi medis tertentu, misalnya gangguan fungsi ginjal, penyakit usus, dan tekanan darah tinggi, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau memilih alternatif lain.
Artikel Lainnya: Wajib Tahu! Obat yang Tidak Aman Dikonsumsi oleh Ibu Hamil
Cara Menggunakan Microlax dengan Benar
Penggunaan yang tepat akan memaksimalkan efek dan meminimalkan iritasi. Berikut cara mengatasi sembelit ibu hamil dengan menggunakan Microlax secara tepar:
- Cuci tangan hingga bersih sebelum memegang tubeMicrolax.
- Buka tutup tube, biasanya diputar atau ditarik.
- Tekan sedikit ujung tube agar sedikit larutan keluar, ini sebagai pelumas agar mudah dimasukkan.
- Perhatikan posisi tubuh. Mama bisa duduk di toilet dengan posisi seperti biasa, atau berbaring di satu sisi dengan lutut ditekuk (posisi menyerong) agar lebih nyaman dalam memasukkan tube ke rektum.
- Masukkan nozzle atau tube secara perlahan ke dalam anus sampai mencapai kedalaman penuh (pada orang dewasa).
- Tekan seluruh isi tube secara perlahan agar larutan Microlax masuk ke rektum. Pastikan menekan sambil menarik nozzle agar larutan tidak terhisap kembali.
- Setelah itu, kendorkan otot anus (tahan sebentar) agar larutan tidak langsung keluar kembali. Tunggu beberapa menit, minimal 5 menit sebelum berusaha buang air besar.
- Segera ke toilet jika dorongan muncul. Hindari menunggu terlalu lama agar tidak kram atau ketidaknyamanan.
- Bersihkan area anus setelah selesai untuk kenyamanan dan kebersihan.
- Gunakan satu tube baru setiap kali pemakaian. Jangan pakai ulang tube yang sama.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, penggunaan Microlax dapat dilakukan secara efektif dan aman, selama tidak ada kontraindikasi.
Efek Samping Microlax
Seperti obat pada umumnya, Microlax pun bisa memicu efek samping meskipun tidak semua orang mengalaminya. Berikut dampak yang mungkin muncul:
- Iritasi lokal atau rasa terbakar pada area anus atau rektum, terutama jika digunakan terlalu sering atau dalam keadaan jaringan sensitif.
- Nyeri perut atau kram ringan sebagai respon tubuh terhadap gerakan usus.
- Diare jika obat bekerja terlalu cepat atau dosis terlalu besar.
- Reaksi alergi lokal, seperti ruam atau kemerahan, meskipun jarang terjadi.
- Perdarahan ringan pada anus jika terdapat luka minor atau jaringan yang lemah, sebaiknya hentikan penggunaan bila terjadi perdarahan.
Bila digunakan berlebihan dalam jangka panjang, obat ini bisa mengakibatkan iritasi anal, perubahan fungsi usus normal, atau ketergantungan penggunaan obat.
Jika Mama mengalami efek samping berat seperti perdarahan terus-menerus, nyeri tajam, demam, atau gejala tidak biasa lain, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan ke dokter kandungan atau spesialis pencernaan.
Artikel Lainnya: Diare Saat Hamil, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Interaksi Microlax dengan Obat Lain
Karena Microlax bekerja sangat lokal dan tidak banyak diserap ke dalam darah, potensi interaksi obat sistemik relatif rendah. Namun tetap ada beberapa kandungan yang perlu diperhatikan:
- Sodium polystyrene sulfonate. Kombinasi kandungan ini perlu konsultasi dengan dokter karena bisa terjadi interaksi lokal.
- Obat-obat lain, suplemen, atau herbal. Walau kemungkinan interaksinya kecil, tetap disarankan memberi tahu dokter semua obat yang sedang dikonsumsi agar mereka bisa memantau kemungkinan interaksi atau dampak sinergis.
- Karena efek Microlax sangat lokal, interaksi obat besar kemungkinan hanya muncul jika ada kondisi lokal (misalnya iritasi rektum) yang diperburuk oleh obat lain tertentu.
Secara umum, karena sifat kerjanya lokal dan tidak diserap sistemik, risiko interaksi serius sangat rendah. Kendati demikian, Mama tetap perlu waspada.
Kalau Mama sering mengalami sembelit saat hamil, jangan khawatir sendirian. Download aplikasi hallobumil untuk dapatkan panduan lengkap dan rekomendasi pencahar untuk bumil yang aman.
Jangan lupa juga gabung ke komunitas hallobumil, ikuti event bersama para ahli, dan akses tools hitung HPL (Hari Perkiraan Lahir) agar Mama bisa memantau tumbuh kembang janin dengan lebih tenang






:strip_icc():format(webp)/hb-article/TmBwmXyvvc5fBmDgsYa09/original/0kram-saat-hamil-ini-solusinya.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/e9NZTASpd1tc42Z4Gx9iu/original/0makanan-pantangan-ibu-hamil.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/43Mtw78Lk1CKWAEEeYQRf/original/0kenaikan-berat-badan-selama-hamil-yang-normal.jpg)
