Keputihan Saat Ingin Hamil: Normal atau Berbahaya?
:strip_icc():format(webp)/hb-article/vaoD13kAFL1Zvz6rn9eUn/original/siqhxypcm89qsudkxauf8g7ymjselmoy.png)
Keputihan saat ingin hamil sering kali menimbulkan pertanyaan bagi banyak wanita. Sebagian keputihan sebenarnya normal dan justru menjadi tanda tubuh sedang dalam kondisi subur, namun ada juga yang bisa menjadi tanda infeksi.
Jika tidak dikenali dengan tepat, kondisi ini dapat memengaruhi peluang kehamilan. Yuk, pahami lebih dalam perbedaan keputihan normal dan abnormal agar Mama lebih tenang dalam menjalani program hamil.
Artikel Lainnya: Waspadai Keputihan pada Ibu Hamil
Apakah Keputihan saat Awal Kehamilan Normal?
Keputihan saat program hamil sering kali membuat Mama bingung apakah itu tanda positif atau justru masalah kesehatan. Faktanya, keputihan tanda hamil biasanya berwarna putih susu atau bening, teksturnya agak kental, dan tidak menimbulkan bau menyengat maupun rasa gatal.
Kondisi ini terjadi karena peningkatan hormon estrogen dan aliran darah ke area vagina yang mendukung persiapan kehamilan. Selama tidak disertai keluhan lain, keputihan jenis ini masih tergolong normal.
Ciri Keputihan Abnormal yang Perlu Diwaspadai
Berbeda dengan yang normal, keputihan abnormal saat promil biasanya memiliki ciri warna kuning, hijau, atau abu-abu, disertai bau tidak sedap, rasa gatal, atau perih di area vagina. Kondisi ini bisa menjadi pertanda adanya infeksi yang memerlukan penanganan medis. Mama sebaiknya waspada jika keputihan berubah drastis dari biasanya, apalagi saat sedang menjalani program hamil.
Artikel Lainnya: Infeksi Vagina Saat Hamil, Berbahayakah?
Penyebab Umum Keputihan Abnormal
Perubahan pada lendir vagina tidak selalu normal. Ada beberapa penyebab keputihan tidak normal yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi. Mengenali penyebab ini penting agar Mama bisa lebih cepat melakukan langkah pencegahan maupun pengobatan.
Infeksi bakteri vaginosis
Bakteri vaginosis terjadi akibat ketidakseimbangan flora normal di vagina. Kondisi ini membuat lendir berwarna keabu-abuan dengan bau amis yang cukup kuat. Jika tidak ditangani, infeksi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan.
Infeksi jamur (candidiasis)
Infeksi jamur biasanya ditandai dengan keputihan berwarna putih pekat, mirip susu kental, serta menimbulkan rasa gatal. Jamur Candida albicans bisa tumbuh berlebihan karena kelembapan tinggi atau penggunaan antibiotik. Kondisi ini termasuk salah satu bentuk infeksi vagina dan kesuburan yang perlu diperhatikan karena bisa menurunkan peluang hamil.
Penyakit menular seksual (pms)
Beberapa PMS seperti trikomoniasis, klamidia, atau gonore dapat menyebabkan keputihan berwarna kuning kehijauan, berbau tajam, dan disertai nyeri saat buang air kecil. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan Mama, tetapi juga dapat berdampak pada janin bila tidak segera diatasi.
Dampak Keputihan Abnormal pada Kesuburan dan Kehamilan
Keputihan abnormal dapat mengganggu keseimbangan ekosistem vagina dan membuat sperma sulit mencapai sel telur. Bahkan, pada beberapa kasus, kondisi ini bisa meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur. Itulah mengapa Mama perlu mengenali tanda-tanda sejak dini, terutama ketika memperhatikan adanya perubahan pada lendir keputihan masa subur yang berbeda dari biasanya.
Artikel Lainnya: Wanita Lebih Mudah Terkena Infeksi Saluran Kemih
Cara Mengatasi dan Mencegah Keputihan Abnormal
Menjaga kesehatan reproduksi sejak dini adalah kunci untuk meningkatkan peluang hamil. Ada beberapa cara mengatasi keputihan sebelum hamil yang bisa Mama lakukan sebagai langkah pencegahan. Dengan perawatan yang tepat, risiko keputihan abnormal dapat ditekan seminimal mungkin.
1. Jaga kebersihan area intim
Gunakan sabun pembersih khusus area kewanitaan dengan pH seimbang dan hindari penggunaan cairan pembersih beraroma keras. Membersihkan vagina dari depan ke belakang juga penting untuk mencegah perpindahan bakteri. Langkah sederhana ini bisa menekan risiko keputihan abnormal saat promil.
2. Hindari pakaian ketat dan bahan sintetis
Pakaian dalam yang terlalu ketat atau berbahan sintetis bisa membuat area intim lembap, sehingga jamur lebih mudah berkembang. Pilih celana dalam berbahan katun agar sirkulasi udara tetap terjaga. Kebiasaan kecil ini sering kali sangat membantu mengurangi keluhan keputihan.
3. Konsumsi probiotik
Probiotik, baik dari suplemen maupun makanan fermentasi seperti yogurt, dapat membantu menyeimbangkan flora baik di vagina. Mengonsumsi probiotik secara rutin terbukti mendukung kesehatan saluran reproduksi. Dengan begitu, Mama bisa lebih siap menghadapi program hamil dengan kondisi tubuh yang sehat.
Keputihan saat ingin hamil bisa bersifat normal maupun abnormal, tergantung pada penyebabnya. Jika keputihan berwarna bening atau putih susu tanpa bau, biasanya itu tanda yang wajar bahkan bisa mendukung kesuburan.
Dengan menjaga kebersihan, memilih gaya hidup sehat, dan menerapkan cara mengatasi keputihan sebelum hamil, Mama bisa melindungi kesehatan reproduksi sekaligus meningkatkan peluang kehamilan.
Supaya Mama bisa dapat lebih banyak informasi seputar kehamilan hingga memperkirakan hari lahir si kecil lewat kalkulator HPL HalloBumil, yuk, unduh aplikasinya sekarang dan gabung dengan komunitas Hallobumil. Mama juga bisa bertukar cerita, dapat berbagai tips bermanfaat, hingga ikut event Hallobumil yang seru bersama ribuan Mama lainnya!