Inilah Batas Usia Kesuburan Wanita untuk Promil yang Aman
:strip_icc():format(webp)/hb-article/fV9UKUnwOfBGoPqHql8f_/original/m3btk8o4i16xtna8bf9vbxf0f1xemfk5.png)
Secara medis, kesuburan wanita bergantung pada kualitas dan jumlah sel telur yang dimiliki. Sayangnya, keduanya tidak bisa bertambah seiring waktu. Di sinilah muncul istilah batas usia kesuburan wanita yang sering jadi bahan diskusi.
Faktanya, kesuburan memang berubah seiring bertambahnya usia. Tubuh wanita mengalami banyak perubahan alami yang memengaruhi kemampuan untuk hamil.
Yuk, cari tahu bagaimana kondisi kesuburan berdasarkan usia, apa penyebab penurunannya, dan apa saja pilihan yang bisa ditempuh bila ingin hamil di usia matang.
Artikel Lainnya: Tips Meningkatkan Kesuburan di Usia 30-an agar Cepat Hamil
Kondisi Kesuburan Wanita Berdasarkan Usia
Pertama-tama, mari kita pahami bahwa kesuburan tidaklah tetap sepanjang hidup. Wanita dilahirkan sudah memiliki seluruh cadangan sel telur (oosit) yang akan menurun dari masa ke masa. Berikut kondisi kesuburan dalam rentang usia produktif:
- Di usia 20-an, wanita berada di puncak kesuburan. Peluang hamil per siklus bisa sekitar 20–25%.
- Memasuki usia sekitar 30 tahun, kemampuan reproduksi masih relatif baik, tetapi mulai ada penurunan lambat. Bahkan pada usia 30, peluang hamil alami tiap bulan sekitar 20%.
- Setelah usia 32 tahun, penurunan fertilitas mulai terasa secara signifikan, dan penurunan menjadi lebih cepat setelah usia 37 tahun.
- Di usia 40 ke atas, peluang hamil dalam satu siklus per bulan menurun drastis ke angka di bawah 5%.
- Menopause biasanya terjadi antara usia 45–55 tahun, yang menandai akhir alami kesuburan.
Dengan demikian, istilah umur berapa wanita susah hamil seringkali dikaitkan dengan usia 35 tahun ke atas, karena di situlah penurunan kesuburan menjadi lebih nyata dan risiko tambahan muncul.
Artikel lainnya: 6 Aplikasi Kesuburan Wanita Terbaik dan Akurat 2025
Mengapa Kesuburan Menurun Seiring Usia?
Penurunan kesuburan seiring bertambahnya usia bukan semata-mata keberuntungan menurun, melainkan hasil dari perubahan biologis di dalam ovarium dan sel telur. Dua aspek utama yang memengaruhi adalah jumlah sel telur dan kualitas sel telur.
Jumlah sel telur berkurang
Setiap wanita dilahirkan dengan jutaan folikel di ovarium, tetapi sebagian besar akan mengalami atrisi (kematian) seiring waktu. Lantas, kesuburan wanita menurun di usia berapa?
Sebagian besar cadangan folikel sudah menurun sampai 12 % dari jumlah maksimal ketika wanita memasuki usia 30 tahun. Pada usia 40 tahun, mungkin tersisa hanya sekitar 3% dari cadangan maksimal.
Penurunan ini adalah proses biologis yang terus berlangsung meskipun seorang wanita sedang hamil atau menggunakan kontrasepsi, cadangan tetap menurun.
Fenomena ini sering disebut cadangan ovarium (ovarian reserve). Semakin sedikit folikel yang tersisa, semakin kecil kemungkinan ovarium merekrut sel telur yang matang dalam siklus ovulasi.
Kualitas sel telur menurun (risiko aneuploidi)
Selain jumlah yang menyusut, kualitas sel telur berdasarkan usia juga ikut menurun. Dengan usia, mekanisme perbaikan DNA dan regulasi pembelahan sel menjadi kurang efektif sehingga risiko kesalahan kromosom meningkat.
Ketika sel telur tertahan dalam fase pembelahan meiosis selama dekade-dekade, risiko nondisjunction (ketidakseimbangan kromosom) jadi lebih tinggi.
Kegagalan perbaikan kerusakan DNA, mekanisme penuaan sel, dan faktor oksidatif turut berkontribusi pada penurunan kualitas. Akibatnya, peluang terjadinya kehamilan yang bukan euploid (aneuploidi), keguguran genetik, atau cacat kromosom meningkat.
Singkatnya, wanita usia 30–35 tahun ke atas menghadapi kombinasi penurunan jumlah dan kualitas sel telur, dua faktor yang secara kolektif mengurangi peluang hamil secara alami.
Artikel Lainnya: Ciri Tubuh Wanita Subur Penanda Peluang Hamil Tinggi
Risiko Kehamilan di Usia yang Lebih Matang
Saat seseorang mencoba untuk hamil di usia lebih matang, misalnya di atas 35 tahun, tidak cukup hanya melihat peluang hamil, tetapi juga risiko-risiko medis yang menyertainya. Beberapa risiko hamil di usia tua lanjut meliputi:
- Peningkatan risiko keguguran spontan, karena abnormalitas kromosom menjadi lebih sering.
- Risiko hipertensi kehamilan dan preeklamsia meningkat.
- Diabetes gestasional lebih mungkin muncul.
- Persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan kebutuhan perawatan intensif neonatal (NICU) lebih tinggi.
- C-section menjadi lebih umum.
- Risiko stillbirth (kematian janin di dalam rahim), cacat kromosom seperti Down syndrome, dan komplikasi plasenta (misalnya plasenta previa dan abruptio plasenta) meningkat.
- Kelainan bayi, efek jangka panjang pada kesehatan bayi juga bisa meningkat secara statistik.
Banyak penelitian menyebut bahwa tidak ada usia tunggal yang menjadi titik kritis, melainkan risiko terus meningkat secara bertahap setelah memasuki usia 35 tahun.
Meski demikian, banyak wanita sekarang hamil dan memiliki anak sehat di usia 35–40 tahun. Peluang hamil di usia 30/40 tetap bisa terjadi asalkan ada pemantauan medis yang baik dan kesiapan fisik yang memadai.
Artikel Lainnya: Susah Hamil Padahal Haid Lancar? Cari Jawabannya, yuk!
Pilihan untuk Hamil di Usia Lebih Matang
Jika seseorang ingin hamil di usia matang dan menghadapi penurunan kesuburan, ada berbagai pilihan klinis yang bisa dipertimbangkan. Dua di antaranya adalah IVF dan donor sel telur.
IVF (In Vitro Fertilization)
IVF adalah metode pembuahan di luar tubuh, sel telur diambil dari ovarium lalu dipertemukan dengan sperma di laboratorium, dan embrio yang terbentuk ditanam ke rahim.
Keunggulan IVF bisa membantu mengatasi hambatan kesuburan karena faktor usia ovarium atau tuba falopi. Tingkat keberhasilan IVF sangat tergantung usia dan kualitas sel telur.
Wanita di usia 35–37 tahun cenderung punya hasil yang lebih baik dibanding yang di usia 40 lebih. Dalam kasus sel telur sendiri lemah, prosedur seperti ICSI (intracytoplasmic sperm injection) atau teknik lainnya mungkin digunakan.
Sayangnya, Mama perlu memerhatikan biaya, beban emosional, dan kebutuhan protokol hormonal. Terkadang, beberapa pusat fertilitas merekomendasikan evaluasi cadangan ovarium (seperti AMH, FSH, atau antral follicle count) sebelum mengambil keputusan IVF.
Donor sel telur
Jika kualitas sel telur sudah sangat rendah, donor sel telur menjadi opsi yang bisa meningkatkan peluang kehamilan.
Dalam metode ini, sel telur dari donor muda (biasanya di usia optimal) dibuahi dengan sperma pasangan atau donor, dan embrio ditransfer ke rahim wanita penerima.
Karena sel telur berasal dari donor muda, risiko aneuploidi dan keguguran lebih kecil dibanding menggunakan sel telur wanita tua.
Keputusan ini secara emosional dan etika perlu dipertimbangkan dengan baik karena pasangan harus sepakat dan memahami implikasi biologis dan psikologisnya.
Di banyak klinik fertilitas, donor telur adalah pilihan standar ketika cadangan ovarium terlalu rendah atau kualitas sel telur sangat buruk.
Dalam rangka mendukung perjalanan kehamilan, Mama bisa download aplikasi hallobumil untuk mendapatkan informasi kandungan harian, tips menjaga kesuburan, dan konten edukasi kesehatan.
Mama juga bisa gabung ke komunitas hallobumil di WhatsApp untuk berbagi pengalaman, tanya jawab, dan dukungan dari ibu-ibu lainnya.
Jangan lupa untuk akses health tools Kalkulator Masa Subur di platform hallobumil. Terakhir, ikuti event hallobumil dengan para ahli untuk mendapat insight langsung dan konsultasi ringan seputar kesuburan dan kehamilan sesuai usia Mama.





:strip_icc():format(webp)/hb-article/OVYh3PefFEByfgDH84qTF/original/15054778135cc016a79ddea5.12930620.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/iuEbjQxWQVKEsf9tbtLw9/original/9610848165cc016b251ebf7.01786996.jpg)
:strip_icc():format(webp)/hb-article/erv22uNO1_cdZzSVwF_L9/original/10658065545cc016c1f2d931.86995857.jpg)
