Ciri Tubuh Wanita Subur Penanda Peluang Hamil Tinggi
:strip_icc():format(webp)/hb-article/_xzvaVXlqEEICp2XACsjX/original/aey6nrrhmnx9tc1d2145vxls1op5nc6b.png)
Mengetahui masa subur bisa menjadi kunci penting bagi Mama yang sedang merencanakan kehamilan. Selain membantu memperbesar peluang untuk hamil, pemahaman tentang kesuburan juga memberi Mama kendali atas tubuh sendiri. Artikel ini akan membahas apa itu masa subur, tanda wanita subur, cara medis untuk mengetahui kesuburan, hingga tips alami yang bisa Mama lakukan untuk mendukung program hamil.
Artikel lainnya: Kalau Lagi Masa Subur, Baiknya Berapa Kali ya Berhubungan?
Apa Itu Masa Subur pada Wanita?
Masa subur adalah rentang waktu dalam siklus menstruasi ketika peluang kehamilan berada di titik tertinggi. Biasanya, masa subur terjadi lima hari sebelum ovulasi ditambah satu hari saat ovulasi itu sendiri. Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur dari ovarium, dan ini adalah waktu ketika sel telur siap dibuahi oleh sperma.
Namun, penting diketahui bahwa tanda-tanda ovulasi bisa berbeda-beda pada setiap wanita. Banyak yang mengira bahwa ovulasi selalu terjadi di hari ke-14 dari siklus, tapi hasil penelitian dari University College London menunjukkan bahwa hanya 13% wanita yang memiliki siklus 28 hari yang konsisten.
Oleh karena itu, sebaiknya Mama mengenal masa subur wanita secara personal dibanding hanya mengandalkan perhitungan kalender umum.
Ciri Tubuh Wanita yang Subur
Agar Mama lebih mudah mengenali masa subur, tubuh sebenarnya memberikan berbagai tanda alami. Berikut 10 ciri tubuh wanita subur:
- Perubahan lendir serviks: Ciri-ciri masa subur dari keputihan bisa dilihat dari kondisi lendir serviks. Lendir serviks menjadi lebih jernih, licin, dan elastis seperti putih telur mentah. Kondisi ini membantu sperma bergerak lebih mudah menuju sel telur.
- Kenaikan suhu basal tubuh: Setelah ovulasi, suhu tubuh basal Mama bisa meningkat sedikit (sekitar 0,3–0,5°C). Mama bisa memantau ini dengan mengukur suhu tubuh setiap pagi sebelum beraktivitas.
- Nyeri ringan di perut bagian bawah: Beberapa wanita merasakan kram atau nyeri ringan saat ovulasi, yang dikenal dengan istilah "mittelschmerz".
- Peningkatan gairah seksual: Hormon estrogen yang meningkat menjelang ovulasi bisa membuat gairah seksual Mama ikut meningkat secara alami. Ini adalah salah satu tanda tubuh siap hamil.
- Payudara terasa lebih sensitif: Perubahan hormon juga bisa membuat payudara terasa sedikit nyeri atau lebih sensitif dari biasanya.
- Sedikit bercak darah: Beberapa wanita mengalami flek ringan di pertengahan siklus sebagai tanda ovulasi.
- Perubahan posisi leher rahim: Saat masa subur, leher rahim menjadi lebih lunak, tinggi, dan terbuka. Namun, gejala wanita sedang subur ini membutuhkan pengalaman dan latihan untuk bisa dirasakan secara mandiri.
- Indra penciuman lebih tajam: Hormon estrogen bisa membuat indra penciuman Mama lebih peka terhadap aroma tertentu, dan ini adalah salah satu ciri fisik wanita subur.
- Perut terasa sedikit kembung: Retensi air akibat perubahan hormon bisa membuat perut terasa agak penuh atau kembung.
- Perubahan suasana hati: Beberapa Mama merasa lebih energik atau mengalami perubahan mood saat menjelang ovulasi.
Artikel lainnya: Tips Meningkatkan Kesuburan di Usia 30-an agar Cepat Hamil
Cara Mengetahui Kesuburan Wanita Secara Medis
Jika Mama ingin mengetahui kondisi kesuburan dengan lebih akurat, ada berbagai metode medis yang bisa dilakukan. Tes ini biasanya dilakukan di klinik atau rumah sakit, dan hasilnya dapat membantu Mama mengambil langkah selanjutnya dalam program hamil:
- Tes Anti-Müllerian Hormone (AMH): Tes ini mengukur kadar hormon AMH dalam darah untuk melihat cadangan sel telur di ovarium. Dari tes ini, Mama bisa mengetahui ciri-ciri sel telur yang subuh dan tidak.
- Tes Follicle-Stimulating Hormone (FSH): Dilakukan pada hari ke-3 dari siklus menstruasi untuk mengetahui seberapa baik ovarium merespons stimulasi hormon.
- Pemeriksaan USG transvaginal (Antral Follicle Count): Melalui USG, dokter akan menghitung jumlah folikel kecil dalam ovarium Mama sebagai indikator cadangan ovarium.
- Tes ovulasi (LH test): Tes ini dilakukan dengan alat seperti test pack untuk mendeteksi lonjakan hormon LH, yang biasanya terjadi 24–36 jam sebelum ovulasi.
- Histerosalpingografi (HSG): Tes ini menggunakan sinar-X untuk memeriksa apakah saluran tuba falopi Mama terbuka atau tersumbat, serta untuk menilai kondisi rahim.
Artikel lainnya: 10 Tes Kesehatan untuk Mama yang Merencanakan Kehamilan
Tips Meningkatkan Kesuburan
Selain mengetahui ciri-ciri wanita subur dan gampang hamil serta cara mengeceknya, Mama juga bisa melakukan berbagai langkah alami untuk mendukung kesuburan. Berikut 10 tips yang bisa Mama praktikkan sehari-hari:
- Jaga berat badan ideal: Berat badan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mengganggu keseimbangan hormon dan menghambat ovulasi. Cobalah untuk menjaga indeks massa tubuh (IMT) di kisaran normal.
- Kelola stres dengan baik: Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu produksi hormon reproduksi. Yoga, meditasi, atau sekadar berjalan santai di alam bisa membantu menenangkan pikiran Mama.
- Batasi konsumsi kafein: Asupan kafein yang terlalu tinggi dikaitkan dengan penurunan peluang kehamilan. Usahakan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 200 mg kafein per hari (sekitar 1–2 cangkir kopi).
- Kurangi atau hindari alkohol: Alkohol dalam jumlah berlebihan bisa memengaruhi siklus ovulasi. Sebaiknya dihindari saat Mama sedang merencanakan kehamilan.
- Hentikan kebiasaan merokok: Merokok bisa mempercepat penurunan kualitas sel telur dan memperbesar risiko kehamilan di luar kandungan.
- Konsumsi makanan tinggi antioksidan: Makanan kaya folat, vitamin C, vitamin E, dan zinc dapat mendukung kesehatan reproduksi. Mama bisa mendapatkannya dari sayur hijau, buah beri, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Pilih karbohidrat kompleks dengan indeks glikemik rendah: Karbohidrat dengan indeks glikemik rendah membantu mengatur kadar insulin dan bisa bermanfaat untuk Mama yang memiliki PCOS.
- Tingkatkan asupan omega-3: Lemak sehat dari ikan laut, biji rami, dan kacang kenari dapat mendukung fungsi hormon dan kualitas sel telur.
- Kurangi konsumsi lemak trans: Lemak trans yang sering ditemukan pada makanan olahan atau gorengan bisa mengganggu keseimbangan hormon.
- Aktif bergerak namun tidak berlebihan: Olahraga ringan seperti jalan kaki, berenang, atau senam bisa membantu memperlancar sirkulasi darah dan menyeimbangkan hormon. Namun, hindari olahraga ekstrem yang terlalu berat.
Artikel lainnya: Olahraga yang Bermanfaat untuk Program Hamil
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Mama disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter bila:
- Mama berusia di atas 35 tahun dan sudah mencoba hamil selama lebih dari 6 bulan tanpa hasil.
- Mama berusia di bawah 35 tahun namun belum hamil setelah satu tahun mencoba secara aktif.
- Siklus menstruasi Mama tidak teratur atau sangat jarang.
- Mama memiliki riwayat kondisi seperti PCOS, endometriosis, atau gangguan tiroid.
- Pernah mengalami keguguran berulang.
Perjalanan menuju kehamilan bisa terasa lebih ringan saat Mama tidak menjalaninya sendirian. Gabung dengan berbagai komunitas di Hallobumil dan unduh aplikasinya sekarang untuk mendapatkan berbagai edukasi, tips kehamilan, berbagai event mengenai program kehamilan, serta dukungan dari sesama ibu hamil dalam perjalanan kehamilan Mama!